Oleh : Muhammad Faris

Muhammad Faris PMM Unimuda Sorong
Muhammad Faris saat menjalankan program PMM di Sorong pada 2022.

Saya pertama kali menginjakkan kaki di tanah Papua pada 29 Agustus 2022 dalam rangka program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Kebanggaan tersendiri bagi saya karena menjadi salah satu mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti PMM di Papua, tepatnya di Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong.

Saat memilih Papua sebagai tempat menjalankan misi program PMM, saya melihat ini sebagai kesempatan dan momentum yang harus dimaksimalkan. Bagi saya, pergi ke Papua menjadi anugerah dari Tuhan yang diberikan melalui perantara Kemendikbudristek.

Dalam sosialisasi Kemendikbudristek disampaikan bahwa misi dari program PMM adalah untuk membangun peradaban, meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang kebhinekaan bahwa Indonesia tercinta ini adalah negara majemuk, beragam suku, adat, budaya, dan agama ada di dalamnya. Tentu saja ini menjadi bekal untuk para mahasiswa sebagai generasi penerus dalam memahami kebhinekaan secara utuh. Menurut saya, program ini sebuah langkah kongkrit yang di ambil pemerintah dan patut diapresiasi setinggi-tingginya.

Dalam pelaksanaannya PMM bukan hanya menjadi tempat untuk belajar, tetapi menjadi tempat untuk saya mengenal Indonesia. Lewat program PMM saya bisa merasakan akulturasi budaya di tanah Papua. Sebanyak 158 mahasiswa dari 70 perguruan tinggi di Indonesia terlibat langsung dengan masyarakat Papua. PMM menjadi tempat bagi saya untuk berpetualang mencari pengalaman, ilmu pengetahuan, relasi dengan mahasiswa dari seantero Indonesia, dan merasakan kehidupan di tanah Papua.

Empat bulan saya mengikuti kegiatan PMM di tanah Papua, saya merasakan keindahan toleransi yang tinggi dan keragaman umat manusia. PMM mengajarkan saya banyak hal, mulai dari hidup mandiri hingga hidup berdampingan dengan teman yang punya latar belakang beragam. Itu semua tentu saja menambah seni bersosialisasi saya dengan orang lain, dan sejalan dengan program studi yang sedang saya tempuh di bidang sosial.

Saya merasakan keramahan warga asli Papua yang selalu tegur sapa setiap bertemu. Saya merasakan bahwa Papua adalah surga yang diturunkan ke bumi. Inilah tanah Papua yang indah dan patut dijuluki surga Indonesia.

Peserta PMM Unimuda Sorong
Peserta PMM Unimuda Sorong

Selama di Unimuda Sorong, saya merasakan pendidikan yang sebenarnya. Saya dan teman-teman dari perguruan tinggi lain menjalankan misi PMM dengan kegiatan perkuliahan di lingkungan kampus baru dengan modul nusantara untuk mengenal lebih dalam tanah Papua. Hal penting lainnya adalah melakukan kontribusi sosial sesuai dengan tridharma perguruan tinggi.

Satu hal yang tidak pernah saya lupakan dari proses belajar dalam program PMM di Papua adalah saya merasakan menjadi manusia yang bermanfaat. Saya mendampingi anak-anak di pesisir Pulau Um, tepatnya Kampung Mibi Malaumkarta dalam proses pembelajaran tentang pendidikan dan lingkungan. Kami mendapat sambutan hangat baik dari kepala kampung maupun dari anak-anak.

Betapa tingginya semangat mereka untuk belajar bersama dengan saya dan teman-teman PMM yang lainnya. Saya kemudian mendiskusikan ini dengan teman-teman bahwa anak-anak ini menjadi cikal bakal generasi yang haus akan ilmu pengetahuan. Jika kesadaran ini ada di semua anak-anak muda maupun dewasa maka tidak butuh waktu lama kita akan melihat transformasi kemajuan tanah Papua yang disebabkan karena SDM yang semakin berkualitas. Ini selaras dengan cita-cita bangsa kita menjadi Indonesia emas secara menyeluruh di 2045.

Kegiatan ini ditutup dengan kontribusi sosial di kampung Fafanlap Raja Ampat dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Inilah fungsi pendidikan. Saya sepakat bahwa tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan melainkan tindakan.

Sebagai alumni PMM, saya berharap semoga cerita ini dapat menginspirasi teman-teman sekalian. Untuk itu kita sama-sama berusaha menjadikan diri kita lebih baik dengan melawan rasa takut dan keluar dari zona nyaman. Karena kunci melawan rasa takut adalah dengan menghadapi rasa takut. Harapan saya sederhana, tidak ada lagi diskriminasi rasial atas warna kulit yang tidak sama, tidak ada lagi yang menciderai skenario Tuhan yang telah menciptakan keberagaman, semoga. Papua, renjana selamanya.

Dunia mahasiswa bukan hanya tentang belajar di kelas duduk di kuris tapi lebih dari pada itu. Menjadi mahasiswa adalah tanggung jawab besar untuk berkontribusi untuk bangsa ini.

Kampus Merdeka, bertukar sementara bermakna selamanya!


Muhammad Faris

Muhammad Faris

Mahasiswa Program Studi Kesejahtraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMJ
Peserta PMM 2022 di Sorong, Papua

Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.