Prodi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) menyelenggarakan Seminar Nasional Mitigasi Bencana bertema Tantangan Administrasi Publik dalam Mewujudkan Disaster Resilience. Seminar ini dilaksanakan secara daring dan luring di Auditorium Kasman Singodimedjo, Fisip UMJ, Jum’at, (23/06/2023).
Dekan FISIP UMJ, Dr. Evi Satispi, M.Si. dalam sambutannya mengungkapkan materi yang akan disajikan pada seminar kali ini sangat luar biasa. Prodi Administrasi Publik FISIP UMJ memiliki konsentrasi salah satunya adalah mitigasi kebijakan kebencanaan.
Baca Juga : Kembangkan Studi Kebencanaan, FISIP UMJ Berkunjung ke Negeri Sakura
“Tentunya menjadi hal yang luar biasa ketika kita ada kolaborasi, antara kajian yang kita lakukan di kelas kemudian berkolaborasi dengan para mitra. Salah satunya yang paling utama adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNBD) hingga ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tidak terlepas juga dari persyarikatan kita yaitu Muhammadiyah yang memiliki satu lembaga yakni Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Kami siap untuk mengkaji bersama,” ujar Evi.
Hadir sebagai keynote speech, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Dr. Lilik Kurniawan, ST., M.Si. memaparkan strategi antisipasi bencana. Menurut Lilik, masyarakat Indonesia seharusnya tidak lagi berbicara mengenai istilah Supermarket Bencana melainkan mulai mempelajari mitigasi bencana untuk kemudian mengantisipasinya.
“UMJ luar biasa telah melaksanakan seminar ini. Harapannya ini dapat membuka wawasan kita, bagaimana Indonesia ke depan dalam penanggulangan bencana karena kita memang tidak bisa terlepas dari bencana,” ujar Lilik.
Lebih lanjut, Lilik berbicara bencana adalah ancaman kemanusiaan yang mengganggu fungsi kehidupan. Dampaknya tidak hanya sekejap tetapi juga berkelipatan. UUD No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menjadi pintu bagi BNBP untuk melindungi segenap rakyat Indonesia baik di dalam maupun luar Negeri.
“Saya mendukung UMJ untuk bisa mengeluarkan tulisan, jurnal, atau karya ilmiah terindeks scopus, yang dapat menjadikan kita tuan di negara sendiri. Kitalah yang memiliki laboratorium bencana. Untuk memastikan kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengelola negara ini. Sebab kita bisa menciptakan bencana dari kebijakan publik. Kebijakan publik yang tidak sinkron dapat menyebabkan bencana,” tutur Lilik.
Turut hadir sebagai narasumber, Kepala BPBD DKI Jakarta, Drs. H. Isnawa Adji, MAP. Pada pemaparannya, Isnawa menyebutkan beberapa potensi bencana di Jakarta seperti Rob di sisi Utara wilayah Jakarta, daerah longsor di wilayah selatan Jakarta, hingga potensi angin kencang dan hujan ekstrem. Selain itu, BPBD Jakarta kerap mengantisipasi cuaca esktrem dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas C. Penanggungan, M.Si. membahas strategi pelaksanaan mitigasi bencana pesisir di Pantai Utara Jawa Tengah. Setiap masyarakat harus mendapat edukasi yang memadai dengan peningkatan kapasitas. Permasalahan bencana tidak hanya bencana pesisir. Bergas mengistilahkan bencana seperti perang yang harus segera dituntaskan sebelum semakin banyak korban berjatuhan. Ketika menanggulangi bencana, semua hal harus bersifat cepat, tepat, dan siap.
Pada kesempatan yang sama, Ketua MDMC Pusat, Budi Setiawan menjelaskan terkait cara menggerakan potensi umat untuk memperkuat daya tahan masyarakat terhadap bencana. Salah satunya adalah resilien yang harus dimiliki masyarakat. Masyarakat harus mengerti ancaman yang dihadapi agar ketika terjadi bencana dapat mengevakuasi dengan tepat.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNBP, Jarwansyah, S.Pd., M.A.P., M.M. turut memberikan pernyataan tentang program rehabilitasi dan rekonstruksi bencana berbasis mitigasi untuk memperkuat daya tahan terhadap bencana. Salah satunya adalah siklus penanggulangan bencana, rumus bencana, dan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
Narasumber terakhir, Guru besar prodi Doktor Administrasi Publik FISIP UMJ, Prof. Dr. Azhari Aziz S. membahas tentang mengembangkan model mitigasi yang efektif menggunakan kebijakan berbasis bukti dengan menunjukan data-data terjadinya bencana di Indonesia dalam kurun waktu 2019 hingga 2022. Di mana terdapat 48 kasus bencana dalam sehari.
Kegiatan Seminar Nasional Mitigasi Bencana juga berisi rangkaian MoA dan perjanjian kerjasama antara prodi Ilmu Administrasi Publik dengan BNPB. Pada akhir acara, terdapat sesi tanya jawab dan presentasi paper dengan luaran prosiding nasional dan internasional dengan dimoderatori oleh Dr. Khaerul Umam, M.Si. Kegiatan ini dihadiri oleh Forum Dekan, segenap wakil dekan FISIP Umj, ketua prodi Administrasi Publik, dan dosen FISIP UMJ serta mahasiswa FISIP UMJ.
Editor : Budiman