Pengukuhan Prof. Dr. Herwina Bahar, MA., Guru Besar Pertama Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ

Oleh :
Dinar Meidiana
Prof. Dr. Herwina Bahar, MA., menyampaikan orasi ilmiah saat pengukuhan guru besarnya pada Rabu (29/06) di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMJ.

Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar Pengukuhan Guru Besar pada Rabu (29/06), di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMJ. Rangkaian acara tersebut merupakan prosesi sidang terbuka sekaligus pengukuhan bagi Prof. Dr. Herwina Bahar, MA., dalam Bidang Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ.

Herwina Bahar merupakan guru besar pertama Fakultas Ilmu Pendidikan. Dosen FIP UMJ ini resmi ditetapkan sebagai Guru Besar (Profesor) melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen Profesor atau Guru Besar Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III yang diterima pada Selasa (17/05).

Prof. Dr. Hj. Herwina Bahar, MA., merupakan guru besar di bidang Pendidikan Islam.
Wanita kelahiran Metro Lampung, 24 Desember 1968 ini mengawali pendidikannya di SDN 1 Metro Pusat dan melanjutkan pendidikannya di Pesantren Persis Bangil, Pasuran, Jawa Timur. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, Herwina menempuh pendidikan akademik di UMJ. Karirnya sebagai dosen dimulai pada 2015 setelah ia meraih predikat sebagai lulusan peringkat pertama Program Studi Pendidikan Agama Islam. Kemudian Herwina melanjutkan studi magister dengan bidang keilmuan Studi Islam di UMJ.

Keutamaan menuntut ilmu dalam ajaran Islam begitu diresapi oleh Herwina. Sebagai upaya memperkuat ilmu pendidikan Islam, Herwina kembali menempuh pendidikan untuk program doktor dan berhasil menyelesaikanya dengan predikat cumlaude di Universitas Ibn Khaldun, Bogor, pada 2015 silam.

Wanita yang kini menjabat sebagai sekretaris sekolah pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, tercatat pernah menjadi Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ pada tahun 2009-2017. Selama menjadi dekan, ia melakukan berbagai inovasi pengembangan fakultas. Mengintegrasikan pembelajaran berbasis Asmaul Husna dan menginisiasi Hizbul Wathan masuk ke dalam kurikulum sebagai mata kuliah wajib fakultas adalah beberapa diantara banyak inovasi dan inisiasi yang telah dihasilkan.

Kontribusinya bagi dunia akademis tak diragukan lagi. Beragam kolaborasi, dengan berbagai lembaga dan institusi telah dilakukan, Herwina juga banyak menggagas program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Aktif di berbagai organisasi memberikan ruang yang lebih lebar bagi Herwina untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara melalui program-program sosial kemanusiaan. Salah satunya dengan turut berpartisipasi dalam pemberantasan buta aksara di beberapa wilayah Indonesia. Wanita yang saat ini sebagai Wakil Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengan Pimpinan Pusat Aisyiyah juga aktif sebagai narasumber nasional dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini dan merancang konsep sekolah cinta anak untuk diterapkan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal di penjuru Indonesia.

Pada 2022, Herwina mengantarkan UMJ meraih peringkat pertama Perguruan Tinggi LLDIKTI Wilayah III Program Flagship MBKM. Prestasi tersebut diraih melalui berbagai pencapaian hibah dari Kemendikbud RI, diantaranya, Kerja Sama Kurikulum MBKM, Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara–Sistem Alih Kredit Dengan Teknologi Informasi (Permata Sakti), PROGRAM Kampus Mengajar I dan II, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, dll.

Kontribusi Herwina dalam bidang Pendidikan Islam diwujudkan dalam banyak jurnal. Gagasan dan pemikirannya memberikan pencerahan di berbagai wilayah dan memantik gerakan-gerakan positif, salah satunya Gerakan Anti Kekerasan pada Perempuan dan Anak.
Gagasan dan pemikiran Herwina dalam Bidang Pendidikan Islam tentang Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Asmaul Husna dalam Penguatan Pendidikan Karakter, mengantarkan Herwina meraih gelar Guru Besar.

Dalam gagasan tersebut Herwina mencoba menggunakan Asma’ul Husna (nama-nama Allah) dalam penguatan pendidikan karakter anak. Asmaul Husna dapat menjadi basis yang dikembangkan dalam upaya pembentukan karakter anak usia dini. Upaya tersebut diharapkan dapat membuat anak memiliki sifat-sifat terpuji.
Menurut Herwina, keberadaan pendidikan diharapkan dapat lebih berorientasi pada nilai-nilai luhur ketuhanan yang diinternalisasikan ke dalam diri anak. Proses internalisasi tersebut membutuhkan sosok (guru) yang dapat mengantarkan, membimbing dan mengarahkan anak untuk melaksanakan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi. (DN/KSU)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/