Universitas Muhammadiyah Jakarta raih penghargaan Rekor MURI atas Peragaan Salam Pembuka Tapak Suci oleh Mahasiswa Baru Terbanyak. Lebih dari 3500 mahasiswa baru memeragakan Salam Pembuka Tapak Suci dalam program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru, Senin (12/9/2022). Pada saat itu, Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod M.Si., Menteri Perdagangan RI Dr. (H.C.) Zulkifli Hasan S.E., M.M., dan seluruh civitas akademika UMJ turut menyaksikan peragaan di Stadion Sepak Bola UMJ, Senin (19/10/2022).
Tapak Suci merupakan seni bela diri khas Muhammadiyah. Empat pendekar Tapak Suci memimpin gerakan Salam Pembuka yaitu Edison (Pendekar Madya), Faisal haizar (Pendekar Muda), Eko Heri Santoso (Pendekar Muda), dan Septa Chandra (pendekar Muda) yang juga selaku Wakil Rektor IV UMJ. Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 189 adalah landasan filosofis Salam Pembuka Tapak Suci.
Senior Customer Relation Manager MURI, Triyono (21/10/2022) menyerahkan piagam penghargaan kepada UMJ di Lantai 2 Gedung Muhammadiyah Civilization Center UMJ. Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., dan Wakil Rektor IV Dr. Septa Candra, M.H., menerima piagam penghargaan dengan gembira.
Triyono menjelaskan bahwa UMJ meraih MURI dalam kategori Superlatif yang berarti segala sesuatu yang melibatkan orang banyak. “UMJ telah mencetak rekor sebagai peragaan salam pembuka tapak suci oleh mahasiswa terbanyak, yang mana tapak suci merupakan salah satu aliran pencak silat Indonesia. Rekor ini sebagai upaya melestarikan pencak silat di Indonesia kepada generasi muda agar mengenal seni tradisional. Oleh karenanya kami memberikan penghargaan ini,” jelas Triyono.
Septa Candra menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan suatu kebanggaan untuk UMJ dan juga bagi Tapak Suci. “Pemecahan Rekor MURI merupakan yang pertama untuk Tapak Suci dan ketiga untuk UMJ, karena sebelumnya ada rekor yang telah diraih oleh LPPM. Hal-hal seperti ini harus kita (UMJ) lakukan untuk mengembangkan inovasi,” tutur Septa.
Salam Pembuka Tapak Suci memiliki nilai filosofis yang terealisasikan dengan gerakan sholat, yakni mengangkat kedua tangan layaknya melakukan takbiratul ihram. Gerakan tersebut juga menyatakan bahwa Allah SWT. Maha Esa dan Maha Segalanya.
Nilai tersebut berarti bahwa setinggi apapun ilmu seseorang masih ada yang lebih tinggi yakni Allah SWT sang Maha Pencipta. Anggota yang termasuk siswa, kader dan pendekar diharapkan mampu merendahkan hati dengan ilmu yang dimiliki. Selain itu tidak takut dalam menggembirakan amar ma’ruf nahi mungkar. (MN/KSU)
