Untuk memperingati Hari Waspada Cacing Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya, Kaprodi Kedokteran Fakultas Kedokteran & Kesehatan (FKK) UMJ, Dr. dr. Tri Ariguntar Wikaning Tyas, Sp.PK., berbagi informasi dan pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan dan pencegahan cacing yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia.
Dijelaskan oleh dr. Tri Ariguntar bagaimana proses masuknya cacing ke dalam tubuh manusia bisa melalui beberapa jalan.
Pertama, melalui kulit daerah tangan atau kaki, di mana larva cacing menembus kulit manusia saat bersentuhan dengan tanah yang mengandung larva cacing, terutama cacing tambang.
Kedua, melalui telur cacing yang tertelan masuk ke tubuh melalui tangan atau kuku yang kotor dan mengandung telur cacing, terutama telur cacing gelang atau cacing kremi.
Ketiga, melalui makanan yang terkontaminasi telur cacing atau larva cacing.
Keempat, melalui kontak dengan orang yang menderita penyakit cacingan, terutama melalui tangan penderita yang terdapat larva cacing.
Kelima, melalui konsumsi daging yang mengandung cacing pita yang tidak dimasak dengan baik.
Dijelaskan juga tentang beberapa jenis cacing yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Ada cacing gelang (Ascaris Lumbricoides) yang memiliki bentuk tubuh bulat dan panjangnya variatif dari hanya beberapa milimeter saja hingga ada yang mencapai dua meter. Cacing gelang biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi.
Ada juga cacing kremi (Enterobius vermicularis) yang bersifat parasit dan menyerang atau menjangkiti usus besar manusia. Parasit ini memiliki karakteristik fisik yang sekilas terlihat seperti benang dan berwarna putih.
Selanjutnya, ada cacing Tambang (Ankylostoma duodenale/Necator Americanus) yang biasa menginfeksi manusia saat larvanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Cacing tambang juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung antara kulit dengan tanah yang terkontaminasi cacing tambang.
Yang terakhir adalah cacing pita (Taenia solium/Taenia saginata) yang menjadi parasit pada manusia dan hewan ternak seperti babi, sapi, dan kerbau.
“Cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia bisa memberikan dampak seperti mual, muntah, diare, nafsu makan menurun, nyeri perut, berat badan menurun, anemia, hingga menginfeksi paru dan mata,” jelas dr. Tri Ariguntar, saat berbincang pada Senin (03/07/2023).
“Anemia adalah suatu kondisi tubuh di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kecacingan, dimana nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah merah juga berkurang. Kecacingan yang berlangsung lama dan parah dapat menyebabkan permukaan usus mengalami kerusakan. Akibatnya, nutrisi tidak dapat diserap secara optimal sehingga nutrisi juga kurang sehingga bisa timbul anemia. Selain itu jenis cacing tertentu, seperti cacing tambang dan cacing cambuk, akan melekat ke selaput lendir usus dan menghisap darah hingga menyebabkan anemia,” ungkap dr. Tri Ariguntar panjang lebar.
Lalu bagaimana dampak infeksi cacing pada paru-paru dan mata? dr.Tri Ariguntar menjelaskan bahwa ketika manusia tak sengaja mengkonsumsi telur cacing, telurnya akan menetas menjadi larva di usus halus. Lalu larva cacing akan menembus dinding usus dan ikut terbawa dalam darah. Ketika sampai di paru-paru, tubuh akan mengaktifkan sel imun seperti eosinofil dan makrofag untuk membunuh si cacing. Namun reaksi ini dapat menimbulkan alergi yang dapat merusak jaringan paru-paru (Sindrom Loeffler). Cacing yang bisa menyerang paru adalah jenis cacing gelang Ascariasis sp. dan Strongyloides sp.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mewaspadai bahaya dari cacing tersebut adalah dengan cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan atau saat menyiapkan makan, memasak makanan dan minuman dengan benar agar bakteri jahat dapat mati sehingga tidak menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsi, hingga mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi dengan air yang bersih dan mengalir agar kotoran yang melekat bisa bersih dan higienis sebelum dikonsumsi.
Selain itu, memakai alas kaki saat beraktivitas juga dapat mencegah larva cacing masuk lewat pori-pori kaki. Memasak daging hingga matang dengan baik juga sangat efektif menghalangi cacing. Pastikan daging dimasak hingga paling tidak 63 derajat celsius, setelah itu biarkan daging tersebut selama tiga menit sebelum diolah atau dikonsumsi.
Minum obat cacing secara rutin tiap 6 bulan sekali juga menjadi pencegahan agar terhindar dari cacingan. Ini merupakan program pemerintah untuk mencegah kecacingan pada anak-anak yang biasa diberikan di Posyandu pada bulan Februari dan Agustus. Selain di Posyandu, dilaksanakan juga di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).
“Bila terinfeksi cacing sebaiknya langsung konsultasi ke dokter untuk memastikan apakah benar terinfeksi cacing, dengan menganalisa faeses (tinja) dan darah di laboratorium,” ungkap dr. Tri Ariguntar lebih lanjut.
Ada kabar yang beredar di masyarakat tentang tata cara minum obat cacing, yaitu harus diminum pada malam hari dan sesudah minum obat cacing tidak boleh mandi. “Itu cuma mitos. Obat cacing bisa diminum pagi, siang, atau sore/malam setelah makan. Boleh mandi selama kondisi tubuh baik,” bantah dr. Tri Ariguntar.
Editor : Tria Patrianti