Teliti Gender dan Pencegahan Ekstremisme, Dosen FISIP UMJ Raih Gelar Doktor di UNPAD

Oleh :
Indira Dwi
Dosen Program Studi Ilmu Politik FISIP UMJ, Debbie Affianty, M.Si.,(keempat dari kanan), beserta para penguji usai sidang promosi doktor di Ruang Sidang Program Pascasarjana FISIP UNPAD Gedung B Lantai 2, pada Selasa (12/08/2025). (Foto: Dok.Pribadi)
Dosen Program Studi Ilmu Politik FISIP UMJ, Debbie Affianty, M.Si.,(keempat dari kanan), beserta para penguji usai sidang promosi doktor di Ruang Sidang Program Pascasarjana FISIP UNPAD Gedung B Lantai 2, pada Selasa (12/08/2025). (Foto: Dok.Pribadi)

Dosen Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Debbie Affianty, M.Si., berhasil meraih gelar Doktor ke-123 di bidang Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjadjaran (UNPAD). Sidang promosi doktor tersebut berlangsung di Ruang Sidang Program Pascasarjana FISIP UNPAD Gedung B Lantai 2, pada Selasa (12/08/2025).

Baca juga : Dosen FISIP UMJ Tekankan Pentingnya GEDSI di Forum Pokja RAD PE Jabar

Debbie berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Gender dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan: Kontribusi Working Group of Women and P/CVE (WGWC) dalam Implementasi UNSCR 2242 di Indonesia (2017-2024).  Melalui judul ini, ia lulus dengan predikat Yudisium Sangat Memuaskan dan meraih IPK 4,00.

Dalam penelitiannya, ia menyoroti peningkatan keterlibatan perempuan dalam ekstremisme kekerasan di Indonesia sejak 2014. Ia memaparkan bahwa perempuan kini tidak hanya berperan sebagai korban atau pendukung pasif, tetapi juga sebagai pelaku aksi terorisme, perekrut, propagandis, dan fasilitator logistik.

Menurutnya, Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR) 2242 tahun 2015 menegaskan bahwa pelibatan substantif perempuan merupakan syarat penting dalam pencegahan ekstremisme kekerasan. Namun, di Indonesia, pelibatan tersebut masih sering bersifat simbolis.

“Untuk menjawab kesenjangan itu, pada 2017 dibentuk Working Group on Women and P/CVE (WGWC) yang kini menaungi 33 organisasi masyarakat sipil berfokus pada pengarusutamaan gender,” tambahnya.

Penelitian Debbie menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dan kerangka Feminist Security Theory (FST), konsep field, habitus, dan capital Pierre Bourdieu, serta kerangka Women, Peace, and Security (WPS).

Dosen Program Studi Ilmu Politik FISIP UMJ, Debbie Affianty, M.Si., (sebelah kanan) berhasil meraih gelar Doktor ke-123 di bidang Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjadjaran (UNPAD), pada Selasa (12/08/2025). (Foto : Dok.Pribadi)
Dosen Program Studi Ilmu Politik FISIP UMJ, Debbie Affianty, M.Si., (sebelah kanan) berhasil meraih gelar Doktor ke-123 di bidang Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjadjaran (UNPAD), pada Selasa (12/08/2025). (Foto : Dok.Pribadi)

Data tersebut ia peroleh melalui wawancara dengan Steering Committee WGWC, pejabat BNPT, perwakilan organisasi masyarakat sipil, serta ulama perempuan. Dilanjut dengan observasi partisipatif pada program seperti WGWC Talk dan Reflective Structured Dialogue; serta analisis dokumen kebijakan.

Debbie menjelaskan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa WGWC berhasil mengintegrasikan perspektif gender dalam Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme Kekerasan (RAN PE) dan Rencana Aksi Daerah (RAD PE) di berbagai wilayah.  Selain itu, memprakarsai Kelompok Kerja Tematis, mengembangkan Knowledge Hub, serta memperkuat Forum Support Perempuan Tangguh (FOSPETA) untuk membantu reintegrasi keluarga mantan pelaku terorisme.

“Meskipun capaian WGWC signifikan, namun masih ada resistensi dari sebagian aktor keamanan yang menganggap isu gender sebagai tambahan non-prioritas, keterbatasan sumber daya finansial untuk memperluas jangkauan program, serta kesenjangan pemahaman di tingkat daerah terkait pelibatan substantif perempuan,” ujarnya.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Ia menilai perspektif gender perlu diintegrasikan secara wajib dalam RAN dan RAD PE. Selain itu, kapasitas pendamping dan aktor lokal harus diperkuat dengan melibatkan ulama perempuan, serta memberi dukungan berkelanjutan bagi komunitas seperti FOSPETA. Ia juga menekankan pentingnya sinergi multi-aktor dan evaluasi berbasis indikator gender.

Debbie berencana mengembangkan penelitian ini dalam bentuk artikel di beberapa jurnal, buku, prosiding konferensi, book chapter, dan penelitian lanjutan lainnya.

Editor : Dian Fauzalia