Puasa Tingkatkan Kepedulian Sosial

Oleh :
Dinar Meidiana
ketua LPP-AIK UMJ Drs. Fakhrurazi, MA., Sekeretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin, S.IP., dan Dosen FAI UMJ Azhar Se. Sy., MM,. saat menyampaikan Kajian Tematik 3 Ramadan 1445 H di Masjid At-Taqwa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Jumat (05/04/2024). (Foto : KSU/Dinar Meidiana)
Kiri- Kanan : Ketua LPP-AIK UMJ Drs. Fakhrurazi, MA., Sekeretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin, S.IP., dan Dosen FAI UMJ Azhar Se. Sy., MM,. saat menyampaikan Kajian Tematik 3 Ramadan 1445 H di Masjid At-Taqwa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Jumat (05/04/2024). (Foto : KSU/Dinar Meidiana)

Ibadah puasa yang dilakukan umat muslim tidak hanya berdampak pada individu akan tetapi dapat berdampak pula pada aspek sosial. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin, S.IP., dalam Kajian Tematik 3 Ramadan 1445 H di Masjid At-Taqwa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Jumat (05/04/2024).

Baca juga : Rektor UMJ: Pelatihan Mentor AIK Upaya Wujudkan Kampus Islami

Dalam pengkajian yang merupakan program Lembaga Pengkajian dan Penerapan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP AIK) UMJ itu, Izzul menegaskan bahwa dalam aspek sosial hikmah puasa dapat dilihat dari peningkatan kepedulian sosial.

“Dalam Islam, hampir semua ibadah mahdah punya korelasi pada aspek sosial. Itu yang membedakan Islam dengan ajaran agama lain. Hikmah dan ajaran ini tidak berhenti pada diri sendiri. Qur’an surat Al- Baqarah menjelaskan tujuan puasa itu takwa. Diharapkan nilai ketaqwaan itu meningkat dan membawa nilai kemaanusiaan kita meningkat,” katanya.

Izzul menjabarkan puasa sebagai metode pengajaran bagi umat muslim untuk mengendalikan nafsu yang mengarahkan pada derajat kemanusiaan. Selama puasa, ada dua nafsu yang harus dikendalikan yaitu pertama nafsu amarah yang merugikan orang lain misalnya sifat rakus dan tamak.

Kedua, nafsu lawwamah yaitu nafsu yang merugikan diri sendiri misalnya malas. Nafsu ini membawa penyesalan pada diri sendiri. “Puasa memberikan kita satu metode atau pelatihan yang kalau dilakukan bisa mengatasi dua nafsu itu. Kita diarahkan pada nafsu mutmainah yaitu nafsu yang membawa kita pada derajat kemanusiaan,” kata Izzul.

Dengan nafsu mutmainah, seseorang tidak lagi memiliki masalah dengan dirinya sendiri sehingga berorientasi pada manfaat untuk lingkungan sekitar dan orang lain. “Dalam konteks ini relevan dengan tujuan puasa yaitu la’allakum tattaquun (agar kalian bertakwa). Artinya akan berusaha agar kehidupan kita benar-benar bermanfaat bagi orang lain,” tuturnya.

Aspek sosial juga menjadi salah satu manfaat dari ibadah puasa. Izzul mengatakan bahwasannya ibadah puasa melatih manusia dari sisi kesehatan rohani, kesehatan mental, kesehatan jasmani, dan kesehatan sosial.

Pada aspek kesehatan sosial, Izzul melihat bulan Ramadan memunculkan kesehatan sosial dalam diri umat muslim. Budaya konsumtif masyarakat selama Ramadan memang tampak negatif sehingga harga bahan pokok cenderung naik. Padahal menurutnya, berpuasa semestinya menahan hawa nafsu.

Namun hal itu justru menunjukkan adanya dampak positif dari sisi kesehatan sosial. Izzul melihat banyaknya orang yang mengadakan santunan, bakti sosial maupun sejenisnya, memperlihatkan adanya peningkatan kesehatan sosial.

“Positifnya orang berpuasa menumbuhkan kepedulian sosial sehingga tingkat konsumsi tinggi. Meskipun konsumsinya naik, tapi benar-benar sampai pada orang yang tepat. Oleh karenanya perlu rekayasa sosial. Kreativitas dalam implementasi ibadah harus dilakukan,” kata Izzul.

Berkaitan dengan itu, Izzul menceritakan Muhammadiyah menjadi pelopor dalam implementasi ibadah secara kontekstual. Salah satunya pengelolaan dan penyaluran zakat yang dahulu belum ideal sehingga hasil zakat tidak terdistribusi dengan tepat dan merata.

Editor : Dian Fauzalia

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/