FISIP UMJ Tunjukkan Kepedulian Palestina Lewat Bedah Buku Spesial

Oleh :
Ariesta Dwi
FISIP UMJ Tunjukkan Kepedulian Palestina Lewat Bedah Buku Spesial
Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., (dua dari kiri) berfoto bersama pada Bedah Buku Spesial yang berjudul Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al Aqsa karya Prof. Dr. Abd Al Fattah El- Awaisi di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Selasa (06/05/2025) (Foto: dok.pribadi)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) tunjukan kepedulian palestina melalui Bedah Buku Spesial yang berjudul Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al Aqsa karya Prof. Dr. Abdul Al Fattah El- Awaisi. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid, daring melalui platform zoom dan luring di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Selasa (06/05/2025).

Baca juga: UMJ Jadi Tuan Rumah ‘Bedah Buku’ Buya Anwar Abbas

Sambutan panitia penyelenggara M. Ghufron Mustaqim menyampaikan bahwa UMJ patut berbangga, karena menjadi universitas pertama dan satu-satunya di Indonesia yang secara konsisten menyelenggarakan kajian tentang Baitul Maqdis. Hal ini menjadi nilai lebih yang membedakan UMJ dari universitas lainnya.

“Saya juga berperan sebagai promotor atas kedatangan Prof. Abdul Fattah ke Indonesia, dan ini merupakan kali kedua ia hadir di UMJ. Semoga ilmu yang beliau bagikan bisa memberi manfaat bagi kita semua, dan menjadi bekal dalam upaya mendukung pembebasan Baitul Maqdis,” ujarnya.

Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menegaskan bahwa isu Palestina bukan hanya soal konflik antara Hamas dan Israel, atau persoalan pribadi Prof. Fattah, tetapi ini adalah persoalan besar yang menyangkut geopolitik dan geoekonomi global.

Ia menyatakan optimis bahwa Indonesia memiliki komitmen lebih kuat terhadap perjuangan Palestina. Menurutnya judul dari buku Prof. Abdul Fattah mencerminkan harapan besar umat Islam dunia.

“Alhamdulillah, negara-negara mayoritas Muslim, khususnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masih menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung kemerdekaan Palestina,” tambah Ma’mun saat sambutan sekaligus pembukaan acara.

Bedah Buku Spesial yang berjudul Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al Aqsa karya Prof. Dr. Abd Al Fattah El- Awaisi.
Narasumber pada acara Bedah Buku Spesial yang berjudul Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al Aqsa karya Prof. Dr. Abd Al Fattah El- Awaisi di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, Selasa (06/05/2025) (Foto: Youtube TvUMJ)

Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama. Narasumber pertama diisi oleh Dr. Saiful Bahri, Lc., MA. Dalam pemaparannya, Dr. Saiful menyampaikan bahwa pendekatan yang digunakan dalam membahas Baitul Maqdis pada kesempatan ini lebih menitik beratkan pada sisi akademik.

Menurutnya, jika kita memiliki fondasi keilmuan yang kuat maka pembelaan terhadap Baitul Maqdis tidak akan dilakukan secara emosional atau membabi buta, melainkan berdasarkan pemahaman mendalam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis sebagai landasan utama.

Ia juga menyoroti pentingnya ajakan Prof. Abdul Fattah untuk kembali menggunakan istilah Baitul Maqdis, sebagai bentuk pelurusan makna dan penegasan identitas sejarah serta spiritual tempat suci tersebut.

Kemudian dilanjutkan dengan narasumber kedua yaitu Dr. Asep Setiawan, M.A. Asep mengatakan bahwa pembebasan Al-Aqsa tidak bisa dilakukan secara konvensional ataupun hanya melalui retorika emosional. Ia juga mengatakan bahwa Masjid Al-Aqsa bukan sekadar situs suci ketiga bagi umat Islam, tetapi juga merupakan poros spiritual dan simbol kebangkitan peradaban Islam.

“Dalam buku yang dibedah kali ini, dijelaskan bahwa pembebasan Al-Aqsa harus dimulai dari rekonstruksi strategi geopolitik Islam dan pembangunan kesadaran epistemologis umat,” ujarnya.

Menurut Asep, pendekatan yang ditawarkan Prof. Abdul Fattah dalam buku ini merupakan sebuah konsep hubungan internasional berbasis nilai-nilai Islam yang visioner dan integral. Konsep ini merupakan pendekatan yang menyatukan antara spiritualitas, strategi, dan kesadaran kolektif umat Islam.

Narasumber terakhir diisi oleh Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim. Dalam pemaparannya, Ia menyampaikan bahwa umat Islam tidak bisa sepenuhnya menggantungkan harapan pada ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh peradaban Barat.

“Terus terang, kita tidak bisa berharap pada produk-produk ilmu pengetahuan modern yang lahir dari sistem kapitalistik. Nyatanya, sistem tersebut justru telah merusak banyak hal, bahkan ikut andil dalam kehancuran ekonomi global,” ujarnya.

Sudarnoto menekankan pentingnya umat Islam untuk membangun peradaban ilmu pengetahuan sendiri yang bersumber dari nilai-nilai Islam, bukan dari sumber-sumber yang berakar pada kolonialisme dan imperialisme Barat.

Penulis buku Prof. Dr. Abd Al Fattah El- Awaisi menyampaikan bagaimana behind the scene tentang perjalanna buku nya. Perkembangan dan penyempurnaan tentang teori strategi pembebasan Baitul maqdis sudah  berlangsung selama 30 tahun. Sejak 1992 sampai 2022 sudah menerbitkan 9 buku.

Editor : Dian Fauzalia