Karyawan Amal Usaha Muhammadiyah Harus Aktif di Cabang dan Ranting Muhammadiyah

Karyawan Amal Usaha Muhammadiyah Harus Aktif di Cabang dan Ranting Muhammadiyah
(Ilustrasi : KSU/ FIldzah Nur Fadhilah)

Salah satu wujud eksistensi Persyarikatan Muhammadiyah di Indonesia ialah keberadaan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang bertebaran mulai dari sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan lain sebagainya. Keberadaan AUM memberikan kebermanfaatan nyata kepada masyarakat Indonesia, tanpa harus mengetahui latar bekalang dari setiap orang yang hendak memanfaatkan jasa yang diberikan. Sehingga hal tersebut menjadikan Muhammadiyah sebagai Ormas Islam yang terus bergerak dan hidup bersama masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.  

Selain itu, sumber daya manusia yang menggerakkan Amal Usaha Muhammadiyah, juga tidak seutuhnya berasal dari Warga Persyarikatan Muhammadiyah. Akan Tetapi, memiliki latar belakang pendidikan dan afiliasi keislaman yang beraneka ragam. Walaupun demikian, dengan tangan terbuka Persyarikatan Muhammadiyah menerima mereka untuk mencari penghidupan di AUM. Sehingga mereka bisa mendapatkan penghidupan untuk menghidupi keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

Memahami Latar Belakang SDM di AUM

Demi memberikan pemahaman terkait peta Sumber Daya Manusia (SDM) yang aktif atau bekerja di AUM, perlu kiranya dibuatkan klasifikasi ke dalam beberapa kriteria. Kemudian, dari klasifikasi tersebut, apa kira-kira dampak terhadap Persyarikatan Muhammadiyah, baik konteksnya di AUM itu sendiri dan lebih-lebih untuk Muhammadiyah. Secara sederhana, paling tidak SDM yang bekerja di AUM masuk ke dalam beberapa klasifikasi.

Pertama, karyawan AUM yang berasal dari keluarga Warga Persyarikatan Muhammadiyah. Dimana, karyawan AUM tersebut baik secara idiologis ataupun biologis memang berasal dari keluarga yang sehari-hari hidup dengan nilai-nilai kemuhammadiyahan. Dirinya bergabung menjadi karyawan di AUM biasanya melalui jalur rekomendasi dari keluarga mereka yang telah bergabung terlebih dahulu di AUM ataupun sebagai pimpinan di Persyarikatan Muhammadiyah.

Tentu, karena mereka berasal dari keluarga Muhammadiyah, nilai-nilai kemuhammadiyahan akan sangat kental dalam dirinya. Kemudian, rasa kepemilikan terhadap Muhammadiyah biasanya akan cukup besar. Sehingga dirinya akan benar-benar aktif menggerakkan roda AUM secara profesional serta akan mau juga menggerakkan Muhammadiyah di tempat dirinya tinggal, baik di tingkat Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), tingkat Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) ataupun yang lainnya. 

Walaupun demikian, hal tersebut tidak menjadi parameter bahwa dirinya akan menjadi kader Muhamamdiyah yang terbaik. Karena, masuknya mereka ke Muhammadiyah salah satunya bukan disebabkan adanya ghairah untuk bermuhammadiyah secara utuh. Akan tetapi, disebabkan keluarganya telah masuk menjadi anggota Muhammadiyah terlebih dahulu. Sehingga, mau tak mau, dirinya bisa dikatakan terpaksa menjadi kader Muhammadiyah. Tentu juga, ada yang memang secara sadar mengikuti jejak keluarganya, hingga menjadi kader militan di Muhammadiyah.   

Kedua, karyawan AUM yang berasal dari Pengkaderan Muhammadiyah. Karyawan AUM yang berasal dari Pengkaderan Muhammadiyah ialah karyawan yang dihasilkan dari pengkaderan, baik pengkaderan di tingkat pelajar seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), pengkaderan di tingkat Mahasiswa seperti di Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM), pengkaderan di tingkat pemuda seperti aktif di Pemuda Muhammadiyah, dan pengkaderan lainnya seperti aktif di tingkat Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), dan lain sebagainya.  

Makna kader di sini, bisa diartikan sebagai kader yang masuk ke dalam Persyarikatan Muhammadiyah mulai tingkat mana saja. Tentu, pemaknaannya tidak rigid dengan mengatakan dirinya kader harus mengikuti pengkaderan dari tingkat IPM, kemudian IMM, Pemuda Muhammadiyan, dan selanjutnya. Tapi, seseorang yang ikut pengkaderan dari tingkat Pimpinan Ranting Muhammadiyah, kemudian dirinya aktif di ranting dengan berbagai macam kegiatannya hingga ranting tersebut menjadi lebih hidup, maka dirinya dapat dikatakan sebagai kader Muhammadiyah—walaupun tidak melalui pengkaderan dari tingkat IPM, IMM, dan lain sebagainya.

Karyawan yang berasal dari Pengkaderan Muhammadiyah, baik di tingkat pelajar, mahasiswa, ataupun di tingkat Ranting Muhammadiyah, Cabang Muhammadiyah, dan lain sebagainya, biasanya memiliki ghairah produktivitas kinerja yang cukup tinggi. Karena, diri mereka tidak semata-mata bekerja dalam rangka mendapatkan penghidupan, akan tetapi bekerja sembari menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah melalui AUM tempat dirinya bekerja.

Ketiga, Karyawan AUM yang berasal dari luar Muhammadiyah. Karyawan tersebut ialah karyawan yang tidak berasal dari keluarga Warga Persyarikatan Muhammadiyah dan juga tidak berasal dari pengkaderan Muhammadiyah. Dengan kata lain, dirinya bekerja di AUM hanya semata-mata mencari nafkah untuk menghidupi diri mereka. Tentu, karena mereka bekerja di AUM, rata-rata pasca masuk menjadi karyawan harus membuat Kartu Muhammadiyah.

Hal yang harus kita pahami bersama, pasca mereka masuk menjadi karyawan di AUM, secara garis besar mereka akan terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama, mereka akan memposisikan dirinya hanya sebagai karyawan di AUM. Artinya, dalam diri mereka tak ada sedikit pun nilai-nilai Muhammadiyah yang menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan terkadang, golongan karyawan seperti ini bila di luar AUM menjelek-jelekkan Muhammadiyah. Karena bagi dirinya, menjadi Muhammadiyah hanya tameng agar bisa diterima bekerja di AUM. 

Golongan kedua, mereka akan benar-benar mempelajari Muhammadiyah secara tekun. Dalam artian, walaupun mereka mengenal dan mengetahui Muhammadiyah pasca dirinya bekerja di AUM, tapi baginya Muhammadiyah adalah nilai hidup yang akan menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bagi dirinya, bekerja di AUM esensinya ialah tempat belajar terkait Islam dan nilai-nilai kemuhammadiyahan yang tentu tak akan bisa didapatkan di tempat kerja lainnya.

Menghidupkan Ranting dan Cabang Muhammadiyah

Pimpinan AUM—mulai dari Sekolah Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), Rumah Sakit Muhammadiyah, dan lain sebagainya, harus memiliki ketegasan bahwa setiap karyawan AUM wajib untuk aktif di Ranting dan Cabang Muhammadiyah tempat karyawan bersangkutan tinggal. Dengan kata lain, dari hari Senin hingga Jum’at aktif bekerja di AUM secara profesional, dan di hari Sabtu ataupun Minggu harus mau dan rela menjenguk Ranting dan Cabang Muhammadiyah dalam bentuk pengajian ataupun kegiatan yang diselenggarakan di dalamnya.  

Kebijakan tersebut sebagai upaya agar karyawan di AUM merasa memiliki dan bertanggung jawab untuk menghidupkan dan mengembangkan Dakwah Muhammadiyah di tempat tinggal mereka masing-masing. Sehingga akan ada transformasi nilai-nilai kemuhammadiyahan dari AUM yang sangat kental dengan nilai dan perilaku kemuhammadiyahan ke masyarakat di sekitar Ranting ataupun Cabang tempat karyawan aktif mengadakan dan ikut kegiatan pengajian.

Kemudian, kebijakan tersebut sebagai upaya agar Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) menjadi hidup dan bisa memberikan kehidupan nyata bagi masyarakat yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Karena dengan menghidupkan Ranting dan Cabang Muhammadiyah misalnya dengan adanya pengajian rutin, esensinya sedang menyemaikan AUM baru di tempat pengajian tersebut terselenggara.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena, hal yang masyhur di pengajian Muhammadiyah ialah tertanam kuat bahwa Iman, Ilmu, dan Amal, menjadi sebuah kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, ilmu pengetahuan yang didapatkan dari hasil kajian di pengajian, harus diwujudkan dalam bentuk lembaga yang nyata. Salah satunya ialah dalam bentuk Amal Usaha Muhammadiyah. Maka dari itu, pimpinan AUM di seluruh Indonesia harus membuat kebijakan tegas bahwa setiap karyawan wajib aktif di Ranting ataupun Cabang Muhammadiyah. Bagi yang tak mau aktif, tinggal dibuatkan pilihan untuk segera meninggalkan AUM tempat dirinya bekerja.    

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/