Setelah satu bulan penuh menunaikan ibadah puasa, seluruh umat Islam di penjuru dunia merayakan hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H, pada Senin (02/05). Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Taqwa UMJ menggelar salat Idul Fitri di Plaza UMJ. Dipimpin oleh Ustad Teguh Agus Wahyuda, S.Pd., (imam tetap masjid At-Taqwa UMJ) selaku imam salat, dan Prof. Dr. Budiyanto, M.T., selaku khotib, rangkaian salat Idul Fitri dimulai pukul 07.00 WIB. Sekitar 500 orang jamaah salat Idul Fitri memenuhi Plaza UMJ sejak pagi, berbaris dan mengumandangkan takbir bersama.
Menjadi insan bertaqwa yang merupakan tujuan dari berpuasa tentu dicita-citakan umat muslim. Dalam khutbah Idul Fitri, Prof. Budiyanto menyeru jamaah salat ied untuk mempertahankan amal ibadah yang digiatkan selama Ramadan. Amal ibadah tersebut hendaknya tetap mewarnai 11 bulan setelah Ramadan. “Sekalipun kita sudah kembali kepada kesucian bukan berarti kita sudah menjadi orang yang paling mulia atau paling bersih, kita tidak boleh merendahkan orang lain, dengan merasa paling alim, kareana sesungguhnya sifat manusia punya nafsu dan keinginan kecuali sifat malaikat. Sehingga kita patut berhati-hati terhadap perbuatan yang dapat merusak amalan kita,” ujar Prof. Budiyanto dalam khutbahnya.
Ada 6 (enam) perkara yang dapat menghapus (pahala) amal perbuatan, yaitu sibuk dengan kesalahan orang lain, keras hati, cinta dunia, sedikit rasa malu, panjang angan-angan dan perbuatan zalim yang tidak ada henti-hentinya (HR. Ad Dailamy dari Adi bin Hatim).
Enam perkara tersebut perlu dijauhi oleh umat muslim untuk tetap mempertahankan kesuksesan bulan Ramadan. Prof. Budiyanto menyebut 6 perkara yang tersurat dalam hadits akan merusak amalan ibadah. Oleh karenanya, Budiyanto mengajak jamaah salat Idul Fitri untuk fokus mempertahankan dan meningkatkan amal ibadah setelah Ramadhan selesai. Dengan begitu dimensi taqwa dan tujuan puasa dapat dirawat dan diimplementasikan dalam 11 bulan ke depan. Khotib mengakhiri khutbah dengan doa bagi keselamatan jamaah, bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia di dunia.
Cuaca cerah dan suasana yang bersahaja mengiringi rangkaian salat Idul Fitri hingga selesai. Jamaah masjid kemudian mengakhiri salat Idul Fitri dengan bersalaman dan saling bermaafan. (DN)
