Meneliti Pengolahan Air Limbah Domestik, Rita Raih Gelar Doktor

Oleh :
Fazri Maulana

Bagi Dosen Fakultas Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Rita Tri Puspitasari, M.Si., air limbah tidak hanya dilihat sebagai sesuatu yang mencemarkan lingkungan. Lewat disertasinya, Rita mengolah air limbah domestik bermanfaat untuk tanaman melalui rekayasa biologis.

Rita menuturkan bahwa hampir sekitar 60 hingga 84 persen pencemaran air bukan terjadi akibat limbah industri, tetapi rumah tangga. Air limbah rumah tangga yang mengalir melalui selokan lebih banyak juga bermuara ke sungai. Hal itu, membuat air limbah rumah tangga berpeluang besar menjadi salah satu yang mencemarkan.

“Selama ini, kita melihat pencemaran air disebabkan oleh industri, ternyata tidak juga. Hampir 60-84% tercemarnya air justru karena limbah domestik dari rumah tangga. Dari rumah-rumah itu mengalir ke selokan, kemudian selokan menuju sungai. Dulu 60-84’% semuanya kesungai,” imbuh Rita saat ditemui diruangan pada Selasa (23/08/22).

Dr. Tri Puspitasari, M.Si., saat diwawancarai diruangan pada Selasa (23/08/22).

Selanjutnya Rita menyampaikan bahwa di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tahun 2016 terdapat dua acuan yang harus diperhatikan mengenai air limbah domestik yakni persoalan pengolahan dan baku mutu air. Hal itu, sebagai batasan bagaimana pengolahan dan kondisi air limbah domestik yang diperbolehkan dibuang atau dilepaskan ke badan-badan air sehingga tidak menimbulkan pencemaran.

Pada penelitian disertasinya, Rita menjelaskan pengolahan air limbah domestik biasanya dilakukan hanya untuk menekan kadar batas pencemaran agar sesuai dengan baku mutu air, setelah itu dilepas ke sungai. Berbeda dengan yang ia teliti, melalui judul disertasinya yakni “Pengolahan Air Limbah Domestik secara Biologis dan Aplikasinya pada Tanaman”.  Melalui rekayasa mikrobiologi ia melakukan pengolahan air limbah domestik dengan bakteri yang dapat menyuburkan tanaman.

“Biasanya pengolahan air limbah di kota dibuang ke sungai, setelah sesuai baku mutu. Nilai tambah dari penelitian saya adalah air limbah domestik itu mengandung bakteri atau mikro PGPR (kelompok bakteri yang dapat menyuburkan tanah),”ungkap Rita.

Rita juga mengungkapkan bagaimana awal mula proses penelitian disertasinya. Bermula dari aktivitas ibunya saat mencuci beras, kemudian air tersebut dibuang ke tanaman. Pada saat itu, ada beberapa tanaman yang subur dan tidak subur setelah disiram. Lalu, ia tertarik untuk melakukan pengamatan terhadap fenomena itu.

“Ide awalnya sebenarnya dari Ibu saya, dari air cucian beras (air limbah domestik). Kenapa disiram, ko ada yang lebih subur dan tidak. Karena, dosen dan peneliti lalu saya ingin meneliti hal tersebut,”tambah Rita.

Rita yang memiliki kecintaan terhadap lingkungan sedari kecil menyampaikan targetnya mengenai disertasi ini bahwa hasil penelitiannya dapat diimplementasikan kepada masyarakat khususnya petani. Melalui rekayasa mikrobiologi yang ia lakukan pada pengolahan air limbah dosmetik. Hal itu bisa menjadi alternatif bagi petani dalam memenuhi kebutuhan perawatan tanamannya.  

“Targetnya, mengaplikasikan mikro ini menjadi lebih baik lagi. Kemudian, diaplikasikan kepada masyarakat, terutama petani yang terpinggirkan. Karena, penghasilan mereka terpotong dengan kebutuhan pertanian yang mahal. Saya mencoba menawarkan dengan air limbah domestik saja, diberikan bakkteri hasil penelitian, ini bisa memberikan pengairan sekaligus pupuk meskipun hanya menyubstitusi. Tetapi, dapat menekan kebutuhan pupuk sekitar 50%,” tutup Rita.

Rita merupakan doktor pertama FTAN UMJ di bidang ilmu pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang secara resmi diraih dari institut pertanian Bogor pada 22 Agustus 2022 (FZ/KSU).

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/