Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (PBSI FIP UMJ) menggelar pementasan teater berjudul Jeng Menul di Auditorium FIP UMJ, Rabu (24/1/24).
Baca Juga: Tingkatkan Literasi, Mahasiswa PBSI UMJ Berikan Media Edukasi ke Sekolah
Lakon Jeng Menul menggambarkan permasalahan yang dialami manusia dalam bertetangga. Dikemas dengan komedi, pertunjukan teater ini mengajak penonton untuk merasakan kehidupan sebuah masyarakat yang terganggu akibat adanya penjual bubur baru bernama bernama Rumenul Setyo Kinasih atau Jeng Menul.
Jeng Menul menimbulkan gangguan dikarenakan para suami dan laki-laki di lingkungan sekitar tempatnya berjualan banyak yang tertarik terhadap kecantikannya membuat para istri khawatir. Pementasan ini merupakan ciri khas Program Studi (Prodi) PBSI UMJ untuk mengaplikasikan pembelajaran sastra dalam kehidupan sehari-hari melalui pertujukan teater.
Ketua Prodi PBSI UMJ Wika Soviana Devi, M.Hum mengapresiasi penyelenggaraan pertujukan teater Jeng Menul. Menurutnya, mahasiswa bisa membuktikan menguasai teori dan praktik. Pertunjukan ini merupakan luaran dari mata kuliah Pagelaran Sastra untuk penilaian Ujian Akhir Semester (UAS). Oleh karenanya seluruh yang terlibat dan berperan dalam pagelaran adalah mahasiswa yang mengampu mata kuliah tersebut.
Senada dengan hal itu, Dosen Pagelaran Sastra Mohammad Fadli, M.Pd., mengatakan mahasiswa sudah berhasil mengemas produksi teater yang menarik untuk penonton. Hal itu dibuktikan dengan gelak tawa muncul dari para penonton selama menikmati pertunjukan Lakon Jeng Menul.
“Saya sangat mengapresiasi. Kita bisa melihat para penonton menikmati pertunjukan, banyak gelak tawa muncul, tapi tetap memahami pesan dari cerita ini dan raut wajah mereka menunjukan itu,” ungkap Fadli saat ditemui usai pementasan.
Lakon Jeng Menul disutradai oleh Fadli Ramdhani. Sementara itu Jeng Menul merupakan adaptasi naskah dari karya Puthut Buchori seorang tokoh penting dalam dunia teater. “Kami sangat menyukai sekali karya Puthut Buchori. Penonton akan diajak untuk memahami berbagai konflik kehidupan dan isu-isu yang melekat dalam diri seorang perempuan dikemas dengan komedi,” ungkap Fadli.
Fadli menjelaskan bagian tersulit adalah persiapan untuk pendalaman karakter yang membutuhkan waktu dua bulan, karena lakon ini memainkan banyak tokoh dengan 14 tokoh yaitu Jeng Menul, Mat Kranjang, Mbok Tomblok, Arjo Anggur, Yu Giyat, Cempluk, Dul Gaplek, Nini Sunyi, Mas Romo, Mbah Angin, Den Mas, Nyai Romo, dan dua wanita lainnya.
Pada kesempatan lain, Pimpinan Produksi Pebriliana Khusnul Khotimah berharap pertujukan teater ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk mulai melestarikan sastra Indonesia yang sudah tergerus zaman.
Ikhsan Fadila salah satu pemain yang berperan sebagai Mat Kranjang menanggapi hasil pertunjukan teater. Ia menyampaikan bahwa para pemeran sangat puas dengan penampilannya. “Kita bisa merasakan para penonton sangat menikmati, terlihat dari raut wajah mereka. Tiga bulan kami persiapan dan kami sangat puas,” tutur Ikhsan.
Tidak berhenti disitu, salah satu penonton Bram memberikan penilaian 90 dari pertunjukan teater Jeng Menul. Ia menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah, karena sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Penampilan perdana yang sangat luar biasa. Pesannya dapat ditangkap. Semoga bisa berkolaborasi untuk menggelar pertunjukan yang lebih besar lagi,” ungkap Bram yang diketahui adalah seorang guru sebuah Sekolah Dasar.
Editor : Dinar Meidiana