Masjid, Ranting, Cabang, dan Pesantren Kuatkan Dakwah Muhammadiyah

Oleh :
Dinar Meidiana
Masjid, Ranting, Cabang, dan Pesantren Kuatkan Dakwah Muhammadiyah
Kiri ke kanan: Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah Dr. Maskuri, M.Ed., PCM Cileungsi Mustopa Idris, SE, Sy., M.E.I dan Takmir Masjid Al-Jihad Banjarmasin Taufik Hidayat saat menjadi narasumber Pengkajian Ramadan PP Muhammadiyah di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (20/03/2024). (Foto : KSU/M.H Fahmi)

Gerakan dakwah Muhammadiyah yang tidak hanya berputar pada ranah ideologis tapi juga aksiologis memberikan kebermanfaatan yang luas bagi seluruh umat. Salah satunya manfaat yang dihasilkan dari pengelolaan masjid, ranting, cabang, dan pesantren Muhammadiyah yang mendukung kekuatan dakwah Muhammadiyah.
 
Baca juga : Ustazah Oki: Muhammadiyah Perlu Perkuat Basis Jamaah Digital

Pada salah satu sesi dalam Pengkajian Ramadan 1445 H PP Muhammadiyah, yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), pada Rabu (20/3/2024). Hadir Takmir Masjid Al-Jihad Banjarmasin Taufik Hidayat. Ia menjelaskan bahwa Masjid Al-Jihad mendapat kepercayaan dari umat muslim di luar Muhammadiyah. 

Kepercayaan itu dilihat dari antusiasme umat muslim sekitar pada pelaksanaan program ibadah seperti kurban, dan zakat. Bahkan pada penyelenggaraan jenazah pun, Masjid Al-Jihad kerap menerima jenazah dari luar Muhammadiyah. 

Taufik menerangkan bahwa Takmir Masjid Al-Jihad tidak kaku atas perbedaan terkait penyelenggaraan jenazah, melainkan memberikan ruang bagi jamaah di luar Muhammadiyah untuk melaksanakan sesuai versinya pada bagian tertentu yaitu penguburan. 

Keterbukaan itulah yang kemudian membuahkan kepercayaan umat muslim sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas. Tidak hanya sebagai pusat peribadatan, Masjid Al-Jihad dikelola menjadi pusat ekonomi, pusat syiar dakwah, dan pusat peradaban melalui program-program unggulan seperti TV Al-Jihad, beasiswa, ATM Al-Jihad, makan gratis, dan lainnya. 

Begitu pula yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cileungsi Kabupaten Bogor, yang berupaya mengelola amal usaha dengan baik sehingga dapat menguatkan dakwah Muhammadiyah. Mustopa Idris, ME., Sy., dari PCM Cileungsi menegaskan bahwa apabila ranting, cabang, dan masjid dikelola dengan baik dan menjadi unggul, maka dapat dijadikan sebagai pusat relasi sosial bagi Muhammadiyah.

Berdasarkan pengalaman di PCM Cileungsi, hal itu dapat dicapai melalui pengintegrasian unsur-unsur yang ada di Muhammadiyah. PCM Cileungsi melakukan manajemen sentralisasi, sebagai strategi mempercepat pengembangan amal usaha Muhammadiyah.  

Sementara itu, unsur lainnya yang juga perlu dikuatkan untuk menjadi pusat relasi Muhammadiyah ialah pondok pesantren. Dalam hal ini Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah Dr. Maskuri, M.Ed., menerangkan bahwa pesantren di Muhammadiyah masih kesulitan menyesuaikan dengan regulasi pemerintah yaitu Undang-undang (UU) No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.  

Hal itu disebabkan ada beberapa syarat yang belum terpenuhi oleh pesantren Muhammadiyah di daerah, salah satunya ialah ketersediaan Kiai. Maskuri membenarkan adanya kesulitan dari pesantren Muhammadiyah di daerah-daerah untuk mencari Kiai sebagai syarat status pesantren sesuai UU tersebut. 

“Secara UU, pesantren yang kita (Muhammadiyah) miliki kurang terakomodir. Kami berharap pada PDM atau cabang, kalau mau pesantren binaannya didorong untuk menjadi pesantren sesuai UU, maka harus memenuhi syarat pesantren yaitu ada kiai, santri, asrama, kajian kitab kuning/dirasah islamiyah dan masjid,” ungkap Maskuri. 

Hal ini menjadi penting melihat jumlah dan penyebaran pesantren Muhammadiyah belum meluas di seluruh Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) PP Muhammadiyah, ada beberapa daerah yang belum memiliki pesantren Muhammadiyah yaitu Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. 

Pondok pesantren dapat menjadi pusat relasi sosial melalui program-programnya diantaranya mubaligh hijrah, praktik kerja lapangan, santri mengabdi, pengembangan ekonomi masyarakat, dan lainnya. 

Tidak hanya santri, ustaz, mudir, dan alumni dari pesantren juga turut berperan sebagai agen dari relasi sosial Muhammadiyah. Beberapa alumni sekolah dan pesantren Muhammadiyah yang kini berkiprah berdakwah melalui berbagai lembaga maupun institusi di berbagai bidang, di antaranya Ustaz Adi Hidayat, Prof. Hilman Latief, Ph.D., M. Shamsi Ali, Lc., MA., Ph.D., Muhammad Anis Matta, Lc., dan masih banyak lagi. 

Editor : Dian Fauzalia

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/