Kesehatan Masyarakat sebagai Pilar Kemerdekaan Berkelanjutan

Opini Dosen FIK UMJ: Kesehatan Masyarakat sebagai Pilar Kemerdekaan Berkelanjutan
Dokumentasi UMJ 2023

Perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia adalah sebuah episode heroik yang tercermin dari perjuangan para pahlawan bangsa untuk meraih kedaulatan. Selama sekitar 3,5 abad, rakyat Indonesia menghadapi penderitaan dan kesengsaraan dari penjajah untuk memenuhi kepentingan para penjajah. Namun, dengan semangat tak kenal menyerah, para pahlawan berhasil mengukir jejak bersejarah melalui perjuangan di medan perang dalam merebut kemerdekaan.

Momentum 17 Agustus 1945 adalah tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. Perayaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah momen penting untuk menghormati dan mengenang perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Dalam konteks sejarah Indonesia, kata “merdeka” memiliki makna yang mendalam sebagai simbol perjuangan dan tekad untuk mencapai kedaulatan dan martabat bangsa. Esensi dari kata “merdeka” melampaui makna harfiahnya tidak hanya sebagai pembebasan dari penindasan atau penjajahan tetapi mencakup ide tentang kebebasan dalam segala aspek kehidupan, termasuk merdeka dari ancaman sakit dan penyakit (Kementrian Kesehatan RI, 2016).

Kesehatan masyarakat memiliki peran yang penting dalam menjaga kemerdekaan berkelanjutan suatu negara. Studi menyebutkan bahwa masyarakat yang sehat cenderung lebih produktif (Sulistiarini, 2018). Hal ini mengindikasikan bahwa dengan kondisi fisik dan mental yang baik, individu memiliki daya tahan tubuh yang kuat sehingga berkontribusi secara optimal dalam kegiatan yang positif.

Namun sayangnya, pada peringatan ke-78 tahun kemerdekaan Indonesia, negara ini masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai Capaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) Nasional. IKS Nasional pada tahun 2022 hanya mencapai 0,22 mengindikasikan tingkat keluarga yang tidak sehat. Belum lagi berbagai situasi penyakit yang masih menjadi masalah serius bagi negara. Sebagai contoh penyakit tuberkulosis (TB). Laporan TB Dunia menempatkan Indonesia di peringkat kedua dunia untuk jumlah penderita TB tertinggi tahun 2021 (WHO, 2022). Situasi ini akan berdampak buruk terhadap kualitas hidup pasien dan keluarga (Aggarwal, 2019).

Selain itu, salah satu yang masih menjadi perhatian utama juga adalah masalah stunting. Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting nasional mencapai 24,4%, melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 sebesar 14% (Kemenkes RI, 2021). Stunting merupakan suatu kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang menimbulkan dampak yang serius, seperti gangguan perkembangan otak, perkembangan kognitif, gangguan pertumbuhan fisik, gangguan metobolisme dalam tubuh, menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, daya tahan tubuh yang rendah sehingga anak mudah terserang penyakit (Putri et al., 2019; WHO, 2015). Kondisi ini secara tidak langsung menjadi tantangan bagi Bangsa ini dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Kesehatan masyarakat yang kuat merupakan salah satu elemen utama pembangunan berkelanjutan (Kementerian PPN/ Bappenas, 2021). Negara dengan warganya yang sehat mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, merangsang inovasi, dan menghadapi tantangan dengan lebih baik. Investasi kesehatan masyarakat adalah investasi masa depan bagi sebuah negara. Ketika negara mengambil langkah untuk mendorong pencegahan penyakit melalui vaksinasi, edukasi gaya hidup sehat, dan pemeriksaan rutin, hal ini pada akhirnya mengurangi beban biaya perawatan medis di masa depan.

Allender et al., (2014) menguraikan bahwa peningkatan kesehatan masyarakat dapat dicapai melalui tiga level pencegahan yang saling melengkapi. Ketiga level ini membentuk fondasi strategis dalam meminimalkan risiko penyakit dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Pertama, pencegahan primer. Level ini fokus untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan secara umum. Upaya pencegahan primer berfokus pada edukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat, diet yang seimbang, olahraga rutin, dan imunisasi. Tujuannya adalah menghindari munculnya faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit dan mempromosikan kesehatan secara menyeluruh.

Kedua, pencegahan sekunder. Level ini berfokus pada identifikasi dini dan deteksi penyakit atau gangguan kesehatan pada tahap awal, sebelum gejala menjadi parah atau komplikasi terjadi. Pencegahan sekunder melibatkan skrining kesehatan, tes medis rutin, dan deteksi dini penyakit tertentu seperti kanker atau penyakit jantung. Dengan mendeteksi masalah kesehatan lebih awal, intervensi yang lebih efektif dapat dilakukan, dan peluang untuk penyembuhan lebih baik.

Ketiga, pencegahan tersier. Level ini berfokus pada manajemen dan perawatan penyakit yang telah terjadi, dengan tujuan mencegah komplikasi lebih lanjut, mengurangi dampak negatif, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pencegahan tersier melibatkan pengobatan, rehabilitasi, dukungan psikososial, dan manajemen penyakit kronis. Dalam hal ini, fokusnya adalah memberikan perawatan terbaik dan membantu individu mengelola kondisi kesehatan mereka secara optimal.

Kombinasi dari ketiga level pencegahan ini membentuk pendekatan holistik dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan memadukan upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier, kita dapat mencapai dampak yang lebih luas dalam mengurangi beban penyakit, meningkatkan kualitas hidup, dan membangun masyarakat yang lebih sehat secara keseluruhan. Secara keseluruhan, investasi dalam kesehatan masyarakat bukan hanya tentang memastikan kesejahteraan individu, tetapi juga tentang menciptakan fondasi yang kuat bagi kemajuan negara. Kebijakan kesehatan yang berfokus pada pencegahan, akses, dan edukasi tidak hanya memberikan manfaat bagi individu saat ini, tetapi juga memperkuat masa depan yang lebih berkelanjutan dan produktif bagi negara.

Kesehatan masyarakat yang baik adalah dasar bagi kemerdekaan berkelanjutan. Negara perlu memahami bahwa investasi dalam kesehatan bukan hanya investasi dalam kesejahteraan individu, tetapi juga investasi dalam masa depan yang lebih kuat dan lebih baik. Dengan menjaga masyarakat yang sehat, negara akan mampu mencapai kemerdekaan yang berkelanjutan dan menghadapi tantangan masa depan dengan optimisme. 

“Penulis adalah pemenang ke-1 lomba penulisan opini HUT Kemerdekaan RI ke-78.”

 

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/