Pengidap Asam Lambung Aman Berpuasa. Mitos atau Fakta?

Menjalankan ibadah puasa selama bulan suci Ramadan adalah salah satu kewajiban umat Islam di seluruh dunia.  Sejak kecil kita sudah dilatih berpuasa agar kita terbiasa menjalankannya, tertama di bulan yang penuh berkah ini.

Berpuasa bukanlah sesuatu yang berat utk dijalankan, kecuali bagi mereka yang mengidap penyakit. Misalnya pengidap penyakit gastritis atau asam lambung (kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan), atau pengidap sindrom dispepsia (gejala rasa tidak nyaman pada perut, seperti perut terasa penuh, kembung, sakit perut, dan nyeri ulu hati). Penyakit ini membuat pengidapnya merasa tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sehingga bisa mengganggu jalannya ibadah puasa.

Namun pada kenyataannya, ibadah puasa itu malah dapat menyembuhkan penyakit asam lambung yang banyak diderita oleh banyak orang tersebut. Hal tersebut dibenarkan oleh pakar kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dr. Ikrimah Nisa Utami, Sp.PD., saat dimintai keterangan terkait permasalahan pengidap asam lambung saat berpuasa.

Menurut Beliau, berpuasa akan memberikan efek yang positif pada kesehatan bahkan untuk penderita penyakit gastritis dan sindrom dispepsia. Jika mengacu pada sudut pandang seorang Muslim, dalam setiap syariat pasti ada maslahat yang dirasakan. Allah SWT tidak akan menyuruh umat-Nya melakukan sesuatu (ibadah) bertujuan untuk menyiksa atau memberikan mudharat.

“Karena alasan itulah, tugas kami sebagai dokter untuk menggali apa saja kebaikan-kebaikan dari syariat Islam itu sendiri. Terutama untuk kesehatan tubuh,” ujar dr. Nisa.

Jika mengacu pada ilmu penyakit dalam, ketika seseorang menderita Sindroma Dispesia atau Gastritis saat berpuasa tubuhnya akan menurunkan produksi asam lambung. Namun Memang dalam jangka waktu 10 hari pertama akan meningkat sekitar 45% tetapi pada saat 10 hari selanjutnya akan berkurang sampai 50%. Hasil tersebut menyebabkan sebagian dokter menyarankan penderita sakit asam lambung untuk tetap berpuasa. Namun penjelasan ini berlaku selama pengidap tidak memiliki komplikasi yang berat.

“Untuk yang memiliki penyakit tertentu, sebelum melakukan ibadah puasa harus melakukan konsultasi ke dokter, agar mendapatkan anjuran bisa berpuasa atau tidak. Tetapi selama tidak ada riwayat dirawat atau pendarahan, berpuasa itu bisa menyehatkan,” kata dr. Nisa.

Tips Menjalankan Puasa Bagi Pengidap Asam Lambung

“Obatnya dilanjutkan untuk diminum. Jika dosis obatnya 1 kali 1 hari, bisa diminumnya saat berbuka puasa, tetapi jika 2 kali 1 hari maka diminum saat sahur dan berbuka,” demikian saran dr. Nisa untuk pengidap asam lambung yang akan tetap berpuasa.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta ini lantas memberikan dua tips untuk diterapkan agar penyakit asam lambung tidak kambuh saat menunaikan ibadah puasa.

Tips pertama, berbuka puasa dengan bertahap, sedikit namun sering. Ikutilah sunah Rasulullah berbuka dengan air putih dan beberapa biji kurma. Kandungan vitamin dalam biji kurma cukup untuk menambah energi dan nutrisi bahkan ada serat di dalamnya, sehingga ketika dimakan akan memberikan waktu kepada lambung untuk pemanasan. .

“Saat berpuasa sistem pencernaan kita nyaris tidak ada kerjanya karena tidak mencerna apapun. Jika dimasukkan sekaligus banyak makanan maka pencernaan akan kaget dan memicu masalah pada lambung,” tutur dr. Nisa.

Tips kedua, hindari makanan yang memiliki rasa asam atau pedas yang terlalu tinggi, terutama bagi yang memiliki pantangan beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan asam lambung kambuh.

Manfaat Puasa Untuk Kesehatan

Beragam tujuan orang melakukan puasa, namun beberapa di antaranya adalah untuk diet atau menurunkan berat badan. Padahal sebenarnya berat badan justru akan naik di saat berpuasa jika kita tidak bisa mengontrol makanan di saat berbuka. Jika saat berpuasa kita mampu melakukan pola makan sehat, maka akan dapat mengurangi kandungan komposisi lemak dalam tubuh, bahkan baik bagi yang punya riwayat kolestrol dan gula.

“Untuk yang memiliki gangguan metabolic sebaiknya berpuasa, karena dengan berpuasa justru lebih sehat dan akan lebih terkontrol, dengan catatan menjaga pola makanan yang masuk dalam,” ucap dr. Nisa.

Saat tubuh berpuasa akan muncul mekanisme MMC (Migrating Motor Complex) yang berfungsi untuk melumasi fungsi pencernaan sehingga akan memperbaiki fungsi pencernaan. Mekanisme ini muncul karena adanya jeda tidak makan dalam jangka waktu lama sekitar 13-14 jam..

Menurut penelitian terbaru, dr. Nisa mengungkapkan bahwa berpuasa dapat memberikan efek anti aging dan membuat panjang umur, serta menjadi terapi unggulan karena memberikan efek perbaikan sel sampai tingkat bio molekuler, artinya sel-sel dalam tubuh akan memperbaiki diri.

Masyaallah, manfaatnya luar biasa sekali. Namun niat utama melakukan Ibadan puasa Ramadan adalah la allakum tattakun yakni agar kita bertaqwa kepada Allah, manfaat lainnya hanya bonus,” tutup dr. Nisa saat diwawancarai secara langsung di Perpustakaan FKK UMJ, Rabu (29/03/2023). (MN/KSU)

Artikel Lainnya

Jadwal Imsakiyah

18 Mei 2024

10 Dhū al-Qa'da 1445

Dzuhur Adzan

11:51

46:00
Waktu Adzan
Subuh04:42
Terbit05:54
Dzuhur11:51
Ashar15:12
Maghrib17:46
Isha18:59

Untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/