Ramadan Pada Masa Rasulullah SAW

Bulan Ramadan merupakan bulan suci dan penuh keberkahan bagi umat Islam. Keistimewaan Ramadan bukan hanya dari pintu rahmat yang dibuka Allah SWT. sebesar-besarnya pada bulan ini juga banyak peristiwa penting bagi umat Islam.

Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dr. Hadiyan, M.A. dalam wawancaranya menuturukan tentang Peristiwa Sejarah Ramadan Pada Masa Rasulullah SAW. dan Hikmahnya yang bisa kita ambil saat ini.

“Pada zaman nabi Muhammad SAW. banyak peristiwa penting yang terjadi selama bulan Ramadan. Peristiwa itu bahkan berpengaruh pada peradaban umat Islam hingga saat ini.  Ada 4 peristiwa yang terjadi selama bulan Ramadan pada zaman nabi Muhammad SAW.,” ungkap Dr. Hadian.

Pertama, bulan di turunkanya Al-Qur’an, penurunan Al-Qur’an di dalam studi disebut Nuzulul Qur’an terjadi pada bulan Ramadan dalam teorinya penurunan Al-Qur’an dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama penurunan Al-Qur’an dari allah ke Lauhul Mahfudz yang di jelaskan dalam surat Al-Buruj ayat 22 Allah SWT. berfirman, “Artinya: Itulah kitab suci yang tersimpan dalam tempat yang terjaga, Lauh Mahfùz”.

Penurunan Al-Qur’an yang ke dua ini dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah terjadi pada bulan Ramadan selanjutnya penurunan Al-Qur’an dari Baitul Izzah kepada Rasulullah SAW yang berlangsung selama 23 tahun itu berlangsung secara terinci dan bertahap, 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah.

Khusus pada bulan Ramadan kita sebutkan sebagai wahyu pertama, 5 ayat pertama dalam surat Al-Alaq dari ayat 1-5 itu di turunkan pada bulan Ramadan tepatnya ada yang mengatakan tanggal 21 Ramadan dan 24 Ramadan. Penurunan Al-Qur’an pada bulan Ramadan menujukan banyak keutaman yang bisa kita lakukan di bulan Ramadan itulah yang di sebut sebagai Sahrul Ramadan.

“Pada bulan Ramadan diturunkan bulan Al-Qur’an yang mulai sebagai wahyu pertama dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq, tercatat 13 tahun sebelum Rasulullah hijrah diturunkan di kota Makkah di Gua Hira pada bulan Ramadan,” ujar Dr. Hadian.

Kedua, wafatnya insan-insan terkasih Rasulullah SAW yaitu istri tercinta Khadijah binti Khuwailid dan Abu Talib Bin Abd Al-Muttalib semua ini adalah ujian kesabaran untuk Rasulullah SAW di tinggalkan dua insan terkasih Rasulullah yang terjadi di tahun ke-10 kenabiaan, dua orang yang menjadi pembela beliau dalam berdakwah di panggil oleh Allah SWT lebih dulu.

Khadijah RA menginfaqakan semua kekayaanya demi perjuangan Islam mulai dari peperangan umat muslim yang memerlukan biaya dan seluruh kekayaan Khadijah itu diberikan kepada Islam. Ketika Khadijah RA wafat dan merupakan istri pertama Rasulullah SAW yang sangat dicintai tentu dengan kepergianya membuat terpukul dan sedih maka disebut tahun kesedihan atau Amul huzni.

Selanjutnya paman beliau Abu Thalib walaupun sampai akhir hayatnya tidak menerima dakwah Nabi Muhammad SAW tapi jasa Abu Thalib sebagai keluarga dan paman sangat membela dari serangan-serangan pemuka kaum Quraisy seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Utbah bin Rabi’ah dan Abu Sufyan pada masa itu. Abu Thalib adalah seorangan paman yang membela Rasulullah SAW ketika berdakwah.

Ketiga, Peristiwa Perang Badar peristiwa sejarah di bulan Ramadan adalah yang terjadi pada tahun ke 2 hijrah dimana Rasulullah SAW dan para sahabat sudah ada di Madinah. Peristiwa perang badar menandakan dimana permusuhan, sikap sengit kaum musyrikin yang berlangsung selama 13 tahun.

Peristiwa ini berlangsung ketika Rasulullah SAW ada di Madinah puncaknya disebut sebagai perang badar dimana kaum muslimin yang jumlah 313 orang menghadapi 1000 orang kaum Quraisy dan berakhir dengan kemenangan kaum muslimin adalah hadiah dari Allah SWT untuk kaum muslim yang memperjuangkan Islam.

Keempat, Penaklukan kota Mekkah atau Fathul Makkah peristiwa ini adalah efek dari ingkarnya kaum kafir Quraisy terhadap perjanjian Hudaibiyah yang disepakati bersama Rasulullah SAW ini terjadi pada bulan Ramadan pada tahun 8 Hijriah atau 630 Masehi.

Perjanjian Hudaibiyah berisi empat point diantaranya: 1). Kedua belah pihak bersedia menghentikan gencatan senjata selama 10 tahun. 2). Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW atau menjadi bagian dari kaum kafir Quraisy. 3). Kaum muslimin wajib untuk mengembalikan orang Makkah yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka. 4). Kunjungan rombongan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji ditangguhkan pada tahun berikutnya. Lama kunjungan paling lama adalah 3 hari dan tidak diperbolehkan membawa senjata.

Saat sudah terjadi perjanjian Hudaibiyah, pada tahun ke dua atau 8 Hijriah perjanjian itu terjadi pelanggaran yang di lakukan oleh Bani Bakr yang bersekutu dengan kafir Quraisy mereka menyerang Bani Khuza’ah yang bergabung dengan Nabi Muhammad SAW karena terjadi pelanggaran dari perjanjian Hudaibiyah.

Nabi Muhammad SAW pada tahun 8 Hijriah, berdasarkan pelanggaran perjanjian yang di lakukan kaum Quraisy, Nabi Muhammad SAW berangkat ke kota Makkah pada tahun 8 Hijriah dalam rangka Fathul Makkah Penaklukan kota Makkah dengan kekuatan penuh kaum muslimin membuat gentar pemimpin Qurasiy dan berhasil di taklukan oleh pasukan Nabi Muhammad SAW pada saat bulan Ramadan.

Relevansi dan Hikmah dari Persitiwa Ramadan Zaman Nabi Muhammad SAW

Relevansi yang pertama yaitu tentang Nuzulul Qur’an bagaimana saat ini kita harus betul-betul memposisikan Al-Qur’an sebagaimana  maksud penurunanya adalah untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi orang-orang yang bertaqwa dan menjadi petunjuk terbaik untuk seluruh umat manusia.

Jika Al-Qur’an yang sudah di turunkan harus di fungsikan untuk menjadi petunjuk dan pendoman diberbagai lini kehidupuan di bidang sosial, budaya, politik, pendidikan dan agama serta yang lainnya. Artinya saat ini kita harus mengambil hikmah dari penurunan Al-Qur’an yang mulia sebagai petunjuk umat Islam.

Kewajiban kita sebagai umat Islam harus membaca, mentadaburi, mengamalkan, memahami isinya, dan harus mendawahkan, mengajarkan pada orang yang belum mengatahui karena Al-Qur’an berisi firman yang benar dan petunjuk dari Allah SWT untuk seluruh umat Islam.

Relevansi peristiwa yang ke dua adalah kewafatan Istri dan paman Rasul Khadijah binti Khuwailid dan Abu Talib adalah betapa pentingnya dukungan keluarga di dalam dunia dakwah seorang da’i tidak bisa di lepaskan dari kehidupan pribadinya. Pada saat tahun kewafatan Istri dan pamannya Rasulullah mengalami kesedihan karena orang yang di cintai dan selalu memberikan dukungan dalam langkahnya harus meninggalkan beliau dan ini terjadi di bulan Ramadan dan disebut juga sebagai tahun Amul huzni atau tahun kesedihan.

“Kita ambil contoh dari sang pendiri Muhammadiyah yaitu K.H Ahmad Dahlan di mana beliau dapat dukungan penuh dari Ibunda Walidah dalam dakwahnya untuk mengenalkan Muhammadiyah. Tentunya dukungan dari orang-orang yang di cintai itu menguatkan perjuangan dakwah dari seorang pendakwah,” tutur Dr. Hadian.

Resiko dari berdakwah tentu saja akan mengalami tantangan-tantangan yang luar biasa meskipun dakwah kita tidak seberat Nabi Muhammad SAW yang di fitnah, cacimaki sampai ingin di bunuh. Tapi kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa Rasulullah ketika berdakwah bahwa untuk menyampaikan kebenaran pasti memiliki tantangan.

Banyaknya tangtangan ketika kita berdakwah tapi percayalah Allah selalu bersama kita dan membantu setiap kebaikan yang kita lakukan apalagi menegakan agama Allah SWT. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa dukungan dan semangat dari orang yang kita cintai merupakan suatu hal yang luar biasa.

Relevansi peristiwa yang ke tiga dan ke empat bisa kita satukan karena ini merupakan suatu perjuangan pertempuran umat Islam yaitu pertempuran Badar dan Fathul Makkah. Pertama perlu kita ketahui dakwah Islam itu selalu memiliki tantangan yang sangat luar biasa termasuk kaum Quraisy mereka ingin bertempur menghabiskan Islam.

Tentu saja ujian kita hari ini tidak pernah seberat ujian Rasulullah waktu dakwah dulu, tapi saat ini tantangan untuk berdakwah tentunya masih ada, pelajaran yang bisa kita ambil bahwa memang menegakan kebenaraan Islam tidak akan pernah mudah dan selalu memiliki tantangan.

Selanjutnya Islam itu sangat menghormati perjanjian dan perdamaian Islam sebagai agama dan petunjuk yang baik selalu mengedepankan solusi. Bisa ambil contoh tentang perjanjian Hudaibiyah yang di lakukan oleh nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya menghormati tentang perjanjian ini untuk tidak melakukan peperangan selama 10 tahun.

Pelanggaran dilakukan oleh kaum Quraisy yang menghianati perjanjian Hudaibiyah dengan begitu Rasullulah dan kaum muslimin memberikan pelajaran kepada kaum Quraisy dengan melakukan Fathul Makkah penaklukan dan pembebasan kota Makkah agar mereka bisa mengambil pelajaran terhadap pelanggaran yang mereka lakukan. (WM/KSU).

Artikel Lainnya

Jadwal Imsakiyah

29 Maret 2024

20 Ramadan 1445

Subuh Adzan

04:47

Waktu Adzan
Subuh04:48
Terbit05:56
Dzuhur12:00
Ashar15:13
Maghrib18:01
Isha19:11

Untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya