Lawan Narasi Bias Konflik Palestina-Israel

Oleh :
Fazri Maulana
Lawan Narasi Bias Konflik Palestina-Israel
Uttiek M Panji Astuti (kiri) dan Mulkan Habibi, S.Kom.I, M.I.Kom,. (kanan) saat penyampaian materi kuliah tamu Komunikasi Islam: Bias Pemberitaan Dalam Perang Taufan Al Aqsha Palestina dilaksanakan di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Kamis (30/11/23). (Foto : FISIP UMJ)

Pemberitaan media mengenai konflik Palestina-Israel kembali marak di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Namun, bias pemberitaan seringkali terjadi dan tidak menguntungkan rakyat Palestina.

Baca juga : Prodi Ilkom UMJ Jadi CO-Host International Conference

Hal itu mengemuka dalam kuliah tamu Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMJ bertajuk Komunikasi Islam: Bias Pemberitaan Dalam Perang Taufan Al Aqsha Palestina. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Kamis (30/11/23).

Kuliah tamu ini mengundang jurnalis yang juga penulis buku serial jelajah tiga daulah yakni Uttiek M Panji Astuti dan dimoderasi oleh Mulkan Habibi, S.Kom.I, M.I.Kom,.

Ketua program studi ilmu komunikasi Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si., menyampaikan bahwa narasi pemberitaan di media yang sering kali bias, tidak menguntungkan rakyat Palestina menuntut mahasiswa untuk ikut berperan melawan narasi bias yang sudah bermunculan.

“Narasi pemberitaan di media seringkali tidak menguntungkan bagi rakyat Palestina. Kita bisa membantu melalui komunikasi digital berupa konten-konten di media sosial dan bagaimana membuat sebuah konten di media sosial yang dapat menyebarluaskan konten untuk melawan narasi bias tersebut” ungkap Okta.

Dalam pemaparannya, Uttiek menjelaskan bahwa sejak awal konflik hingga perang Taufan Al-Aqsha berkecamuk strategi yang digunakan Israel adalah framing. Narasi yang dibangun adalah serangan pejuang palestina terjadi tanpa di provokasi. Pejuang Palestina disebut melakukan pembantaian dan pemerkosaan bahkan pemenggalan bayi dan diserupakan dengan ISIS.

“Sosial Media dan Google tidak memberi ruang bagi berita-berita pro Palestina dengan berbagai dalih,” ungkap Uttiek.

Uttiek melanjutkan bahwa jika framing tidak berjalan, narasi baru akan terus bermunculan.

“Karena kebenaran selalu menemukan jalannya, mereka akan menyusun narasi baru. Mereka akan memberikan banyak asumsi dari berbagai sumber, sehingga orang-orang kembali menjadi ragu,” lanjut uttiek.

Tidak hanya itu, Uttiek juga menjelaskan bahwa dalam perang Taufan Al-Aqsha, framing digunakan untuk membenarkan penargetan wilayah sipil dan kematian warga sipil. Keadaan itu juga didukung oleh bantuan kucuran dana.

Terakhir, Uttiek menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa dan generasi Muslim perlu membantu untuk mengabarkan tentang pembelaan pada rakyat Palestina.

“Tugas kita adalah melanjutkan amanah yang diembankan di pundak Hassan bin Tsabit, Abdullah ibn Ruwahah dan para penyair (jurnalis) Rasulullah SAW. Lebih dari itu, kita jangan pernah berhenti menarasikan kebenaran,” ungkap Uttiek

Editor : Dian Fauzalia

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/