Dokter Peraih IPK Tertinggi Sumpah Dokter 51 Layani Pasien Disabilitas

Oleh :
Mutiara Halimatu's Sadiyah
angkat sumpah FKK UMJ
Wakil Rektor 4 UMJ, Dr. Septa Candra, S.H., M.H., (kanan), Dekan FKK UMJ, Dr. dr. Muhammad Fachri, Sp.P, FAPSR, FISR., Ketua Program Studi FKK UMJ, Dr. dr. Farsida, MPH., dr. Satya Pramana (tengah) saat penghargaan peraih IPK tertinggi pada prosesi Angkat Sumpah Dokter FKK UMJ di Menara 165, Selasa (08/08/2023).

Peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada prosesi Angkat Sumpah Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ) ke-51, dr. Satya Pramana, menceritakan pengalaman saat coass menangani pasien disabilitas dan mengungkapkan keinginannya untuk memperdalam bahasa isyarat serta menjadi dokter yang fasih bahasa isyarat, Selasa (08/08/2023).

Baca juga : Suka Cita Dalam Proses Angkat Janji 145 Sarjana Kedokteran FKK UMJ

Keinginan tersebut disampaikan karena ingin melayani pasien disabilitas karena tidak semua dokter di Indonesia paham bahasa isyarat. Kebanyakan dokter hanya memperhatikan gerak mulut pasien disabilitas. Hal ini menjadi masalah kompleks ketika di masa pandemi semua orang wajib memakai masker.

angkat sumpah FKK UMJ
Prosesi pembacaan lafal Angkat Sumpah Kedokteran oleh , Dr. dr. Muhammad Fachri, Sp.P., FAPSR, FISR di Menara 165, Selasa (08/08/2023)

“Kesetaraan bukan ketika seseorang mendapat pelayanan kesehatan yang sama. Melainkan ketika seorang dokter mampu menyesuaikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Seperti misal, adanya bungkus obat menggunakan huruf braile untuk tunanetra. Kemudian, mempelajari bahasa isyarat untuk pasien Tuli. Begitu juga dengan pelayanan disabilitas lainnya,” ujar dr. Satya Pramana.

Gagasan tersebut ditanggapi positif ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMJ, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., serta menyatakan agar seluruh dokter lulusan UMJ dapat menguasai bahasa isyarat.

“Gagasan dokter Satya menjadi inspirasi bagi kami, untuk menciptakan dokter lulusan UMJ yang mumpuni penggunaan bahasa isyarat. Saya akan membawa ini ke forum Muhammadiyah bahwa kita harus memiliki rumah sakit yang ramah kaum difabel,” ujar Prof. Abdul Mu’ti dalam acara angkat sumpah dokter UMJ, di Menara 165.

Lebih lanjut, Mu’ti merasa adanya kebijakan bahasa isyarat untuk mahasiswa kedokteran UMJ dapat menjadikan UMJ sebagai pionir dalam mewujudkan layanan kesehatan untuk kaum disabilitas. Hingga saat ini, UMJ telah melahirkan 1.772 dokter yang mengabdi di berbagai daerah di Indonesia.

Tidak hanya dari BPH UMJ, sambutan dr. Satya juga mendapat kesan positif dari ketua umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus dosen FKK UMJ, Prof. Dr. dr. Moh. Adib Khumaidi.

“Inilah yang akan menjadi role model, khususnya FKK UMJ, sebagai produk dari FKK UMJ yang siap untuk memajukan kesehatan masyarakat Indonesia. Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada lulusan FKK UMJ yang bermasalah dengan kode etik kedokteran,” ujar Prof. Moh. Adib.

Ia juga mengingatkan dokter baru lulusan UMJ untuk senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pelayanan kesehatan. Mengingat UUD kesehatan yang akan menghadirkan dokter dari luar negeri. Namun menurutnya, dokter Indonesia tetap memiliki kelebihan dalam aspek komunikasi.

Mewakili Rektor UMJ, Wakil Rektor 4 UMJ, Dr. Septa Candra, S.H., M.H., berpesan kepada para dokter baru untuk menjadi dokter muslim yang memberikan pelayanan kesehatan dengan berlandaskan nilai agama.

“Gabungkan ilmu kesehatan dengan ilmu agama. Karena penyembuh penyakit sebenarmya hanyalah Allah swt. Dokter sebagai perantara harus menghadirkan Allah dalam setiap pelayanan,” tutur Septa.

Selain itu, Septa juga berharap 66 dokter baru yang telah berikrar sumpah dokter dapat menjaga nama baik UMJ dan syariat Muhammadiyah sebagaimana tema yang diusung dalam acara yaitu After Darkness There is Light.

Dekan FKK UMJ, Dr. dr. Muhammad Fachri, Sp.P, FAPSR, FISR., menjelaskan tema yang diambil menggambarkan perjuangan mahasiswa kedokteran yang tidak mudah. Namun, angkatan 2017 yang telah mengangkat sumpah dokter mampu meraih peringkat tertinggi nasional yaitu peringkat 6 dalam UKMPPD dan menjadi angkatan IPK tertinggi sepanjang FKK, yaitu dr. Satya Pramana dan dr. Rifa Aulia Ramadhanty dengan IPK 3.89.

UKMPPD adalah bagian penting untuk menguji etik dan kompetensi calon dokter. Keduanya harus dijaga dan dijunjung tinggi oleh dokter karena dapat menjadi bencana apabila diabaikan.

Adapun, Ketua Program Studi FKK UMJ, Dr. dr. Farsida, MPH., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para dokter baru, juga ucapan terima kasih kepada seluruh rumah sakit yang menjadi mitra FKK UMJ di antaranya Rs. Islam Jakarta Cempaka Putih, Rs. Islam Pondok Kopi, Rs. Islam Klender, RSUD Sekar Wangi, Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, dan lain-lain.

Proses penandatangan angkat sumpah dokter diwakiliki oleh dua lulusan dokter terbaik bersama dekan FKK UMJ dan disaksikan oleh Wakil Rektor 4 UMJ. Acara ini turut dihadiri ketua PB IDI Kota Tangerang Selatan, dr. Fajar Siddiq, Wakil Rektor 2 UMJ, Dr. Ir. Mutmainah, MM., Ketua umum PB AFKSI (Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia), Dr. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes., serta jajaran wakil Dekan FKK UMJ, dan para orang tua lulusan dokter UMJ.

Editor : Dinar Meidiana

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/