Oleh : Naufal Alif Ramadhan

Kolom Mahasiswa _ ERDAMS FKM UMJ
ERDAMS FKM UMJ saat menjadi relawan bencana banjir di Puri Bintaro, Jumat (23/09/2022).

Sebagai anggota Emergency Respons Disaster And Medical Service (ERDAMS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya mengenyam banyak pengalaman saat menjadi relawan tanggap bencana. Salah satu pengalaman yang ingin saya ceritakan adalah saat terjadi banjir besar di area Puri Bintaro,  Tangerang Selatan,  pada 23 September 2022 silam.

Jumat sore itu, saya sedang mengikuti kuliah secara daring dari rumah ketika hujan lebat mengguyur wilayah Tangerang Selatan. Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang saya lihat di ponsel, tampak beberapa titik wilayah Tangerang Selatan berpotensi banjir.

Sesaat setelah kuliah selesai, tiba-tiba panggilan emergency response dari ERDAMS FKM UMJ muncul di grup whatsapp. Tanpa pikir panjang, saya bergegas menyiapkan kebutuhan untuk penanggulangan banjir. Selama saya menyiapkan barang-barang, telepon tak berhenti berbunyi dari teman sesama relawan.

Sebagai anggota ERDAMS yang telah banyak mengikuti pelatihan respons bencana kami semua paham harus melewati beberapa tahap penanganan bencana,  yaitu risk assessment, tindakan, dan evaluasi. Sebagai langkah awal saya, yang kebetulan menjabat sebagai Sekretaris Bidang Kegawatdaruratan di Erdams FKM UMJ mengajak  Ketua Bidang melakukan koordinasi melalui saluran telepon dengan para jejaring relawan yang sudah berada di beberapa titik banjir.

Koordinasi dilakukan untuk memudahkan risk assessment sebelum kami tiba di lokasi. Risk assessment dilakukan sebagai dasar penyusunan strategi pemulihan bencana. Tahapan ini harus dilakukan sebelum melakukan tindakan di lokasi dan membantu penyintas terdampak bencana.

Tak lama kemudian saya dan anggota ERDAMS lainnya  berkumpul dan melakukan briefing sebelum berangkat ke lokasi. Kami juga memanjatkan doa agar diberikan keselamatan dan kelancaran selama emergency response berlangsung. Setelah itu kami langsung bergabung dengan tim relawan dari berbagai lembaga di Kantor DMC Dompet Dhuafa Ciputat di bawah naungan Potensi Tangsel.

Saya dan tiga anggota ERDAMS lainnya ditugaskan di wilayah Puri Bintaro, Tangerang Selatan. Kendaraan khusus rescue milik OI Crisis Center yang berada di bawah naungan Potensi Tangsel melaju cepat mengantarkan kami ke titik lokasi. Selama perjalanan, saya tak henti memanjatkan doa agar tim relawan yang bertugas selalu diberikan kelancaran dan keselamatan dalam menolong masyarakat.

Setibanya di lokasi, kami mendapati banjir setinggi dada orang dewasa telah merendam kawasan Puri Bintaro dan mematikan aktivitas penduduk sekitar. Dengan bekal perahu karet, empat dayung, dan medical kit, kami menerobos banjir yang arus airnya cukup kuat.

Bermodalkan perahu karet dan beberapa pelampung kami mengevakuasi korban, satu persatu dinaikkan ke perahu katet lalu diantar ke tempat yang aman. Saat evakuasi berlangsung kami juga sempat memprioritaskan evakuasi seorang nenek yang mengidap penyakit kronis karena khawatir kondisinya akan semakin memburuk.

ERDAMS FKM UMJ saat menjadi relawan tanggap bencana banjir di Puri Bintaro, Jumat (23/09/2022).

Proses evakuasi berlangsung hingga tengah malam hingga tim relawan ditarik mundur ke Pos yang terletak di Kantor DMC Dompet Dhuafa Ciputat oleh Komandan Lapangan yang bertugas sebagai pemimpin di lokasi respons bencana. Di sana kami melakukan evaluasi sebagai penutup rangkaian proses respons bencana hari itu.

Proses evakuasi bencana banjir hari itu dinyatakan selesai.  Waktunya relawan beristirahat,  karena keselamatan relawan juga merupakan hal penting. Prinsip yang dijunjung dalam respons bencana adalah aman diri, aman korban dan aman lingkungan. Relawan harus memastikan dirinya sehat sebelum menolong orang lain.

Saya merasa sangat beruntung menjadi relawan. Selain bisa mendapat pengalaman berharga, juga menjadi  bagian dari proses belajar saya untuk mengedepankan nilai kemanusiaan. Tidak ada hal lain yang saya harapkan selama menjadi relawan selain melihat senyuman para penyintas bencana. Saya yakin semua relawan yang bertugas merasakan hal yang sama.

Untuk menjadi relawan, tidak cukup bermodal niat. Kita harus terus belajar karena seluruh proses penanggulangan bencana memerlukan ilmu pengetahuan dan iman yang kuat agar bisa bertugas secara maksimal selama proses emergency response. Salam dari saya, Relawan Kemanusiaan Erdams FKM UMJ.

Editor :Tria Patrianti

Naufal Alif Ramadhan ERDAMS FKM UMJ

Naufal Alif Ramadhan

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UMJ
Anggota Erdams FKM UMJ

Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email [email protected]. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.