Creative Talk FISIP UMJ: Mengupas Industri Film Bersama Produser JUMBO

Oleh :
Ariesta Dwi
Creative Talk FISIP UMJ: Mengupas Industri Film Bersama Produser JUMBO
Producer Visinema Studios sekaligus Producer film JUMBO Novia Puspa Sari (tengah) dalam menyampaikan materi pada kuliah umum Creative Talk with JUMBO di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Kamis (08/05/2025) (Foto: KSU/Ariesta Dwi)

Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) adakan kuliah umum tentang Creative Talk with JUMBO di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Kamis (08/05/2025). Kegiatan ini merupakan pengganti mata kuliah Creative Thinking yang diikuti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UMJ.

Baca juga: FISIP UMJ Tunjukkan Kepedulian Palestina Lewat Bedah Buku Spesial

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMJ Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si., menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya kegiatan ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, sekaligus membantu menciptakan kreativitas serta menghadirkan ide-ide baru yang relewan dengan kebutuhan dunia komunikasi saat ini.

“Harapannya, inspirasi dan gagasan baru yang diperoleh dari kegiatan ini dapat diterapkan secara nyata di lingkungan profesional,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif. Narasumber pertama diisi oleh Novia Puspa Sari selaku Producer Visinema Studios sekaligus Producer film JUMBO. Dalam pemaparannya, Novia menyampaikan bahwa film jumbo adalah film untuk kita, anak kita dan anak anak di dalam diri kita. Film yang di sutradarai oleh Ryan Adriandhy ini, diproduksi selama lima tahun dengan melibatkan lebih dari 420 kreator di seluruh Indonesia.

“JUMBO hadir sebagai ruang kolaborasi anak bangsa yang layak dibanggakan hingga ke tingkat internasional,” ungkapnya.

Hingga per tanggal 8 Mei 2025, Novia menyebutkan bahwa JUMBO telah ditonton hampir 9 juta penonton dan berhasil menjadi film terlaris ketiga di Indonesia, melampaui rekor Frozen 2. Ia menekankan bahwa animator memegang peranan penting dalam dunia film animasi. Menurutnya, animator bukan sekadar menggerakkan objek tak bernyawa, melainkan juga seorang pencerita yang mampu menyampaikan emosi melalui pengamatan mendalam terhadap kehidupan.

Novia juga menambahkan bahwa animasi dipilih karena merupakan medium hiburan yang menyentuh hati. “Film yang lahir dari hati para kreator Indonesia akan sampai ke hati para penonton,”  tambah Novia.

Kemudian materi dilanjutkan oleh Komisioner KPI Pusat Amin Shabana, M.Si. Dalam pemaparannya menyampaikan Ainaki (Asosiasi Industri Animasi Indonesia) mencatat bahwa saat ini terdapat sekitar 20 studio animasi yang aktif di Indonesia.  

“Konten animasi dapat membantu anak-anak memahami konsep yang kompleks, meningkatkan daya ingat, memotivasi, serta mendukung perkembangan gaya belajar visual mereka,” ujarnya.

Industri animasi nasional mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 159% selama periode 2015 hingga 2019. Meski beberapa lembaga penyiaran masih menayangkan konten animasi, kebutuhan akan sumber daya manusia, khususnya animator, tetap tinggi, baik dalam industri komunikasi maupun dunia penyiaran.

Editor : Sofia Hasna