Muhammadiyah Perlu Memaknai Ulang Arti Kebudayaan

Oleh :
Fazri Maulana
Dr. KH. Saad Ibrahim, MA., Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., dan Prof. Dr. Ahmad Dahlan, M.Si., saat menyampaikan materi Pengkajian Ramadan 1445 H, di Auditorium KH. Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia UMJ, Selasa (19/03/2024). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)
Dr. KH. Saad Ibrahim, MA., Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., dan Prof. Dr. Ahmad Dahlan, M.Si., saat menyampaikan materi Pengkajian Ramadan 1445 H, di Auditorium KH. Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia UMJ, Selasa (19/03/2024). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)

Muhammadiyah perlu memaknai ulang arti kebudayaan. Muhammadiyah kata dia, menempatkan diri sebagai organisasi yang kritis terhadap peradaban, termasuk terhadap budaya lokal dan budaya yang datang dari luar.

Baca juga : Strategi Hadapi Persoalan Kemanusiaan Universal Melalui Dakwah Kultural Muhammadiyah

Demikian dijelaskan Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga dalam penyampaian materi hari kedua Pengkajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Auditorium KH. Azhar Basyir, Gedung Cendikia, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Selasa (19/03/2024).

Warga Muhammadiyah banyak yang tidak menyadari, bahwa kebudayaan dan kultur mengalami penyempitan makna, sehingga laku dakwah yang dilakukan seakan kaku dan tidak ramah terhadap budaya.

Mengaitkan dengan makna dakwah kultural, Zakiyuddin menjelaskan, Muhammadiyah harus melakukan perbaikan dan transformasi dalam cara berpikir. Perbaikan itu dengan melahirkan pemikiran baru yang tidak meninggalkan budaya lama.

“Seperti contoh bangunan menara masjid Indonesia bercorak khas tiga tingkat itu bisa dikaitkan bangunan pagoda dalam agama hindu. Tetapi, ide dan bentuknya diakomodir dalam kebudayaan Islam ini menjadi penting dalam dakwah kultural,” ujar Zaki.

Dakwah kultural memiliki tiga karakteristik. Pertama, dinamis terhadap perubahan sosial dan kebudayaan. Kedua, kreatif dan inovatif dalam menciptakan beragam kebaruan menuju perkembangan yang lebih baik. Ketiga, purifikatif yakni mengintegrasikan nilai-nilai Islam.

Pengkajian Ramadan 1445 H ini diikuti oleh 500 peserta yang terdiri dari jajaran pimpinan, kader, dan organisasi otonom Muhammadiyah yang berlangsung selama tiga hari dari Senin (18/03/2024) hingga Rabu (20/3/2024).

Editor : Dian Fauzalia

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/