Mahasiswa FISIP UMJ Bagi-Bagi Dimsum Gratis Saat Wisuda Ke 78

Adonis Wisudawan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Saat Bagikan Dimsum Gratis di Wisuda UMJ, Hari Selasa (21/11/23).
Adonis Wisudawan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Saat Bagikan Dimsum Gratis di Wisuda UMJ, Hari Selasa (21/11/23). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)

Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UMJ) Adonis Prabowo membagikan produk usahanya berupa dimsum secara gratis di wisuda ke 78 di Aula Cendikia K.H Azhar Basyir, Selasa (21/11/23). Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa syukur telah lulus menjadi sarjana pertama di keluarganya.

Kisah Donis menjadi pengusaha dimsum patut menjadi inspirasi i Adonis Prabowo, wisudawan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) tidak pernah mengeluh terlahir dalam keluarga yang serba pas-pasan.

Meskipun terlahir dari keluarga pedagang kecil, Adonis tidak merasa minder memiliki cita-cita tinggi untuk bisa mengenyam bangku kuliah. Melalui usaha dan ketekunannya berhasil mengantarkannya menjadi seorang sarjana pertama di keluarganya.

“Mau kamu tidak berkecukupan, kamu pasti bisa sukses. Karena kesuksesan itu tidak bisa dimonopoli oleh seseorang,” tutur Adonis

Adonis yang ditemui di ruangan Kantor Sekretariat Universitas (KSU), Selasa (14/11/2023), memulai pendidikannya di UMJ pada tahun 2017 ini bercerita tentang keinginan kuatnya menempuh pendidikan tinggi.

Adonis sadar kalau orang tuanya tidak dapat membiayai perkuliahannya, sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) kesulitan biaya sudah ia rasakan.

Menanggung beban berat itu, setelah menamatkan bangku SMA, Ia terpaksa mengubur sementara cita-citanya. Adonis memulai perjalanan hidupnya dengan bekerja dalam bidang Food and Bevarage (FnB).

Walaupun sudah bekerja, keinginan menempuh pendidikan tinggi tidak pernah surut, bahkan terus bertambah seiring mempunyai penghasilan dari pekerjaannya.

Tepat pada tahun 2014, Adonis bertekad untuk berkuliah dan mencari informasi tentang perguruan tinggi. Berbekal informasi teman, membawanya ke Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Namun, perjumpaan itu belum cukup mewujudkan impiannya, bukan cuma persoalan biaya tapi waktu juga menyulitkannya. Pekerjaannya dibidang FnB tidak bisa mendukungnya untuk bekerja dan berkuliah.

Anak terakhir dari tiga bersaudara ini, lagi-lagi harus menunda impiannya. “Setelah itu, selama dua tahun saya selalu teringat tentang UMJ dan keinginan berkuliah di sana,” ungkap laki-laki kelahiran 13 Juni 1994.

Keinginannya itu tidak lagi dapat dibendung, Adonis memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan mulai memikirkan bagaimana ia bisa memulai pendidikan tingginya.

Ia bercerita bahwa latar belakang keluarga sebagai pedang kecil, ditambah dengan pengalamannya bekerja di bidang FnB. Hal itu dilihatnya sebagai peluang untuk membuka usaha dalam membantu membiayai pendidikannya.

Akhirnya, Adonis membuka usaha pertamanya yaitu siomay. Selama setahun, ia berhasil mengumpulkan modal yang cukup dan memulai perkuliahan pada tahun 2017.

“Saya berpikir jika bekerja, pasti akan di bidang yang sama (FnB) lagi, karena berdasarkan pengalaman itu akan membuat saya akan susah untuk berkuliah. Bapak saya mempunyai usaha tetapi tidak konsisten. Lalu, saya putuskan untuk membuat usaha juga, tetapi yang minim resiko, pilihannya adalah siomay,” tutur Adonis.

Orang sukses adalah yang bisa bermanfaat untuk orang lain, kalimat yang menjadi prinsipnya itu menuntun dirinya memilih Program Studi kesejahteraan sosial.

“Sebelumnya, saya belum tau pekerjaan sosial itu apa, menurut saya orang sukses itu bisa bermanfaat untuk orang lain, itu memang kalimat biasa. Kamu jadi orang biasa saja tetapi bisa bermanfaat membuat orang lain yang tidak berdaya menjadi berdaya, itu sesuai dengan arti kesejahteraan sosial dan saya ambil itu,” ungkap Donis sambil tersenyum.

Selama berkuliah, Donis dibantu oleh kedua orang tuanya untuk berjualan secara bergantian. Rupanya di bangku perkuliahaan membuka babak baru dalam kehidupannya, melalui mata kuliah kewirausahaan sosial ia menemukan rumus Islam, Enterpreneur, dan Kesejahteraan sosial.

Ketiga rumus itu membawanya mengembangkan usahanya, bermula siomay menjadi berjualan dimsum. Donis bercerita bahwa dalam Islam diajarkan untuk saling berbagi kepada sesama, ditengah menjalankan usahanya, ia sering mendapatkan cerita dari temannya tentang dampak berbagi.

“Teman saya selalu bercerita tentang dampak bersedekah bagi usahanya. Akhirnya saya mencoba untuk mengikuti jejaknya dengan memberi dua kotak nasi padang,” ujar Donis.

Baginya, ajaran tersebut menjadi pembuka jalan dalam mengembangkan usaha lainnya yakni usaha dimsum, ia menceritakan keinginannya membuka usaha baru satu persatu terwujud mulanya hanya menjual, tetapi lama-lama Donis bisa memproduksi sendiri.

“Saya melakukan sholat tahajud dan berdoa ingin membuat dinsum sendiri, akhirnya Allah kasih jalan. Saya bisa bekerja sama dengan mantan kepala produksi dimsum, kemudian mulai membuat dan berjualan secara mandiri,” tutur Donis.

Selama di bangku perkuliahaan, Donis meyakini hal yang didapatkannya bisa dijelaskan, ketiga rumus tersebut saling berkaitan.

“Menggabungkan ketiganya itu saya dapatkan dari pembelajaran di UMJ, semuanya bisa ditelusuri dalam sejarah Islam, baik tentang bersedekah dan berwirausaha. Dari berwirausaha saya mencoba memberdayakan orang lain, itu juga termasuk dalam prinsip kesejahteraan sosial. Semua itu mengundang keberkahan dari Allah,” jelas Donis.

Donis juga mengkolaborasikan ketiganya menjadi program Jum’at Muamalah (JM). JM adalah program rutin yang ia buat untuk berbagi makanan di setiap Jum’at kepada marbot, duafa, dan masyarakat di sekitar rumahnya.

Usaha dimsumnya dikenal dengan nama Indodimsum, toko online yang menjual berbagai varian dimsum sampai saat ini sudah berhasil menjual 6000 pcs perhari. Distribusi penjualannya mencakup wilayah Pamulang, Bekasi, dan Karawang. Tidak hanya itu, Anak dari pasangan Bapak Edi dan Ibu Rohaenah saat ini total sudah memiliki 25 karyawan. Kini usahanya terus berlanjut hingga mengantarkannya menjadi Sarjana pertama dikeluarganya.

Menutup pertemuan, Donis memberikan pesan untuk semua wisudawan “Saat ingin mengejar impian, jangan hanya impiannya saja. Tetapi kita harus kejar siapa Sang pengaturNya. Kita harus dekatkan diri denganNya. Tidak lupa juga, kesuksesan itu tidak ditentukan dari harta atau jabatan tetapi dari kebermanfaatan” tutup Donis.

Penulis : Fazri Maulana
Editor   : Dian Fauzalia

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/