LUKW Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMJ Adakan Uji Kompetensi Wartawan Bagi Jurnalis Televisi

Oleh :
KSU UMJ Editor
uji kompetensi wartawan UMJ

Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW) Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menyelenggarakan acara Uji Kompetensi Wartawan angkatan ke-6 dengan tema “Bagi anggota Aliansi Jurnalis Televisi Digital Indonesia (AJTDI)” pada Senin (13/12) lalu di Auditorium Mr. Kasman Singodimedjo Lantai 4 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ). Profesi wartawan berperan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Wartawan yang memiliki kompetensi sangat dibutuhkan agar dapat menjalankan profesi jurnalistik sesuai kode etik jurnalistik dan ketentuan yang berlaku.

Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod M.Si. mengatakan bahwa uji kompetensi bagi wartawan memang penting. Melalui uji kompetensi ini, katanya, untuk menghindari adanya wartawan abal- abal. Menurutnya, wartawan harus cerdas agar dapat mengajukan pertanyaan yang tajam kepada narasumber. Dengan demikian informasi yang diterima publik juga berkualitas dan dapat dipercaya.

Direktur Uji Kompetensi Wartawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMJ Tria Patrianti M.Si menyebutkan LUKW UMJ merupakan lembaga uji milik persyarikatan Muhammadiyah yang diinisiasi Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah. Bekerja sama dengan Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta ditetapkan Dewan Pers melalui SK No 18 Tahun 2020 dengan nama Lembaga Uji Kompetensi Wartawan Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. “Sebagai bagian dari persyarikatan yang memiliki tanggung jawab meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia di berbagai bidang, lembaga Uji Kompetensi Wartawan Universitas Muhammadiyah Jakarta Mengkhidmatkan diri pada pengembangan kompetensi para jurnalis.” ucap Tria Patrianti.

Sekertaris Jendral Asosiasi TV Digital  Tulus Tampubolon mengatakan bahwa salah satu kelemahan media kita adalah Sumber Daya Manusia yang kurang unggul. “Kita melihat bagaimana profesi wartawan itu diisi orang-orang yang sebenarnya bukan wartawan. Mereka tidak di terima di profesi lain sehingga menjadi wartawan dan ini berkorelasi terhadap output berita yang disajikan” tegasnya.

“Ada wartawan yang memiliki kualitas yang sangat lemah dalam konteks tanya jawab terhadap narasumber, padahal seharusnya narasumber itu harus diberikan pertanyaan-pertanyaan yang jelas kalau pertanyaannya standar gak jawab pun dia gak merasa bersalah.” Ucap Tulus Tampubolon. Tulus Tampubolon menambahkan jika narasumber dicecar dengan pertanyaan pertanyaan yang berkualitas maka seorang narasumber akan mengeluarkan semua isi kepalanya karena dia membutuhkan sarana yang selama ini ia pendam.

Tulus juga mengingatkan bahwa lahirnya teknologi- teknologi digital mengubah semua kaitan media dan juga membangun karakter masyarakat dimana masa pandemi ini semua orang memiliki ketergantungan kepada alat- alat digital dan itu merupakan kelemahan dan kekuatan tersendiri. (KSU UMJ/ Yoga Handika)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/