Lembaga Pengkajian dan Penerapan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Jakarta (LPP AIK UMJ) mengadakan kajian rutin untuk civitas academica. Kajian ini membahas mengenai isi kandungan Q.S. Al Buruj ayat 1-22, di Masjid At Taqwa pada Jumat (22/08/2025).
Baca juga : Kajian LPP AIK UMJ Bahas Isi Kandungan Q.S. Al Insyiqaq ayat 1-25
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Farihen, M.Ag., Kepala Bidang Penerapan Kampus Islami yang menekankan pentingnya umat Islam memahami pesan Allah dalam sumpah-Nya dan mengambil hikmah dari keagungan ciptaan-Nya.
Dalam penyampaiannya, Farihen menjelaskan bahwa sumpah yang terdapat di Al-Qur’an bukan sekadar kata-kata, melainkan isyarat agar manusia merenungkan ciptaan Allah.
“Allah itu bersumpah, demi langit, demi waktu fajar, demi masa, itu supaya manusia tergugah, memperhatikan serta melihat kebesaran Allah,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa seorang muslim tidak boleh sembarangan mengucapkan sumpah. Menurutnya, sumpah harus diucapkan atas nama Allah, bukan pada hal-hal yang lain, apalagi dalam perkara sepele.
Lebih lanjut, ia menguraikan isi kandungan Q.S. Al-Buruj. Kata Al-Buruj sendiri berarti gugusan bintang atau rasi bintang di langit. Surat ini diawali dengan sumpah Allah “Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,” yang menunjukkan kebesaran ciptaan-Nya. Bintang-bintang menggambarkan keluasan ilmu Allah serta keteraturan alam semesta yang Allah ciptakan.
Selain membicarakan tanda kebesaran Allah, Q.S. Al-Buruj juga mengisahkan peristiwa Ashabul Ukhdud, yaitu sekelompok orang beriman yang disiksa dengan cara dibakar hidup-hidup oleh penguasa zalim karena tetap teguh dalam keimanan. Kisah ini menjadi teladan agar umat Islam senantiasa istiqamah meski menghadapi ujian berat. Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar dan memegang teguh iman, sementara orang-orang zalim akan mendapatkan balasan setimpal.
Farihen menegaskan bahwa ayat-ayat dalam surat ini juga mengingatkan manusia akan kekuasaan Allah yang mampu menciptakan, menguraikan, hingga menghidupkan kembali jasad manusia meski sudah hancur.
“Sesungguhnya Allah itu maha kuasa yang bisa menciptakan, mendapatkan kembali, dan mengembalikan jasad manusia yang hancur,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kandungan surah ini juga menekankan pentingnya beristighfar dan memohon ampun kepada Allah. Meski manusia memiliki potensi untuk berbuat baik, tetap ada kemungkinan melakukan kesalahan. Dengan memperbanyak istighfar, seorang muslim akan lebih dekat dengan Allah dan terlindung dari keburukan.
Kajian ditutup dengan pesan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih, serta berbuat sesuai kehendak-Nya. Dengan memahami Q.S. Al-Buruj ayat 1-22, umat islam dan civitas academica UMJ diharapkan semakin menyadari kebesaran Allah, menjaga lisan, memperkuat keimanan, serta memperbanyak amal kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Editor : Dian Fauzalia