Haedar Nashir Sampaikan Cara Pandang Muhammadiyah dalam Membangun Pendidikan dan Kesehatan

Oleh :
Mamay Nurbayani
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, M.Si. saat memberikan Amanat pada Kuliah Umum di Auditorium FKK UMJ, Selasa (21/2).

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, M.Si., menyampaikan cara pandang Muhammadiyah dalam membangun pendidikan dan kesehatan. Selama ini, apa yang dilakukan Muhammadiyah dapat mendukung proses pembangunan pendidikan dan kesehatan yang semakin akseleratif untuk hajat hidup orang banyak.

Tidak mudah bagi Muhammadiyah untuk memajukan pendidikan dan kesehatan. Pendekatan sosial keagamaan yang intensif biasanya dilakukan oleh Muhammadiyah. Sebagai contoh, saat memproses pembangunan rumah sakit di Jayapura dan Sorong. Muhammadiyah diterima di sana karena masyarakat merasakan manfaatnya melalui pendidikan dan kesehatan.

“Ini merupakan proses transformasi sosial budaya yang membutuhkan back up yang kuat dari berbagai pihak. Langkah ini terus kita ambil karena kita percaya bahwa Tuhan selalu membukakan jalan bagi orang yang bersungguh-sungguh,” ungkap Haedar.

Pernyataan tersebut disampaikan Haedar saat memberikan amanat pada Kuliah Umum bersama Menkes RI Budi Gunadi Sadikin yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiyah (APKKM) di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ), Selasa (21/02/2023).

Baca juga : Haedar Nashir: Muktamar Muhammadiyah Bisa Jadi Contoh Untuk Indonesia 2024

Kuliah umum ini merupakan kegiatan penting untuk melihat berbagai perspektif, memahami kebijakan kesehatan untuk mengambil berbagai keputusan. Haedar mengharapkan negara hadir dalam memajukan sektor kesehatan. Kepentingan Muhammadiyah ke depan adalah dapat mendukung proses pembangunan kesehatan yang lebih akseleratif untuk hajat hidup orang banyak. Berkaitan dengan itu, di hadapan Menkes Budi Gunadi, Haedar menyatakan harapannya agar pemerintah dapat memberikan dukungan pada Muhammadiyah.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menggambarkan kondisi kesehatan di Indonesia yang berada jauh di bawah negara lain di Asia Tenggara (ASEAN). Oleh karenanya Ma’mun mendukung Kemenkes sepenuhnya untuk melakukan transformasi kesehatan nasional. Selain itu Ma’mun menyampaikan bahwa salah satu cara untuk melakukan transformasi adalah dengan menggandeng ormas seperti Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Menkes RI, Pimpinan UMJ, Ketua APKKM dan peserta setelah Kuliah Umum di Aula FKK UMJ, Selasa (21/02/2023).

Sementara itu Ketua APKKM Prof. Dr. dr. Suryani As’as, M.Sc., Sp.GK (K), menjelaskan bahwa APKKM bertugas untuk melakukan sinergitas dan kolaborasi seluruh potensi di pendidikan kedokteran dan kesehatan. Menurutnya jumlah SDM di FK PTMA yang mencapai 9000 mahasiswa cukup potensial untuk memberikan kontribusi dalam perbaikan kesehatan dan keberlanjutan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Pada sesi kuliah umum, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa Kemenkes RI berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia pada enam pilar transformasi yang akan dilakukan. Transformasi tersebut di antaranya Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

Kuliah Umum bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, dihadiri oleh para Rektor PTMA yang tergabung dalam APKKM, perwakilan RS Islam Jakarta Cempaka Putih, RS Islam Jakarta Pondok Kopi, RS Muhammadiyah Aisyiyah, Majelis Diktilitbang PP Majelis Pembina Kesehatan Umum, Dekanat dan Kaprodi Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (FK PTMA), dosen dan mahasiswa dari 12 FK PTMA, serta 10 delegasi calon FK PTMA. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa FK PTMA dapat lebih peka terhadap isu kesehatan dan pendidikan kedokteran.

APKKM merupakan perkumpulan pengelola Fakultas Kedokteran dan Fakultas/Prodi Kesehatan di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Lembaga ini fokus membahas isu serta permasalahan dunia pendidikan kedokteran yang kemudian diharapkan akan ditemukan solusinya. Saat ini PTMA yang tergabung dalam APKKM sebanyak 12 perguruan tinggi. Berdasarkan laporan Suryani, akan ada 10 PTMA yang segera mendirikan Fakultas Kedokteran. (MN/QF/KSU)