Arahan Haedar Nashir dalam Konsolidasi Nasional LHKP PP Muhammadiyah.

Oleh :
Dinar Meidiana
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., memberikan arahan dalam Konsolidasi Nasional LHKP PP Muhammadiyah, di Magelang, Sabtu (17/09).

Muhammadiyah dalam praktiknya telah memainkan peran yang sangat penting, yakni peran dalam memecahkan persoalan keumatan dan kebangsaan.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., saat memberikan arahan pada peserta Konsolidasi Nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah di Magelang, pada Sabtu (17/09).

Peserta konsolidasi merupakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan LHKP Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah seluruh Indonesia. Hadir pula Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., yang juga Wakil Ketua LHKP PP Muhammadiyah, Dosen Magister Ilmu Politik FISIP UMJ, Dr. Endang Sulastri, M.Si., dan Prof. Dr. Siti Zuhro, M.A. , Wakil Ketua PWM DKI Jakarta, Prof Agus Suradika , dan Sekretaris LHKP PWM DKI Jakarta, Djoni Gunanto S.Ip., M.Si, turut berpartisipasi selama rangkaian konsolidasi berlangsung.

Pada kesempatan tersebut, Haedar menjelaskan perkembangan gerakan pembaruan Islam di dunia. Gerakan Muhammadiyah yang lahir dari pemikiran KH. Ahmad Dahlan adalah gerakan tajdid yang di dalamnya ada purifikasi dan dinamisasi. Haedar berpesan bahwa apa yang menjadi landasan gerakan Muhammadiyah juga menjadi pondasi teologis dan ideologis dalam mengebangkan apapun.

“Sebenarnya Muhammadiyah, baik secara praksis lewat peran-peran nyata dalam kehidupan, maupun dalam kerangka ideologisnya, menjalankan peran kebangsaan termasuk di dalamnya keumatan dan kemanusisaan. Itu dilakukan dengan kekuatan karakter dirinya yang (insya Allah) selalu bisa terjaga,” kata Haedar saat memberikan arahan pada Sabtu (17/09) di Aula Hotel Puri Asri, Magelang.

Sejak dulu Muhammadiyah bergerak secara dinamis, ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh pergerakan dari Muhammadiyah. Haedar menekankan pada peserta  konsolidasi untuk melakukan reorientasi. Karakter Muhammadiyah kuat akan teologi keagamaan dan ideologi politik yang sangat islamisme. “Harus memperluas arena dinamika keluar, tapi (juga) memerlukan reorientasi pandangan teologis dan ideologis yang lebih inklusif tanpa mengurangi prinsip dan marwah identitas kepribadian,” tegasnya.

Haedar juga mengaku percaya pada LHKP dan majelis terkait yang dapat mengawal kader-kader Muhammadiyah untuk mengambil peran dalam konteks politik kebangsaan. Oleh karenanya Haedar mengarahkan LHKP dan seluruh peserta untuk melakukan proyeksi dan menyusun strategi.

“Saya yakin jika dipersiapkan oleh LHKP, Majelis Pendidikan Kader, Majelis Hukum dan HAM,  kader-kader kita cukup kuat. Perlu dibingkai dengan perspektif yang lebih multi dan inklusif agar lebih leluasa memerankan diri. Saya percaya diri bahwa kita (warga Muhammadiyah) perihal keagamaan sudah on the right track, punya modal sosial dari berbagai latar belakang,” ungkap Haedar.

Foto bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., dan peserta Konsolidasi Nasional LHKP PP Muhammadiyah.

Pemikiran Kuntowijoyo tentang pendidikan profetik yang terdiri dari 3 pilar yakni liberasi, humanisasi dan transendensi, menjadi salah satu isi pesan dan arahan. Tiga pilar tersebut yang harus tetap ada dalam diri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid.

Muhammadiyah sangat serius dalam memecahkan persoalan yang berhubungan dengan keumatan. Oleh karenanya konsolidasi menjadi penting karena mengurus persoalan umat melalui jalur politik menjadi salah satu dakwah.

Konsolidasi nasional berlangsung hingga Minggu, 18 September 2022 mendatang dan akan menghasilkan rumusan untuk direkomendasikan kepada PP Muhammadiyah. Agenda penting tersebut sebagai bagian dari 3 pilar yang dibahas oleh Haedar Nashir dalam arahannya. (DN/KSU)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/