Rektor UMJ Letakkan Batu Pertama Pembangunan TK Aisyiyah Cinangka

Oleh :
Dinar Meidiana
Rektor UMJ Letakkan Batu Pertama Pembangunan TK Aisyiyah Cinangka
Prof. Ma’mun Murod, M.Si., (kanan) didampingi oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Depok, Camat Sawangan, dan Sekretaris Desa Cinangka meletakkan batu pertama TK Bustanul Athfal Cinangka, Minggu (03/12/2023). (Foto : Dok.Pribadi)

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., meletakkan batu pertama pembangunan Gedung TK Aisyiyah Bustanul Athfal 17 Cinangka, Minggu (03/12/2023). Ma’mun didampingi oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Depok, Camat Sawangan, dan Sekretaris Desa Cinangka meletakkan batu pertama dalam rangkaian acara Tabligh Akbar dan Pembukaan Musyawarah Ranting Muhammadiyah Cinangka.

Baca juga : Prof. Ma’mun: Ruh Tauhid Inti Keberhasilan Amal Usaha Muhammadiyah

Seusai peletakan batu, Ma’mun memberikan ceramah pada warga persyarikatan Cinangka yang digelar di Masjid Al-Birru, Cinangka, Sawangan, Depok. Ma’mun mengapresiasi program pembangunan TK tersebut, menurutnya itu adalah ciri khas Muhammadiyah. Menjadi Muhammadiyah, bermuhammadiyah, dan mengurus Muhammadiyah adalah hal yang tidak mudah.

Ma’mun bercerita sepenggal kisah AR Fahrudin ketika bertanya pada seseorang yang hendak bergabung dengan Muhammadiyah. “Bermuhammadiyah Ini pekerjaan luar biasa. Makanya ketika Pak AR Fahrudin bertanya pada orang yang mau masuk Muhammadiyah. ‘Apakah sudah siap?’ Ini karena serba susah. Jadi orang Muhamamdiyah itu uji keikhlasannya,” ungkap Ma’mun.

Prof. Ma’mun Murod, M.Si., menyampaikan ceramah dalam Tabligh Akbar Musyarawah Ranting Ke 13 Muhammadiyah dan Aisyiyah Cinangka di Masjid Al-Birru, Minggu (03/12/2023).

Hal ini sebagaimana pesan yang disampaikan KH Ahmad Dahlan pada kader Muhammadiyah agar senantiasa menghidupi Muhammadiyah dan tidak mencari hidup di Muhammadiyah . “Jadi kalau ada orang mau masuk Muhammadiyah untuk mendapatkan sesuatu itu keliru,” tegas Ma’mun.

Oleh karenanya UMJ sebagai salah satu Amal Usaha Muhammadiyah mewajibkan karyawannya aktif di Muhammadiyah dan ortom, mulai dari ranting, cabang, hingga pusat. “Hidup-hidupilah Muhamamdiyah, ketika sudah dapat gaji dan honor yang cukup, Sabtu dan Minggu ingat Muhammadiyah dan Aisyiyah. Datang untuk kumpul, rapat dan mengerjakan sesuatu untuk Muhammadiyah,” katanya.

Ma’mun menerangkan bahwa ketika waktu dan tenaga bahkan harta digunakan untuk mengurus Muhammadiyah akan melahirkan keberkahan. Ia menyebutnya sebagai uji nyali keikhlasan yang menjadi teologi Muhammadiyah. Ayat-ayat pembebasan selalu dikedepankan oleh Muhammadiyah.

Tidak hanya uji nyali keikhlasan, Muhammadiyah juga menemui tantangan yang luar biasa. Berdasarkan pada sejarah, Ma’mun merasa bahwa perkembangan Muhammadiyah hingga dapat eksis berdakwah 111 tahun adalah hasil dari kerja cerdas Ahmad Dahlan yang tidak dapat dilihat oleh semua orang.

Ketika Ahmad Dahlan dikafirkan karena melakukan perubahan pada hal yang bersifat fundamental. Salah satunya saat mendirikan lembaga pendidikan yang dianggap fundamental oleh Ahmad Dahlan. Ma’mun berpesan pada seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah di Cinangka agar dapat melakukan penguatan sebagaimana tema yang diusung.

“Dua hal yang mesti dilakukan yaitu penguatan dalam konteks internal dan eksternal. Penguatan internal dilakukan dengan konsolidasi organisasi. Sedangkan penguatan eksternal dilakukan dengan cara toleransi dengan kelompok yang berbeda sebab Muhammadiyah memiliki manhaj dan bersikap ijtihad,” ungkapnya.

Tabligh Akbar dalam rangka Musyarawah Ranting Ke 13 Muhammadiyah dan Aisyiyah Cinangka dihadiri oleh Ketua PDM Depok H. Ali Wartadinata, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Depok Nurhayati, M.Pd., Camat Sawangan Anwat Nasihin, Kepala Desa Cinangka Abdul Musonip, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Sawangan, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Cinangka, serta segenap warga persyarikatan di sekitar ranting Cinangka.

Editor : Dian Fauzalia