Rektor UMJ: Kesempurnaan Dosen Ketika Sudah Menjadi Guru Besar

Oleh :
Nadiva Rahma
Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si.,
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., saat memberikan sambutan pada acara pengukuhan Guru Besar UMJ di Auditorium Syafri Guricci, Selasa, (22/08/2023).

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menegaskan bahwa kesempurnaan seorang dosen adalah ketika ia sudah menjadi Guru Besar. Hal tersebut disampaikan Ma’mun dalam kata sambutannya pada acara pengukuhan Guru Besar baru UMJ di Auditorium Syafri Guricci, Selasa, (22/08/2023).

Baca juga : Muhammadiyah Dorong PTMA Jadi Kampus Terbesar di Indonesia

Selanjutnya Ma’mun mengatakan bahwa menjadi Guru Besar adalah sebuah kelaziman, dan bahkan mestinya keniscayaan, bagi seorang dosen setelah melewati tingkatan Asisten Lektor, Lektor, hingga Lektor Kepala.

Menurut Ma’mun, jabatan fungsional melekat pada diri seorang dosen. Sedangkan Guru Besar adalah tingkatan akhir dari jabatan fungsional.  Itu artinya jabatan Guru Besar atau Profesor hanya boleh disandang oleh seorang dosen.

Oleh sebab itu, menurut Ma’mun, akan aneh jika sekarang ada kebijakan Guru Besar kehormatan.  “Meskipun sudah banyak perguruan tinggi lain yang memberikan gelar Guru Besar Kehormatan, saya menentangnya. Karena kebijakan itu menciderai akal sehat saya,” tegasnya.

Universitas Muhammadiyah Jakarta mengukuhkan dua Guru Besar baru yaitu Prof. Dr. Dra. Andriyani, M.Ag., sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Islam dan Prof. Dr. Gofur Ahmad, S.T. M.M., sebagai Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Keduanya merupakan Guru Besar ke-13 dan 17 yang dimiliki UMJ.

Editor : Tria Patrianti

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/