Wujudkan Perempuan Berkemajuan, LPPA PWA DKI Jakarta Bahas Pemilu Berkeadaban

Oleh :
Fazri Maulana
Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., bersama LPPA PWA DKI Jakarta dan peserta diskusi publik, Senin (25/9/23). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)

Lembaga Penelitian dan Pengembangan ”Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta selenggarakan Diskusi Publik dengan tajuk Pemilu Berkeadaban Menuju Demokrasi Yang Lebih Baik di Aula Hotel Alia Cikini secara hybrid, Senin dan Rabu (25-27/9/23).

Penyelenggaraan Diskusi Publik ini sebagai bentuk komitmen ‘Aisyiyah yang tertuang dalam risalah perempuan berkemajuan. Risalah tersebut merupakan hasil dari Muktamar ke-48, yang mengharuskan ‘Aisyiyah untuk ikut berperan aktif membantu menyelesaikan masalah kebangsaan dalam hal ini tentang masalah kepemiluan dalam menyongsong pemilu 2024. Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DKI Jakarta Drs. Hj. Elo Albugis, M.Ag., saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara.

Baca juga : Camat Senen Dukung PWA DKI Jakarta Turunkan Angka Stunting

Hal senada disampaikan Wakil Rektor II sekaligus Ketua Pelaksana Acara, Dr. Ir. Mutmainah, MM., sebagai organisasi perempuan terbesar ‘Aisyiyah memiliki komitmen untuk berperan aktif dan mendorong keterlibatan perempuan dalam semua aspek kehidupan terutama politik.

“Keterlibatan perempuan dalam proses politik sangat penting. ‘Aisyiyah berkomitmen untuk terus mendorong keterlibatan perempuan, sesuai dengan tagline ‘Aisyiyah perempuan berkemajuan yakni ikut terlibat dalam aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya,” ungkap Mutmainah.

Universitas Muhamamdiyah Jakarta (UMJ) memiliki keterlibatan dalam acara diskusi publik dengan pimpinan, dosen, dan alumni menjadi pelaksana dan pembicara pada kegiatan tersebut. Antara lain, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Prof. Dr. Agus Suradika, M.P.d., Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si., Wakil Rektor II, Dr. Ir. Mutmainah, MM., Wakil Ketua Divisi Kajian LPPA PWA DKI Jakarta, Dr. Endang Sulastri, M.si., Anggota KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya S.sos., dan Ketua Prodi MIPOL FISIP UMJ Dr. Lusi Andriyani, M.Si.

Pandangan tentang peran Muhammadiyah terhadap politik mengemuka diawal diskusi publik. Menurut, Wakil PWM DKI Jakarta yang juga dikenal sebagai Guru Besar UMJ, Prof. Agus Suradika, keterlibatan Muhammadiyah dalam politik adalah sebuah keniscayaan. Muhammadiyah perlu ikut ambil bagian dan tidak boleh apatis terhadap politik.

Lebih lanjut, Agus menyoroti tentang bagaimana kader Muhammadiyah perlu berdiaspora dalam politik. Hal ini sebagai bentuk dukungan untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah dalam membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Biarkan kader menyebar ke berbagai partai politik, dengan harapan membawa nilai-nilai perjuangan amar ma’ruf nahi munkar sesuai ajaran Muhammadiyah,” pungkas Agus.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si., dalam paparannya mengatakan bahwa menjelang pemilihan umum banyak isu-isu politik strategis yang muncul menjelang pemilu. Ia memetakan mulai dari idependensi penyelenggara pemilu, netralitas lembaga survei, ongkos politik yang mahal, polarisasi politik, politik puritan, hoax, hingga politik identitas.

Dengan jejaring yang luas tentu Muhammadiyah dapat berperan aktif dalam politik. Ma’mun juga menyampaikan bahwa sikap Muhammadiyah dalam menghadapi kontestasi politik adalah independen aktif. “Organisasinya independen, tetapi warga muhammadiyah aktif. Jadi, Bapak atau Ibu semua harus aktif, jangan diam. Memang untuk saat ini politik kita terlihat maskulin walaupun ada keterlibatan tiga puluh persen untuk perempuan, namun wajahnya tetap maskulin. Harapannya dengan keterlibatan Ibu (‘Aisyiyah) di politik, nantinya bisa memperhalus politik kita,” jelas Mamun.

Tak kalah menarik, pembahasan diskusi publik juga menilik dari sisi keterlibatan perempuan. Hal itu disampaikan Ketua Divisi riset LPP PWA DKI Jakarta, Prof. Dr. Suswandari, M.Pd yang membahas tentang pentingnya Keterwakilan perempuan dalam lembaga politik. Ia menjelaskan bagaimana tantangan perempuan dalam kesetaraan politik, mulai dari hambatan struktural, institusiomal, dan kultural.

Tidak hanya itu, untuk menakar kesiapan pemilu, diskusi juga melibatkan dari sisi penyelenggara yakni alumni dari Ilmu Politik FISIP UMJ dan juga Anggota KPU DKI Jakarta 2023-2028, Doddy Wijaya, S.sos membahas tentang teknis penyelenggaraan pemilu dari tahapan, kampanye, dasar hukum, hingga masalah dan tantangan pemilu. Turut juga mengundang lembaga pemerhati pemilu, yang dihadiri langsung oleh Direktur Perludem, Khaerunissa Agustiani, ia mengupas bagaimana strategi kampanye caleg perempuan dalam menarik simpati Pemilih.

Kegiatan diskusi dihadiri Organisasi Otonom (Ortom) Wilayah DKI Jakarta. Diskusi Publik akan dilanjutkan pada Rabu mendatang.

Editor : Dian Fauzalia