Perubahan Fundamental Sebagai Arah Baru Perkaderan Muhammadiyah

Oleh :
Qithfirul Fahmi
Direktur Sekolah Pascasarjana UMJ Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag. (paling kiri) saat menjadi pemateri dalam Seminar Pra Muktamar, di Gedung B AR. Fachruddin UMY, Kamis (10/11/2022).

Perubahan yang mendasar di era media baru (new media) telah mengubah semua sektor, termasuk aspek spiritual dan moral. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (SPs UMJ) Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag., dalam Seminar Pra Muktamar, bertajuk “Perkaderan Formal di Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah”, di Gedung B AR. Fachruddin UMY, Kamis (10/11/2022).

Masyitoh menyebutkan arah baru perkaderan dilakukan melalui sinergi kurikulum pendidikan dengan Sistem Perkaderan Muhammadiyah (SPM), pendidikan model asrama/boarding school, memungkinkan penerapan SPM, serta penguatan kelembagaan, kepemimpinan di lembaga pendidikan. Lebih lanjut, menurutnya perlu juga dilakukan pendekatan integrasi-interkoneksi keilmuan dan pengembangan teknologi informasi sebagai sebuah keniscayaan.

Masyitoh juga mengungkapkan bahwa terdapat isu strategis pengembangan teknologi, serta pendidikan nilai, etika, dan spiritual. Pengembangan teknologi, dikaitkan dengan pembelajaran daring dan kesiapan pendidik. Sementara itu pendidikan nilai, etika, dan spiritual berupa pendidikan religiusitas pada umumnya belum didesain dengan baik, kurang efektif membangun karakter dan jiwa kepemimpinan, pendidikan nilai dan spiritualitas yang masih dianggap pelengkap serta belum menjadi arus utama. Selanjutnya adanya pendidikan nilai dan spiritualitas yang kurang menarik minat anak didik, dianggap kurang fungsional dan transformatif.

Menanggapi polemik tersebut, Masyitoh selanjutnya menjelaskan bahwa komponen karakter yang baik menjadi faktor penentu, seperti pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Hal ini dapat diperkuat dengan pendidikan karakter melalui tasawuf.

Rangkaian Seminar Pra Muktamar terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Prof. Dr. Munir Mulkhan, Dr. Siti Aisyah, M.Ag., dan Dr. Azaki Khoirudin, M.Pd., dengan tema “Sistem Perkaderan di Persyarikatan yang Berkemajuan. Sesi kedua diisi Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag., Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., dan Dr. Kasiyarno, M.Hum., yang bertajuk “Perkaderan di Sekolah Menengah Muhammadiyah”.

Dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh kurang lebih 500 peserta, Seminar Pra Muktamar ini bertujuan untuk mengeksplorasi, memetakan dan mendifinisikan arah dan pola perkaderan di sekolah-sekolah kader. Selanjutnya, merumuskan pola dan arah perkaderan yang adaptif dan dapat menyesuaikan dengan berbagai perubahan dan tantangan Madarsah Muallimin dan Mu’allimaat abad kedua. Terakhir, menampilkan praktek-praktek terbaik dalam pelaksanaan pola dan implementasi perkaderan di lembaga lembaga pendidikan berbasis kader, serta melahirkan konsep dan arah dalam perkaderan untuk menjadi acuan dalam implementasi pola perkaderan di Madrasah Muallimin. (QF/KSU)