Kemenkes Gencarkan Enam Pilar Transformasi Sistem Kesehatan Nasional

Oleh :
Kholifatul Husna
Ir. Budi Gunadi Sadikin
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin saat memberikan Kuliah Umum Transformasi Sistem Kesehatan Nasional di Auditorium FKK UMJ, Selasa (21/2).

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan Kuliah Umum kepada kurang lebih 1000 mahasiswa Fakultas Kedokteran dari 12 PTMA yang tergabung dalam Asosiasi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiyah (APKKM). Kegiatan yang dilakukan secara hybrid digelar di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ), Selasa (21/2).

Kuliah umum diinisiasi oleh APKKM bertujuan agar civitas akademika perguruan tinggi lebih peka terhadap isu kesehatan dan dunia pendidikan kedokteran. Tema yang diangkat adalah “Transformasi Sistem Kesehatan Nasional”.

Menkes Budi Gunadi mengatakan bahwa Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia melalui 6 pilar transformasi yang dilakukan. Enam pilar tersebut adalah transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

“Kita melakukan enam pilar transformasi. Pertama adalah layanan primer. Ini yang paling penting edukasi kesehatan. Kedua adalah transformasi layanan rujukan rumah sakit. Ketiga transformasi sistem ketahanan kesehatan. Ini kalau ada pandemi, kita lebih siap dari sisi obat-obatan, alat-alat kesehatan, tenaga kesehatan cadangan itu masuk ke sana, termasuk surveilance terhadap penyakit menular. Kita ingin pastikan baik lokal, nasional, maupun regional itu harus siap,” ungkap Budi.

Baca Juga : Haedar Nashir Sampaikan Cara Pandang Muhammadiyah dalam Membangun Pendidikan dan Kesehatan

Transformasi keempat adalah transformasi sistem pembiayaan kesehatan. Hal ini sebagian besar layanan kesehatan terdapat di BPJS. Namun ada juga asuransi swasta yang harus dipastikan keberlanjutannya. Transformasi kelima adalah SDM Kesehatan dan keenam adalah transformasi Teknologi Kesehatan, ini terkait teknologi informasi dan bioteknologi. “Itu adalah 6 kerangka besar yang akan kita kejar sampai 2024,” jelas Budi.

Selain layanan kesehatan primer, Menkes Budi Gunadi mengatakan saat ini ada sekitar 12.000 Puskesmas yang tersebar di semua wilayah Indonesia. Ia menilai jumlah tersebut tidak akan mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Ada sejumlah program yang akan dilakukan diantaranya menata ulang jaringan fasilitas layanan kesehatan.

Maka dari itu diperlukan revitalisasi Posyandu di setiap wilayah di Indonesia sebagai bentuk pelayanan yang lebih dekat dengan masyarakat. Bukan hanya melayani Ibu dan bayi, tapi melayani setiap siklus hidup termasuk remaja, dewasa, hingga lansia.

“Jadi setiap Puskesmas bisa melakukan layanan laboratorium misalnya 100 kali tes, kemudian di atasnya laboratorium kesehatan kabupaten/kota, di atasnya lagi laboratorium provinsi, kemudian regional, dan nasional,” ucap Budi.

Target fasilitas layanan primer dan Labkesmas sebanyak 514 Rumah Sakit Kabupaten/Kota, 7.230 Pukesmas Kecamatan, 85.000 Posyandu Desa/Kelurahan, 300.000 Posyandu Dusun/RT/RW, dan 273.5 juta kunjungan rumah penduduk tingkat kelembagaan serta laboratorium nasional (Prof. dr. Sri Oemiyati dan B2PVRP), laboratorium regional (BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES), Labkesda Provinsi, Labkesda Kab/Kota, dan Laboraturium Puskesmas.

Pada kesempatan tersebut, Menkes Budi menjelaskan tentang transformasi layanan rujukan. Pada transformasi ini terdapat tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker.

“Data yang saya miliki, dari 34 provinsi yang bisa melakukan operasi pasang ring itu hanya 28 provinsi. Kalau sudah tidak bisa dipasang ring, maka tindakan berikutnya adalah bedah jantung terbuka. Ini jumlahnya turun lagi dari 28 provinsi kalau tidak salah ke 22 provinsi,” tutur Budi.

Target Kemenkes pada 2024 adalah seluruh rumah sakit di Indonesia bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker. Layanan jantung yang sesuai dengan kompetensi masih belum merata di Indonesia. Hanya 40 rumah sakit pemerintan yang mampu melayani chatlab dan hanya 10 rumah sakit yang mampu melakukan bedah jantung. “Akses layanan dan standar layanan tertentu untuk jantung, stroke, dan kanker saya mau rata tersedia di seluruh provinsi,” ungkap Budi.

Tiga program utama penguatan upaya preventif pada layanan primer adalah imunisasi rutin untuk mencegah penyakit kanker serviks dengan imunisasi Human Papillomavirus (HPV). Selain itu pneumonia dan diare yang menjadi penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia, dapat di cegah dengan imunisasi (PCV dan Rotavirus). Tahapan screening kesehatan perlu dilakukan ditiap-tiap layanan masyarakat terkait penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia.

Suasana Kuliah umum Transformasi Sistem Kesehatan Nasional di Auditorium FKK UMJ, Selasa (21/2).

Lebih lanjut, hal yang menjadi perhatian Kemenkes lainnya adalah yang berkaitan dengan layanan kesehatan primer dan pembiayaan kesehatan. Sepanjang tahun 2022, Kemenkes terus mendorong layanan kesehatan primer berkualitas agar dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat.

Di hadapan ribuan tamu undangan dan mahasiswa FK dari 12 PTMA baik luring maupun daring, Budi menuturkan bahwa keberadaan Muhammadiyah sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan dan Menkes merasakan kehadiran Muhammadiyah dalam sektor kesehatan, “Muhammadiyah is the most influence group di luar pemerintah pada bidang kesehatan dan pendidikan,” jelas Budi.

Budi menyampaikan bahwa Kemenkes memiliki tujuan yakni meningkatkan layanan kesehatan masyarakat dan negara turut hadir. Sejalan dengan visi presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan.

Kuliah Umum digagas oleh APKKM (Asosiasi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiyah), organisasi yang didirikan tahun 2008 berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan SDM dalam bidang pendidikan kedokteran dan kesehatan di lingkungan Muhammadiyah.

Dalam perannya mendorong pengembangan riset dan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan, serta memperkuat jaringan kerjasama antarlembaga pendidikan kedokteran dan kesehatan di lingkungan Muhammadiyah, Kuliah Umum menghadirkan kurang lebih 1000 peserta secara daring maupun luring.

Selain Mahasiswa dan dosen PTMA yang tergabung dalam APKKM, hadir pula perwakilan RS Islam Jakarta Cempaka Putih, RS Islam Jakarta Pondok Kopi, RS Muhammadiyah Aisyiyah, Majelis Diktilitbang PP Majelis Pembina Kesehatan Umum, Dekanat dan Kaprodi Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FK PTMA), dosen dan mahasiswa dari 12 FK PTMA, serta 10 delegasi calon FK PTMA. (KH/RN/KSU)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/