Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Dr. Debbie Affianty, M.Si., resmi terpilih menjadi salah satu dari lima Presidium Nasional Jaringan Women, Peace, and Security (WPS) Indonesia periode 2025-2030. Pemilihan tersebut dilakukan melalui mekanisme musyawarah dan mufakat yang diikuti oleh Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dari tiga region di wilayah Indonesia, Selasa (16/09/2025).
Baca juga : Dosen FISIP UMJ Bahas Partisipasi Perempuan dalam Pencegahan Ekstremisme di Webinar PBB
Proses pemilihan berlangsung dalam dua tahap. Pertama, OMS dari tiga wilayah regional yaitu Barat, Tengah, dan Timur memilih lima Presidium Regional. Dilanjut, OMS menyepakati lima nama yang kemudian ditetapkan sebagai Presidium Nasional.
Debbie mengaku terpilihnya ia sebagai Presidium Nasional merupakan sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar. Ia menilai bahwa amanah ini bukan hanya soal keterlibatan personal, tetapi juga representasi UMJ dan komitmennya untuk berdampak kepada masyarakat.
“Posisi ini tentang kontribusi nyata dalam memperkuat kepemimpinan perempuan di isu perdamaian dan keamanan, dari tingkat akar rumput hingga nasional,” ujarnya.
Ia memiliki tugas yang strategis, diantaranya adalah menginternalisasi nilai dasar serta pergerakan jaringan, membangun kolaborasi multi pihak dengan pemerintah dan masyarakat sipil, serta mengelola data, administrasi, dan knowledge management organisasi.
“Saya berharap melalui amanah ini, UMJ dapat semakin berperan aktif dalam kolaborasi nasional maupun internasional untuk memajukan agenda Women, Peace and Security di Indonesia,” tambahnya.
Jaringan OMS WPS Indonesia dibentuk melalui serangkaian konsultasi serta lokakarya regional di Jakarta dan Bali melalui kanal zoom yang diselenggarakan oleh Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia yang bekerja sama dengan UN Women.
Keterlibatan Debbie membawa arti penting bagi UMJ. Hal ini berpotensi membuka ruang kolaborasi penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengembangan jejaring eksternal sesuai Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Dalam lima tahun kedepan, Debbie akan terlibat mengenai isu-isu krusial yang berkaitan dengan SDGs, seperti perubahan iklim, pencegahan ekstremisme kekerasan, penanganan konflik, keamanan siber, serta migrasi dan tindak pidana perdagangan manusia.
Selain Debbie, ada empat Presidium Nasional lainnya, yaitu Ruby Kholifah dari AMAN Indonesia, Suraiya Kamaruzzaman dari Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Syah Kuala Aceh, Dewi Rana Amir dari LIBU Perempuan Sulawesi Tengah, dan Sischa Solokana dari Komunitas Peace Maker Kupang/KOMPAK NTT. Kehadiran Debbie dalam jajaran ini akan menghadirkan perspektif akademik yang berpadu dengan kinerja advokasi masyarakat sipil.
Editor : Dian Fauzalia