Din Syamsuddin: Nuzulul Qur’an Peristiwa Bersejarah Umat Islam

Oleh :
Kholifatul Husna
Foto Din Syamsuddin saat cerama di acara Nuzulul Qur'an
Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, M.A. saat menyampaikan tausyiyah pada malam peringatan Nuzulul Qur’an bertempat di Masjid At-Taqwa UMJ, Rabu (12/04/2023).

Nuzulul Qur’an merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Islam bahwa Al-Qur’an turun ke muka bumi atas perintah Allah SWT di bulan suci Ramadan. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Badan Pimpinan Harian Universitas Muhammadiyah Jakarta (BPH UMJ) Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, M.A. dalam tausyiyah pada malam peringatan Nuzulul Qur’an bertempat di Masjid At-Taqwa UMJ, Rabu (12/04/23).

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril untuk menjadi pedoman bagi umat muslim dan dasar bagi kehidupan di dunia. Dengan berpedoman Al-Qur’an hidup manusia akan lebih terarah dan terhindar dari perbuatan dosa.

Baca juga : Peran Lembaga Islam Harus Kokoh

Din Syamsudin menyampaikan pada tausyiyahnya dalam sejarah tercatat bahwa Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus kepada Rasulullah SAW. Ayat-ayat Al-Qur’an tersebut diturunkan secara bertahap, sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur dalam kurun waktu 23 tahun.

Peristiwa turunnya ayat pertama di Goa Hira Mekkah pada tahun 610 M dikenal sebagai Nuzulul Qur’an. Lebih lanjut, Din menjelaskan ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Alaq ayat 1-5, momen tersebut sekaligus menjadi awal kenabian Nabi Muhammad SAW.

Penjelasan waktu turunnya Al-Qur’an juga disampaikan Din bahwa Al-qur’an menjadi awal penyebaran agama Islam dimana saat itu Nabi Muhammad sedang menyepi untuk menenangkan diri di Goa Hira. Nabi Muhammad yang saat itu berusia 40 tahun merasa prihatin terhadap masyarakat jahiliyah di Mekkah.

Pada saat itu Rasulullah SAW tidak bisa membaca apa yang malaikat Jibril bawa, karena sosok Jibril yang juga asing bagi Rasulullah SAW, sehingga ada rasa gugup luar biasa saat pertama kali bertemu dan menyampaikan firman Allah SWT yaitu Iqra (bacalah) yang terdapat dalam surat Al-Alaq.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq 1-5)

“Turunnya Al-Qur’an adalah solusi atas jawaban dari menyepinya Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, kegelisahan terhadap masyarakat jahiliah di Mekkah, dengan diturunkannya Al-Qur’an merupakan kasih sayang Allah SWT yang memiliki sifat Ar-Rahman, dan Ar-Rahim dalam memberikan hidayah kepada umat muslim di Mekkah saat itu,” jelas Din Syamsuddin.

Tidak hanya peristiwa Nuzulul Qur’an yang disampaikan Din Syamsudin juga mengaitkan 3 unsur konsep kepribadian Islam menurut Taqqiyudin An Nabhani seperti Al Gharizah, An Nafsiyah, dan Al Aqlu.

Tiga unsur tersebut di jelaskan Din Syamsudin konsep kepribadian islam yang pertama, Al Gharizah atau naluri merupakan pola reaksi kemanusiaan terhadap rangsangan untuk mempertahankan diri dari sesuatu seperti kebutuhan jasmani.

“Bahwa Allah SWT telah menciptakan pada manusia potensi kehidupan thaqah hayawiyyah (potensi kehidupan), yaitu potensi yang juga diciptakan Allah SWT pada lainnya. Seperti halnya pada benda-benda yang telah diciptakan khasiat-khasiatnya, maka pada diri manusia telah diciptakan pula berbagai Gharizah (naluri) serta hajatul ‘udhowiyah (kebutuhan jasmani),” Tegas Din Syamsuddin.

Kemudian yang kedua, Aqliyah (pola pikir) Islam adalah berpikir berdasarkan Islam, yaitu menjadikan Islam satu-satunya tolak ukur umum terhadap seluruh pemikiran tentang kehidupan.

“Jadi, bukan sekedar untuk mengetahui atau untuk (kepuasan berpikir) seorang intelek. Selama seseorang menjadikan Islam sebagai tolak ukur atas seluruh pemikirannya secara praktis dan secara riil, berarti dia telah memiliki ‘aqliyah Islam,” sambung Din Syamsuddin.

Sedangkan yang dimaksud dengan Nafsiyah (pola sikap) Islam adalah menjadikan seluruh kecenderungan yang bertumpu pada asas Islam, yaitu menjadikan Islam sebagai satu-satunya tolak ukur umum terhadap seluruh pemenuhan (kebutuhan jasmani maupun naluri).

“Manisnya beragama jika kita membaca Al-Qur’an dan mampu memahami makna dari setiap ayat Al-Qur’an,” tutup Din Syamsuddin.

Paket Sembako
Penyerahan paket sembako secara simbolis kepada warga lingkungan kampus UMJ oleh Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si., Warek I Dr. Muhammad Hadi, S.Kp., M.Kep., dan Warek III Dr. Rini Fatma Kartika, S.Ag., MH.

Baca juga : Lazismu dan UMJ Bagikan Sembako ke Warga Tangerang Selatan

Peringatan Nuzulul Qur’an merupakan serangkaian dari kegiatan pembagian sembako dan buka bersama yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengkajian dan Penerapan Al-Islam Kemuhamadiyahan (LPP AIK). Ketua LPP AIK UMJ Drs. Fakhrurazi, MA., mengatakan bahwa kegiatan digelar dalam rangka menikmati dan mengamalkan ibadah di bulan suci Ramadan.

“Ini sebagai kegiatan saling berbagi kepada fakir miskin. Nanti juga kita akan buka bersama, menunaikan salat wajib berjamaah, hingga tarawih berjamaah. Selanjutnya mendengarkan ceramah Nuzulul Qur’an dengan tema Implementasi nilai-nilai Qur’ani dalam Membangun Peradaban,” jelas Fakhrurazi.

Peringatan malam Nuzulul Qur’an dihadiri oleh jajaran pimpinan Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si., Warek, sivitas akademika, tenaga pendidik, mahasiswa hingga masyarakat di lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta. (KH/KSU)

Editor : Budiman

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/