Tuma’ninah Bagian dari Kesempurnaan Salat

Cover Tuma'ninah dalam salat

Kita acapkali dalam mengerjakan salat merasa tidak tenang hingga sampai meninggalkan tuma’ninah dalam salat. Biasanya hal ini terjadi karena tergesa-gesa ingin mengerjakan hal lain setelah salat.

Hal ini juga terjadi pada pada bulan Ramadan dimana kita menjalankan ibadah salat tarawih dengan berbagai pilihan jumlah rakaat. Kerap kita lihat pelaksanaan salat tarawih yang lumayan cepat sehingga terlihat sangat tergesa-gesa. Mungkin maksud dari sang imam salat adalah agar ibadah tarawih selesai sebelum larut malam karena jumlah rakaatnya yang banyak, atau mungkin juga karena kebiasaan.

Padahal salat dengan tenang atau yang disebut tuma’ninah merupakan bagian dari kesempurnaan salat.  Ketiadaan tuma’ninah boleh jadi membuat salat kita tidak sempurna. Pada beberapa hadis dijelaskan bahwa tuma’ninah memiliki posisi penting dalam salat.

لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى صَلَاةِ عَبْدٍ لَا يُقِيمُ فِيهَا صُلْبَهُ بَيْنَ رُكُوعِهَا وَسُجُودِهَا

Artinya: Allah tidak akan melihat seorang hamba yang tidak meluruskan tulang punggungnya ketika ruku’ dan sujud. (HR Imam Ahmad)

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad memperlihatkan ketidaksukaan Allah pada hambaNya yang salatnya tergesa-gesa alias grasak-grusuk. Indikator tergesa-gesa dalam hadis tersebut ditunjukkan dengan kalimat “tidak meluruskan tulang punggungnya ketika ruku’ dan sujud.” Orang yang salatnya tergesa-gesa, umumnya tidak mendirikan salat dengan gerakan dan posisi yang tepat karena tidak memberikan jeda waktu saat transisi dari gerakan yang satu ke gerakan selanjutnya. 

Pencuri Dalam Salat

إِنَّ أَسْوَأَ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلَاتَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُهَا قَالَ لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا

Artinya: “Seburuk-buruknya pencuri adalah yang mencuri dari salatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?”. Rasulullah bersabda, “Dia tidak sempurnakan ruku’ dan sujudnya” (HR Imam Ahmad)

Hadis yang juga diriwayatkan Imam Ahmad tersebut menggambarkan analogi orang yang tidak sempurna saat ruku’ dan sujud bagai pencuri dalam salat. Bahkan Nabi Muhammad menyebut pencuri dalam salat adalah seburuk-buruknya pencuri.

وَنَهَانِي عَنْ نَقْرَةٍ كَنَقْرَةِ الدِّيكِ وَإِقْعَاءٍ كَإِقْعَاءِ الْكَلْبِ وَالْتِفَاتٍ كَالْتِفَاتِ الثَّعْلَبِ

Artinya: Beliau melarangku sujud dengan cepat seperti ayam mematuk, duduk seperti duduknya anjing, dan menoleh-noleh seperti rusa. (HR Imam Ahmad)

Hadis ini menggambarkan orang yang salatnya tidak tenang seperti hewan ayam, anjing, dan rusa. Gerakan sujud yang dilakukan dengan cepat seperti ayam sedang mematuk, sementara itu yang duduknya dalam salat terburu-buru seperti duduknya anjing, sedangkan gerakan menoleh kanan dan kiri saat salat diumpamakan seperti rusa. Semua gerakan salat yang terburu-buru dilarang oleh Rasulullah SAW..

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَصُرَ بِرَجُلٍ يُصَلِّي لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ، وَلَا سُجُودَهُ، فَقَالَ: «لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى مَا هُوَ عَلَيْهِ لَمَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Bahwasanya Rasulullah SAW melihat seorang yang salat dengan tidak menyempurnakan ruku’nya dan tidak menyempurnakan sujudnya, maka Rasul bersabda: “Seandainya dia mati dalam kondisi seperti ini, dia mati tidak dalam keadaan mengikuti millah Muhammad SAW.”  (HR Imam Abu Ya’la)

Dalam hadis ini dijelaskan bahwa seseorang yang meninggal dengan amalan ruku’ dan sujudnya tidak sempurna maka dia tidak temasuk bagian yang mengikuti millah Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana Cara Tuma’ninah

Lalu bagaimana caranya agar bisa tuma’ninah? Hadis berikut menjabarkan tata cara melaksanakan gerakan salat dengan tuma’ninah. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari ini menunjukkan bahwa tuma’ninah merupakan kesempurnaan salat baik pada ruku’, i’tidal, sujud maupun duduk diantara dua sujud.

إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا

Artinya: Jika kamu hendak mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al-Qur’an yang mudah bagi kamu. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma’ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud. Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh salatmu.  (HR Imam Bukhari).

Baca Juga : Hukum Puasa Ramadan

Dengan mempraktikkan ketenangan dalam salat, maka kita akan merasakan kenyamanan dan kelezatan tubuh. Ketika meluruskan punggung saat ruku’, berdiri tegak lurus saat i’tidal, meluruskan punggung saat sujud, otot-otot di seluruh badan dari kepala hingga kaki akan terasa nikmat dan nyaman. 

Hadis-hadis tersebut menjadi pelajaran dan petunjuk bagi kita memahami tuma’ninah dalam salat. Seperti yang telah ditulis pada awal tulisan ini bahwa tuma’ninah merupakan bagian dari kesempurnaan salat, maka ini harus menjadi perhatian penting bagi umat Islam, karena amalan pertama yang dihitung pada yaumul hisab nanti adalah salat. Jadi, apapun salatnya, berapapun jumlah rakaatnya, harus tetap dilaksanakan dengan tuma’ninah karena berkaitan dengan kesempurnaan ibadah kita pada Allah SWT.

* Penulis adalah Ketua Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UMJ.


Artikel Lainnya

Jadwal Imsakiyah

1 Mei 2024

23 Shawwal 1445

Subuh Adzan

04:43

Waktu Adzan
Subuh04:43
Terbit05:53
Dzuhur11:52
Ashar15:12
Maghrib17:49
Isha19:00

Untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/