Menjaga Ketahanan Nasional Melalui Kearifan Budaya Lokal

Oleh :
Fazri Maulana

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP UMJ) berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan Kuliah Pakar Visiting Profesor bertajuk Melestarikan Kearifan Budaya Lokal Memperteguh Ketahanan Nasional. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara daring pada Senin (5/09/22) dengan melibatkan 5 narasumber dari berbagai universitas ternama Indonesia. Pembicara dalam kegiatan narasumber dua diantaranya yakni dosen Program Magister Administrasi Publik FISIP UMJ, Dr. Endang Rudiatin, M.Si., CiQar dan Wakil Dekan II FIP UMJ, Dr. Diah Andika Sari, M.Pd.

Endang menyampaikan materinya berjudul “Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh, Kearifan Budaya Indonesia Yang hampir Punah”. Endang menuturkan bahwa kearifan lokal menjadi salah satu bentuk ketahanan nasional. Namun, munculnya trend ego sektoral yakni berkaitan dengan pola pikir dan tindakan yang melekat pada sektor atau bagian tertentu yang tidak ingin berbagi informasi dengan pihak lain dalam satu organisasi atau perusahaan. Hal itu bisa berakibat kepada persoalan masyarakat karena kurangnya solusi sehingga tidak bisa diselesaikan.
“Akibat dari ego sektoral itu, maka hilanglah yang namanya kebersamaan. Padahal ada banyak sekali nilai-nilai yang ada di dalam budaya lokal kita, terutama dalam bentuk semboyan, peribahasa, pantun, dan lain sebagainya. Itu adalah simbolisasi bahwa kita mempunyai filosofi hidup yang tinggi. Salah satunya “Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh”, kondisi seperti setiap masalah seolah tidak ada kebersamaan. Hal itu yang sudah mulai bermunculan akibat adanya ego sektoral,” ungkap Endang saat ditemui di ruangannya.

Lebih lanjut, Endang menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo juga telah menyampaikan tidak boleh adanya ego sektoral dalam setiap kementriannya. Hal itu dikarenakan tidak bermanfaat untuk masyarakat Indonesia. Ego Sektoral seakan telah menjadi trend, ternyata salah satu penyebabnya yakni nilai-nilai kearifan budaya lokal kita yang sudah dilupakan dan ditinggalkan.

Pada kesempatan yang sama, Diah (Dosen sekaligus Wakil Dekan III FIP UMJ) juga menyampaikan materinya yang berjudul “Memperkenalkan Kekayaan Budaya Lokal Sejak Usia Dini Sebagai Wujud Ketahanan Nasional”. Melalui pendekatan cinta budaya lokal, Diah menggunakan pengenalan tari sebagai salah satu bentuk ketahanan nasional. Pada usia dini anak diajak untuk menggali budaya lokal melalui metode pembelajaran tari tradisional. Model latihan yang dilakukan melalui metode kognitif yakni dengan disii berbagai materi yang menceritakan tentang kekayaan budaya tradisional dari daerah asal tarian. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam menjaga kekayaaan budaya lokal dan ketahanan nasional.
“Serangan digitalisasi membuat semua semakin mudah dan dekat. Siapkah kita menghadapi krisis identitas jika anak-anak tidak diperkenalkan sejak dini tentang kebudayaan lokal di daerahnya, khususnya Indonesia. Untuk anak- anak kebudayaan luar akan menjadi lebih dikenal dan disukai jika mereka tidak mengenal kekayaan budaya lokal. Untuk itu perlu metode dan media yang menyenangkan untuk memperkenalkan,” tutur Diah.

Nasumber lainya yang melengkapi kegiatan visiting tersebut diantaranya: Dr. Rusi Rusmiati Aliyyah, M. Pd (Dosen Universitas Djuanda Bogor), Dr.,Dr., Aulia Rosa Nasution, S.H., M.Hum (Dosen Universitas Medan Area), dan Kolonel Sus Dr. Mhd Halkis (Dosen Universitas Pertahanan). (FZ/KSU)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/