Masih dalam momen bulan Syawal dan merayakan hari raya idulfitri, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) memperkuat tali persaudaraan civitas academica melalui agenda rutin Hari Bermuhammadiyah (HBM) ke-8 sekaligus Halal Bi Halal.
Baca juga : Alumni FTan UMJ Berbagi Pengalaman dalam Hari Bermuhammadiyah VII
Kegiatan digelar di Auditorium KH. Ahmad Azhar Basyir Gedung Cendekia UMJ, Kamis (25/04/2024). Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menjelaskan bahwa halal bi halal adalah kegiatan sekaligus dakwah kultural yang telah dilakukan Muhammadiyah sejak satu abad lalu.
Rektor UMJ Prof Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menjelaskan bahwa Halal Bi Halal atau silaturrahim merupakan peristiwa kultural bagi masyarakat muslim Indonesia. Halal Bi Halal juga sebagai budaya agama yang berakar kuat sejak lama di Muhammadiyah.
“Akar budaya halal bi halal sudah didokumentasikan dengan jelas di Suara Muhammadiyah (SM) persis satu abad yang lalu,” ungkap Ma’mun. Ia mengatakan bahwa HBM juga merupakan peristiwa kultural seperti halal bi halal dan bagian dari dakwah kultural yang memiliki semangat filosofis yang sama.
Sementara itu, dalam sambutannya Anggota Badan Pembina Harian (BPH) UMJ Drs. Nandi Rahman, M.Ag., menjelaskan tentang kewajiban muslim terhadap muslim lainnya. “Kita ini adalah orang-orang yang bersaudara maka tugas kita meningkatkan persaudaraan salah satunya bersilaturrahim,” ungkapnya.
Nandi juga berpesan agar civitas academica UMJ menjadi pribadi unggul sebagaimana UMJ telah meraih akreditasi Unggul. Pribadi unggul yang dimaksud ialah sikap positif yang dapat diteladani. “Kita harus bisa menjadi teladan yang pribadinya selalu ikhlas, bersyukur kemudian bertanggung jawab, dan mampu memperbaiki diri,” ujarnya.
Momen halal bi halal juga disebut sebagai ajang untuk mengurangi dosa. Hal itu disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah Dr. dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., dalam ceramahnya yang bertema “Meningkatkan Ukhuwah Menuju Pribadi Unggul.”
Agus menerangkan bahwa manusia ialah tempat yang dihiasi dosa dan kesalahan, maka dari itu apabila ingin menjadi pribadi unggul yang dalam Al-Qur’an disebut sebagai muttaqin harus memohon ampun dan membersihkan dosa.
“Jika terlanjur berbuat salah atau zalim dikatakan dalam Al-Qur’an agar segara memohon ampun dan membersihkan dosa. Kita tidak diperbolehkan menunda untuk bertaubat dari dosa itu. Bersegeralah kalau untuk urusan mohon ampun,” ungkapnya.
Namun tidak berhenti pada dosa pada Allah, akan tetapi manusia juga harus meminta maaf pada sesama manusia atas dosa yang diperbuat. Manusia kerap kali berbuat zalim terhadap manusia lainnya meskipun ibadahnya dinilai sangat baik.
“Tahukah kamu siapa orang bangkrut? Orang bangkrut yaitu orang yang merasa amal salehnya banyak tapi ternyata dia suka menzalimi dan berbuat dosa pada orang lain dan sampai mati tidak memohon maaf pada orang yang dizalimi,” katanya.
Dengan halal bi halal, umat muslim bisa saling memaafkan dan mendapat ampunan dari Allah Swt. Agus menjelaskan hal menarik terkait karakter manusia yang dapat berdampak pada kesehatan tubuh. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang biasa marah, gambarannya seperti orang stress.
Sedangkan orang yang tidak bisa memaafkan orang dijelaskan Agus, berdasarkan penelitian dapat menyebabkan stroke. Hal itu disebabkan karena darah dalam tubuh lebih kental dan ada kemungkinan trombositnya berlebihan yang dalam dunia neurologi memicu stroke.
“Ketika Ramadan serius mohon ampun pada Allah. Ketika halal bi halal, serius minta maaf pada sesama manusia. Maka paket berikutnya adalah menjaga agar tidak berbuat dosa lagi,” katanya.
Pada kesempatan ini, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) menjadi tuan rumah dari gelaran Hari Bermuhammadiyah ke-8. Bersamaan dengan pelaksanaan Halal Bi Halal, HBM ke-8 memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh civitas academica UMJ.
Pelayanan kesehatan meliputi donor darah yang didukung oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Banten dan cek kesehatan yang didukung oleh Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih. Selain itu ada pula penandatanganan MoU (memorandum of understanding) antara FKK UMJ dan Kolegium Dokter Indonesia (KDI).
Halal bi halal juga dimeriahkan oleh pembagian ratusan doorprize bagi civitas academica UMJ. Turut hadir Ketua KDI dr. Mahmud Ghaznawi, Ph.D., Wakil Rektor, Dekan, serta seluruh civitas academica UMJ.
Editor : Dian Fauzalia