Tim Peneliti FISIP UMJ Eksplorasi Pola Komunikasi Risiko ProKlim Jabodetabek

Oleh :
Kontributor FISIP
Tim Peneliti FISIP UMJ usai melakukan riset mengenai peran komunikasi risiko dalam memperkuat ketahanan energi di depan Balai Warga Proklim RW 07 Pabaton Indah, Bogor (Foto : Dok.Pribadi)
Tim Peneliti FISIP UMJ usai melakukan riset mengenai peran komunikasi risiko dalam memperkuat ketahanan energi di depan Balai Warga Proklim RW 07 Pabaton Indah, Bogor (Foto : Dok.Pribadi)

Tim peneliti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) tengah mengeksplorasi pola komunikasi risiko melalui Program Kampung Iklim (ProKlim) yang berlangsung sejak Juni hingga saat ini di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini berfokus pada peran komunikasi risiko dalam memperkuat ketahanan energi serta mendukung aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di kawasan perkotaan.

Baca juga : Wujudkan Kampus Berdampak, FISIP UMJ Terapkan Model Kebijakan EMMIE Framework Di Daerah Pesisir

Ketua penelitian ini adalah Dr. Tria Patrianti, M.I.Kom, yang beranggotakan Dr. Aminah Swarnawati, M.Si, Dr. Sa’diyah El Adawiyah, M.Si, yang juga merupakan dosen Magister Ilmu Komunikasi (MIKOM) dan Nida Handayani, M.Si serta Nur Muhammad Iqbal, dosen Prodi Administrasi Publik, serta sejumlah mahasiswa dari Prodi Administrasi Publik, Magister Ilmu Komunikasi dan Ilmu Komunikasi UMJ.


Penelitian ini difokuskan pada lima lokasi ProKlim percontohan. Tiga wilayah berstatus ProKlim Lestari. Sementara itu, dua wilayah lain berstatus ProKlim Utama. Keduanya berhasil menunjukkan praktik terbaik dan sistem kelembagaan yang kuat dalam keberlanjutan program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

“Di setiap lokasi, kami menemukan berbagai inisiatif menarik masyarakat dalam membangun ketahanan energi. Misalnya, penggunaan lampu penerangan jalan tenaga surya, mesin kincir air sederhana, hingga pembuatan zona hijau yang diberi nama zona oksigen,” ujar Tria.

Tim Peneliti FISIP UMJ di salah satu sudut zona oksigen di ProKlim Lestari RW 07 Ratujaya, Cipayung, Depok, pada Sabtu (05/07/2025) (Foto : Dok.Pribadi)
Tim Peneliti FISIP UMJ di salah satu sudut zona oksigen di ProKlim Lestari RW 07 Ratujaya, Cipayung, Depok, pada Sabtu (05/07/2025) (Foto : Dok.Pribadi)

Menurutnya, langkah-langkah ini tidak hanya menekan emisi GRK, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya energi berkelanjutan di kawasan padat penduduk.
“Komunikasi risiko bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif, partisipasi, dan kapasitas komunitas agar mampu mengantisipasi, merespons, dan beradaptasi terhadap risiko perubahan iklim,” tambahnya.

Salah satu informan penelitian, Dr. Doddy Sukadri, Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Hijau dan pendiri Dewan Nasional Perubahan Iklim, menjelaskan bahwa perubahan iklim meningkatkan risiko banjir, kekeringan, serta penyebaran penyakit tropis yang memengaruhi layanan publik, infrastruktur, hingga kesehatan masyarakat.
“Perkotaan merupakan kontributor utama perubahan iklim, karena aktivitas perkotaan merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca. Inter-govermental Panel on Climate Change (IPCC) telah melaporkan pada tahun 2022 bahwa wilayah perkotaan bertanggung jawab atas 70 persen emisi CO2 global,” ujar Doddy.

Dengan proyeksi jumlah penduduk Jabodetabek mencapai 28 juta jiwa pada 2025, tim UMJ berharap riset ini dapat menghasilkan model komunikasi risiko yang mampu memperkuat ketahanan energi, menurunkan emisi, meningkatkan efisiensi energi, serta memperkuat adaptasi masyarakat perkotaan terhadap perubahan iklim.
Pelaksanaan penelitian ini didukung penuh oleh Kementerian Diktisaintek, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMJ, FISIP UMJ, dan Prodi Magister Ilmu Komunikasi UMJ.