Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih luas dibandingkan daratan diantaranya yakni sekitar 17.499 pulau dan bergaris pantai sepanjang 81.000 km. Hal itu menjadi potensi untuk Indonesia bisa maju dalam pengembangan SDA (Sumber Daya Alam). Demikian yang disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Dr. Ma’mun Murod, M.si dalam webinar Lets Talks Indonesia pada Sabtu (27/8/22).
Webinar tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) dengan tema Pembangunan Kawasan Kepulauan dan Pesisir Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta dan Tanah Air. Potensi perairan yang dimiliki, menjadikan Indonesia perlu meningkatkan lagi perhatian dalam pengembangan pembangunan masyarakat di wilayah kawasan kepulauan dan pesisir . ASPEKSINDO adalah organisasi kerjasama dan hubungan kemitraan antar Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir, serta sebagai penghubung antara Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir dengan Pemerintah Pusat dan industri atau swasta serta pihak lain baik dalam dan luar negeri.
Rektor UMJ menjelaskan bahwa lautan adalah aset utama bagi negara dan industri pariwisata. Data dari Kementerian Pariwisata, sebesar 44% pengunjung asing melakukan wisata bahari dan pesisir. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki banyak peluang besar untuk menumbuhkan nilai jangka panjang dalam pengembangan sektor daerah kepulauan dan pesisir.
Lebih lanjut, Rektor UMJ menyampaikan bagaimana peran penting Muhammadiyah dalam mendukung pembangunan kawasan kepulauan dan pesisir Indonesia. Melalui sektor pendidikan, Muhammadiyah memiliki perhatian khusus dalam sektor kelautan dan potensi-potensi yang ada di dalamnya. Hal ini dibuktikan dengan 172 PTMA milik Muhammadiyah tersebar dari Aceh sampai Papua memiliki program studi yang mendukung upaya pengembangan pembangunan kawasan kepulauan dan pesisir, diantaranya Fakultas Kelautan dan Perikanan (UM Pontianak), Ilmu Kelautan (UM Kendari dan UM Palopo), dan Akuakultur (UM Gresik, UMM, UMS).
“Sebagai salah satu organisasi yang bergerak dalam lembaga pendidikan. Muhammadiyah juga mempunyai perhatian yang cukup serius di sektor kelautan dan termasuk potensi yang ada didalamnya, perikanan, wisata bahari dan ekosistem berharga lainnya. Pada fungsi pendidikan ini Muhammadiyah selalu memantapkan pendirian lembaga pendidikan yang mampu menjadi pusat ilmu tentu saja yang berkaitan dengan pengembangan sektor kelauatan,” ungkap Ma’mun.
Tidak hanya itu, Ma’mun menambahkan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) juga ikut mengambil bagian dalam mendukung upaya tersebut dengan mendirikan pusat studi perbatasan dan pesisir (PSPP). Hal ini merupakan bagian UMJ dalam bepartisipasi dalam membangun masyarakat di perbatasan dan daerah pesisir. UMJ dalam waktu dekat akan berkunjung ke perbatasan di wilayah Kalimantan Utara untuk berbicara persoalan mengenai permasalahan perbatasan dan daerah pesisir. Sebagai salah satu pendiri PSPP UMJ tersebut, juga akan melakukan MOU dengan beberapa Perguruan Tinggi di wilayah perbatasan, untuk memperkuat dan memperlancar tujuan pningkataan taraf hidup masyarakat dan kedaulatan bangsa di perbatasan.
Acara juga menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Wakil Ketua MPR RI Jazijul Fawaid, Walikota Samarinda Andi Harun, Wakil Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertahanan Nasional Surya Tjandra, Entrepeneur & Tourism Enthusiast Laily Fitriah, dan Kodam IV Diponegoro Hadi Al Jufri.
Pada kesempatan yang sama Kol. Infanteri Ahmad Hadi Al Jufri menuturkan bahwa salah satu pengembangan potensi kawasan kepulauan dan pesisir yakni melalui sektor pariwisata. Pariwisita akan mendorong peningkatan dalam berbagai aspek pembangunan masyarakat.
“Paling tidak pariwisata akan menciptakan tingkat pendidikan, pengetahuan masyarakat yang lebih baik, dan terbentuk nilai toleransi kebhinekaan,” ungkap Hadi.
Leader Talks Indonesia merupakan ajang diskusi yang mengundang tokoh-tokoh pemimpin nasional untuk membahas pengembangan pembangunan kawasan di wilayah kepulauan dan pesisir. (FZ/KSU)
