FTAN UMJ Dukung dan Akan Libatkan Mahasiswa dalam Kampanye #SawitBaik

Oleh :
Dinar Meidiana
FTAN UMJ Dukung dan Akan Libatkan Mahasiswa dalam Kampanye Sawit Baik
Dr. Ir. Sularno, M.Si., saat dimintai keterangan seusai FGD di Swisbell Hotel Bogor, Kamis (02/11/2023). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta (FTAN UMJ) menyatakan dukungan untuk kampanye #SawitBaik. Dr. Ir. Sularno, M.Si., menyatakan akan melibatkan para mahasiswa pertanian dalam penelitian dan kampanye yang dinisiasi oleh Yayasan Pusat Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia (YPPIP) di bawah Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Ilmu Pertanian Indonesia (APTS-IPI).

Baca juga : Alumni FTan UMJ Berbagi Pengalaman dalam Hari Bermuhammadiyah VII

Pernyataan tersebut disampaikan pada Focus Group Discussion Sawit Baik yang diselenggarakan di Swissbell Hotel Bogor, Kamis (02/11/2023). Mengusung tema Pembentukan Sikap Positif Masyarakat Indonesia Terhadap Sawit Melalui Sistem Pendidikan yang Berkelanjutan, FGD ditujukan untuk merumuskan strategi pendidikan berkelanjutan.

Sularno menerangkan bahwa penelitian dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kelapa sawit dapat dilakukan di lokasi perkebunan terdekat dari UMJ yaitu Jasinga, Kabupaten Bogor. Ia mendukung program kampanye #SawitBaik untuk berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.

“Kami akan mendukung kampanye sawit dengan berbagai metode, yaitu penelitian dan kampanye bersama FTAN seluruh Indonesia terutama dari Perguruan Tinggi Swasta. Kami juga akan berkolaborasi dengan 32 FTAN di PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah),” kata Dekan FTAN UMJ yang juga Koordinator Wilayah 2 APTS-IPI ini.

Kelapa sawit memiliki daya saing yang tinggi dan telah memberikan kontribusi yang sangat berarti pada perekonomian Indonesia. Sawit telah membuktikan keunggulan dalam banyak aspek, dari harga yang kompetitif hingga kualitas yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi, dan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.

Namun sejauh ini justru terbentuk framing negatif terhadap kelapa sawit, misalnya soal kelestarian lingkungan. Inisiasi mengangkat isu kelapa sawit muncul karena adanya kekhawatiran atas framing negatif yang ada di masyarakat. Hal ini dijelaskan oleh Ketua YPPIP Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., saat dimintai keterangan di sela acara.

“Kami ingin berkontribusi untuk negara, harus melakukan gotong royong untuk berkampanye bahwa sawit itu baik untuk ekonomi di Indonesia dan keberlanjutan tenaga kerja yang lebih kurang 16-20 juta,” kata Paris.

Dr. Ir. Paristiyani Nurwardani, MP., saat menyampaikan sambutan dalam FGD Sawit Baik di Swisbell Hotel Bogor, Kamis (02/11/2023).

Program pendidikan berkelanjutan dijelaskan Paris akan dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. “Sebagaimana yang dikatakan Dirjen Guru dan Tenaga Pendidik Mendikbudristek, Prof. Nunuk, bahwa pendidikan berkelanjutan untuk membentuk sikap positif terhadap kelapa sawit akan masuk ke dalam kurikulum pendidikan,” katanya.

Paris menjelaskan bahwa pilot project akan dimulai pada semester awal tahun 2024 di 5 wilayah sentra kelapa sawit di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Program ini akan melibatkan ratusan perguruan tinggi yang tergabung di APTS-IPI.

“Mahasiswa tentu jadi salah satu garda terdepan. Maka pasti akan terlibat dalam tiga kegiatan mulai dari pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang dilakukan bersama dosen,” ungkapnya. Selain itu mahasiswa juga akan dilibatkan dalam program kampanye kreatif melalui media digital misalnya sosial media di antaranya youtube.

Program ini bekerja sama dengan berbagai stakeholder yang termasuk dalam pentaheliks, yaitu BPDP-KS (Badan Pengelona Dana Perkebunan Kelapa Sawit), APTS-IPI, media, Daya Mitra Bersama Global (DMB Global), Forum Komunikasi Pondok Pesantren, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, dan ilmuwan pertanian dari ratusan perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Pada kesempatan ini, UMJ bersama Universitas Nasional menjadi pelaksana FGD yang melibatkan stakeholder pentaheliks, yaitu ilmuwan dari berbagai latar belakang terutama pertanian, lembaga pemerintah, industri, media, dan organisasi masyarakat.

Sederet narasumber yang dihadirkan pada FGD di antaranya dr. Jack Pradono Handojo, MBA., dan Prof. Bustanul Arifin. FGD membahas tiga tema yaitu Isu Sosial, Lingkungan, dan Kesehatan pada Industri Kelapa Sawit Indonesia, Menggali Potensi Kelapa Sawit, dan Tata Laksana Pembentukan Sikap Positif Masyarakat terhadap Kelapa Sawit Melalui Sistem Pendidikan Berkelanjutan.

Editor : Dian Fauzalia

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/