Dosen UMJ Ungkap Tingkat PTSD Selama COVID-19 dan Persiapan Hadapi Kemungkinan Krisis

Dosen UMJ Ungkap Tingkat PTSD Selama COVID-19 dan Persiapan Hadapi Kemungkinan Krisis
(Foto: Canva)

Diperkirakan 17,52% dari seluruh manusia yang hidup selama pandemi COVID-19 mengalami PTSD. Angka itu ditemukan oleh Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIK UMJ) Ninik Yunitri, M.Kep., Ns., Sp.Kep.J., Ph.D., melalui penelitian meta-analisis saat menempuh studi doktoral di Taipei Medical University.

Selama pandemi COVID-19, masalah kesehatan mental yang paling banyak terjadi adalah depresi, PTSD, dan anxiety. Di antara ketiganya, PTSD  paling banyak terjadi. PTSD atau post-traumatic stress disorder (gangguan stres pascatrauma) adalah gangguan yang muncul ketika seseorang mengalami peristiwa yang sifatnya traumatis atau tidak menyenangkan.

Ninik menerangkan bahwa semua gangguan jiwa yang tidak diobati akan terus melekat pada penderita. “Sebenarnya bisa menghilang seiring waktu, tapi lebih mudah mengalami trauma kembali. Mungkin saja hilang, tapi suatu saat melihat kejadian yang sama akan membangkitkan kembali rasa trauma,” ungkap Ninik.

Gejala utama PTSD meliputi pikiran kembali ke situasi traumatik (intrusive memory), menghindar (avoidance), perubahan cara berpikir, dan perubahan pada reaksi fisik dan emosi. Ninik merekomendasikan pengidap PTSD agar segera konsultasi ke profesional kesehatan apabila gejala mengganggu kehidupan dan sangat tidak menganjurkan melakukan diagnosis mandiri.

Angka Prevalensi PTSD Global Selama Pandemi COVID-19

Angka prevalensi yang diteliti secara global itu terdiri dari tiga kategori yaitu masyarakat umum, tenaga kesehatan, dan pasien/penyintas/survivor. Dari ketiga kategori, masyarakat umum memiliki tingkat PTSD yang paling tinggi mencapai 17,34%. Sedangkan tenaga kesehatan mencapai 17,23% dan pasien/penyntas/survivor sebesar 15,45%.

Ninik menjelaskan tingginya PTSD pada masyarakat umum disinyalir karena dampak pandemi yang menimbulkan banyak stresor seperti pembatasan sosial, kelangkaan alat perlindungan diri seperti masker dan hand sanitizer, hilangnya lapangan pekerjaan, dan sebagainya.

Sementara itu tenaga kesehatan yang justru bersentuhan langsung dengan pasien, angkanya tidak lebih tinggi. Hal itu menurut Ninik dikarenakan tenaga kesehatan sudah memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara mengurangi stres dan ditopang dengan fasilitas alat perlindungan diri. Sedangkan pasien atau penyintas angkanya jauh lebih rendah lagi.

Dari angka prevalensi secara global itu pula diidentifikasi tingkat PTSD dari kategori usia, gender, kontinen, dan unit kerja tenaga kesehatan. Dari segi usia, dibandingkan lansia, kejadian PTSD pada dewasa jauh lebih tinggi.

Lansia hanya 5% sedangkan dewasa 25,67% yang berarti perbandingannya hampir lima kali lebih tinggi. Ninik menerangkan stresor pada orang dewasa cenderung lebih banyak dari pada lansia. Seperti diketahui bahwa pandemi membatasi aktivitas dan banyak yang kehilangan pekerjaan.

Dari segi gender, pada perempuan didapatkan angka sebesar 26,21%, dan 21,86% pada laki-laki. Sementara itu pada tenaga kesehatan dibedakan menjadi dua yaitu yang bekerja pada unit COVID-19 dan unit lainnya. Kejadian PTSD pada nakes unit COVID-19 lebih tinggi mencapai 30,98% dan 13,16% pada unit lain.

Dari angka 30,98% itu terdiri dari dokter, perawat, dan nakes lainnya. Di antara ketiganya, kejadian PTSD pada perawat paling tinggi mencapai 28,22%. Sementara itu kejadian PTSD dilihat dari kontinen wilayah menunjukkan Eropa 25,05%, Asia 15,50%, dan Amerika 8,08%.

Penelitian ini adalah penelitian meta analisis pertama yang meneliti kejadian PTSD selama pandemi COVID-19 pada populasi global secara keseluruhan. Saat berita ini dirilis, penelitian Ninik yang bertajuk “Global prevalence and associated risk factors of posttraumatic stress disorder during COVID-19 pandemic: A meta-analysis,” telah disitasi lebih dari 50 kali di Scopus dan lebih dari 80 kali di Google Scholar.

Artikel hasil penelitiannya terbit di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus yaitu International Journal of Nursing Studies pada 2022. Dalam melakukan project penelitian tersebut, Ninik mengumpulkan sebanyak 4045 artikel dari seluruh dunia dari beragam portal data dan pencarian manual hingga Juni 2021.

Persiapan Hadapi Kemungkinan Krisis

Pentingnya sadar akan kesehatan mental pada masa krisis mendorong Ninik menekankan agar masyarakat memiliki persiapan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya krisis. “Hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan krisis yang mungkin akan terjadi. Bagaimana menyiapkan masyarakat untuk menghadapi stres kalau terjadi pandemi atau endemi?,” kata Ninik.

Ia merekomendasikan agar disediakan psycological first aid (PFA) yang dapat memberikan edukasi terkait mengelola emosi, manajemen stres, dan menyaring informasi saat krisis datang. Pada kesempatan itu, Ninik memberikan salah satu contoh PFA yang ditulis oleh Joshua C Morganstein.

PFA terbentuk dari lima komponen yaitu safety (rasa aman), calm (ketenangan), social connectedness (keterhubungan sosial), self efficacy and community efficacy (kemanjuran diri dan kemanjuran komunitas), dan hope (harapan). Komponen-komponen itu membentuk PFA yaitu sistem berbasis bukti yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan masyarakat dan individu.

Dalam menghadapi kemungkinan krisis, diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat, komunikasi risiko dan krisis, serta dukungan pemimpin. Komunikasi dan penyampaian pesan pada masyarakat sangat penting agar masyarakat dapat terlibat dalam perilaku kesehatan yang direkomendasikan. Hal penting lainnya ialah peran pemimpin dalam semua tingkatan.

Pemimpin dapat memberikan teladan, mempengaruhi melalui komunikasi dan pesan, serta membuat kebijakan. Baik individu, komunitas, dan pemimpin di setiap tingkatan perlu mendapatkan edukasi PFA agar dapat melakukan pengawasan kesehatan berkelanjutan.

Penulis : Dinar Meidiana
Editor : Tria Patrianti

Kata Pakar Lainnya

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/