117 Sarjana Kedokteran FKK UMJ Jalani Prosesi Angkat Janji

Oleh :
Fazri Maulana
Prosesi pembacaan lafal Angkat Janji Sarjana Kedokteran oleh Dekan FKK UMJ Dr. dr. Tri Ariguntar Wikaning Tyas, Sp.PK., Selasa (20/2/24).
Prosesi pembacaan lafal Angkat Janji Sarjana Kedokteran oleh Dekan FKK UMJ Dr. dr. Tri Ariguntar Wikaning Tyas, Sp.PK., Selasa (20/2/24). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)

177 sarjana Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ) menjalani prosesi Angkat Janji Sarjana Kedokteran ke 43 di Gedung Cendikia UMJ, Selasa (20/2/24).  

Baca juga : Lulusan Dokter Angkatan 53 FKK UMJ Diangkat Sumpah

Para Sarjana Kedokteran diangkat janjinya oleh Dekan FKK UMJ Dr. dr. Tri Ariguntar Wikaning Tyas, Sp.PK., dengan khidmat sebagai bagian akhir dari rangkaian proses pendidikannya. Prosesi Angkat janji yang dilaksanakan oleh mahasiswa Pendidikan Dokter ini sebagai tahapan untuk mengikuti program lanjutan yaitu studi profesi dokter. 

Prosesi angkat janji disaksikan oleh Rektor Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., Wakil Rektor I Dr. Muhammad Hadi, S.Kp., M.Kep., Wakil Rektor III Dr. Rini Fatma Kartika, S.Ag., MH., Wakil Rektor IV Dr. Septa Chandra, SH., MH., Ketua Program Studi Profesi Dokter Dr.dr. Farsida, MPH., dan civitas akademika FKK UMJ.

Para sarjana kedokteran yang telah diangkat janji kemudian menandatangani lembar angkat janji sebagai komitmen dalam menjaga etika profesi dokter. Penandatangan lafal janji diwakili oleh Nabila Aulia Maharani dan Muhammad Reza Syah Pahlevi, disaksikan oleh Rektor, Dekan FKK UMJ, dan Sek. Prodi Pendidikan Dokter.

Penandatanganan lembar angkat janji oleh Nabila Aulia Maharani dan Muhammad Reza Syah Pahlevi, disaksikan oleh Rektor, Dekan FKK UMJ, dan Sek. Prodi Pendidikan Dokter, di Gedung Cendikia, Selasa (20/2/2024). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)

Berdasarkan laporan Sekretaris Prodi Kedokteran dr. Tri Wahyuni, SpPK., diawal, ia mengucapkan selamat kepada para mahasiswa telah menuntaskan rangkaian proses pendidikan kedokteran. Tri mengatakan bahwa tanggung jawab akan semakin berat selaras dengan pengetahuan dan tahapan yang meningkat, maka amanah perlu dijaga dengan baik.

Pada angkatan 43 ini, dr. Tri Wahyuni melaporkan bahwa 82,96% mahasiswa FKK UMJ lulus tepat waktu. Lulusan terbaik I dengan capaian predikat pujian dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,71 diraih oleh Nabilah Aulia Maharani, terbaik II 3,61 diraih oleh Mutiara Ayu Ismail, dan terbaik III dengan capaian nilai 3,57 diraih oleh Muhammad Reza Syah Pahlevi.

Dekan FKK UMJ Dr. Tri Ariguntar mengatakan ini merupakan satu tahapan awal menjadi seorang dokter. Tahapan selanjutnya para lulusan akan mengikuti program studi profesi dokter. Angkat janji merupakan prosesi yang wajib dilakukan bagi calon mahasiswa program profesi dokter yang akan berlangsung selama dua tahun untuk mengikuti stase klinik (coass) di rumah sakit pendidikan FKK UMJ yang tersebar di berbagai daerah.

“Kalian harus mempersiapkan dengan baik, bawa nama baik universitas dan fakultas dengan menjaga profesionalitas. Semoga dengan melewati satu tahap ini, kita akan bertemu dengan status sebagai dokter, ”ungkap Tri Ariguntar.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UMJ Prof. Ma’mun menyoroti permasalahan yang sering menjerat para dokter yaitu malpraktik. Malpraktik yakni melakukan praktik kedokteran yang tidak tepat dan menyalahi kode etik. Maka dari itu, Ia berpesan untuk para calon dokter mengamalkan prinsip-prinsip nilai dasar yang diajarkan oleh Muhammadiyah.

“Sering kali pelanggaran terjadi karena kurangnya pemahaman keagamaan. Meskipun kalian sudah mengucapkan janji, setelah ini melakukan sumpah. Penting sekali untuk mengamalkan nilai dasar Muhamamdiyah dimasyarakat,” Ujar Ma’mun.

Pesan juga datang dari Nabila sarjana terbaik I periode ke 43. Nabila mengatakan, kendati melangsungkan proses pendidikan dalam masa pandemi COVID 19. Para sarjana berkomitmen untuk menjadi calon dokter yang dapat memegang teguh karakteristik dan nilai-nilai yang diajarkan oleh FKK UMJ.

Nabila berpesan untuk melakukan persiapan yang matang dalam menghadapi tahapan studi profesi dokter. “Kita harus siapkan mental. Selain itu, memahami dan mengulang kembali materi pembelajaran,” ucap Nabila.

Editor : Dian Fauzalia