Jelang Pilpres MIPOL FISIP UMJ Gelar Lecture Series

Oleh :
M Zulmi Wijiyanto
DPR RI
Dr. Kasmanto Rinaldi. M.Si, menyampaikan pamaparan dalam Kajian Mahasiswa MIPOL FISIP UMJ secara daring, Selasa (19/07/2023).

Sebagai salah satu bentuk persiapan menghadapi  Pilpres 2024, Program Studi Magister Ilmu Politik, FISIP UMJ menggelar Lecture Series bertajuk “Tantangan Pilpres 2024 dan Dampaknya Terhadap Pemerintah yang Efektif”, pada Selasa (18/7/2023).

Baca Juga : KPU Apresiasi MIPOL FISIP UMJ

Acara yang diselenggarakan secara daring ini dibuka oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr. Lusi Andriyani, M.Si., serta dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.

Lecture Series kali ini menghadirkan tiga pembicara yang kompeten di bidangnya, yaitu Dr. Kasmanto Rinaldi, M.Si. (Kriminilog dan Dosen Pascasarjana Universitas Islam Riau), Indah Novitasari. M.Si (Han) (Dosen Ilmu Politik UKI), dan Drs. Sumarno, M.Si. (Dosen FISIP UMJ yang juga Ketua KPU DKI Jakarta Periode 2013-2018).

Dalam pemaparannya Dr. Kasmanto Rinaldi, M.Si menyampaikan panas dinginnya Pilpres 2024 dari perspektif kriminologi. “Kita harus waspada saat menghadapi kejahatan differential association. Ingat penjahat itu bukan di lahirkan, penjahat itu adalah berproses belajar,” ungkapnya.

Selain itu, Kasmanto juga mengatakan bahwa sukses atau tidaknya seorang pemimpin dapat dilihat dari kesejahteraan masyarakatnya. Jika masyarakat sejahtera berarti ia adalah pemimpin yang berhasil, tetapi jika masyarakat tidak sejahtera berarti ia belum berhasil. 

Pada sesi lainnya, Drs. Sumarno, M.Si., mengupas tentang masalah krusial pemilu presiden 2024. “Proses pemilu yang demokratis, jujur, adil dan bertanggung jawab akan menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi sosial politik dan moral yang tinggi,” ujarnya.

Pada sesi terakhir, Indah Novitasari. M.Si (Han) memaparkan pemetaan potensi konflik pada penyelengaraan Pemilu 2024. Menurutnya, konflik politik muncul dari perebutan untuk memenuhi atau kebutuhan penguasa politik dan sejumlah orang yang dikuasai.

“Konflik bukan dihilangkan, melainkan dikelola dan banyak tahapannya.  Selain itu konflik juga perlu disesuaikan dengan tahapan konflik dan kedalaman akar konfliknya,” tutur Indah.

Editor : Tria Patrianti