Muhammadiyah mendukung perguruan tinggi yang memiliki konsen bagi penyandang
disabilitas. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. pada kesempatan Diskusi Nasional yang
diadakan oleh Disable Care Community Universitas Muhammadiyah Jakarta (DCC UMJ)
bertemakan ‘Membangun Sinergi Menuju Perguruan Tinggi yang Inklusi Melalui
Pentas Seni dan Kreativitas Mahasiswa Disabilitas di Aula Kasman Singodimedjo
FISIP UMJ, pada Kamis (8/12).
Diskusi nasional ini idiadakan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas
Nasional. “Muhammadiyah secara konsisten menggunakan istilah difabel yakni
dalam paradigma pemberdayaan, kemitraan dan tidak menggunakan istilah disable
(cacat),” ujar Abdul Mu’ti.
Dalam hal pemberdayaan kaum disabilitas Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah
Orbaniyah menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah turut berpartisipasi dalam membangun
krisis kelompok yang sering menjadi kelompok tertinggal, “Aisyiyah bukan hanya
sekedar membahas masalah disabilitas, tetapi sudah memulai program-program
kemitraan, seperti salah satunya mendirikan panti difabel,” ungkap Salmah.
Beberapa narasumber yang dihadirkan pada acara ini diantaranya Anggota
Komnas Perempuan Dr. Bahrul Fuad, MA., Ketua Komisi Nasional Disabilitas Dante
Rigmalia, M.Pd., Ketua Dewan Pertimbangan Perkumpulan Penyandang Disabilitas
Indonesia Iswandi M.A.B., Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan
(Diklitbang) PP Muhammadiyah Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN., Ph.D.
Ketua Umum DCC UMJ Ahmad Taufik Dzulfikri dalam sambutannya mengungkapkan bahwa
menjadi sebuah harapan Universitas Muhammadiyah Jakarta dapat menerapkan
perguruan tinggi inklusi melalui kreativitas mahasiswa disabilitas, “Tidak
seharusnya kita membedakan penyandang disabilitas, sudah saatnya disabilitas
kini menjadi subjek bukan menjadi objek,” ujar Taufik.
Selaras yang disampaikan Taufik, Ketua Pembina DCC UMJ, Husni Hasanudin mengungkapkan
rencana akan didirikannya warung sahabat disabilitas. “Hal ini menjadi momentum
untuk pemberdayaan kreativitas mahasiswa disabilitas dan bentuk sinergisitas
menuju perguruan tinggi yang inklusif,” ungkap Husni.
Sejak berdiri pada tahun 2018, DCC UMJ secara rutin memperingati hari
disabilitas nasional setiap tahunnya. Diskusi nasional dimeriahkan dengan performence
dari para mahasiswa penyandang disabilitas berupa solo acoustic dan
stand up comedy. (RN/KSU)