Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar sosialisasi Program Matching Fund dan Program Kompetensi Kampus Merdeka (PKKM) 2023 secara daring. Sosialisasi dilakukan Selasa (13/12), dalam rangka tindaklanjut program Kemendikbudristek tentang Call For Proposal Program Matching Fund dan Program Kompetensi Kampus Merdeka (PKKM) Tahun 2023.
Acara dihadiri oleh Wakil Rektor I Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep., Ketua MBKM UMJ, Prof. Dr. Herwina Bahar, MA., serta Ketua LPPM UMJ, Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si., sebagai pembicara dalam sosialisasi Matching Fun dan PKKM 2023. Hadir pula Dekan Fakultas dan Ketua Pogram Studi di lingkungan UMJ.
Muhammad Hadi mengevaluasi pelaksanaan PKKM pada 2022 silam. Menurutnya ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan dan diperbaiki untuk persiapan PKKM 2023 mendatang. Beberapa catatan tersebut meliputi kualitas proposal, relevansi program dan pelaksanaan.
“Ini menjadi catatan kita bersama bahwa Liga 1 berbeda dengan PKKM yang lalu pada taraf sosialisasi atau taraf lainnya. PKKM tahap 1 ini lebih kepada sudah melompat jauh kemudian tarafnya sudah melebihi internasional sehingga sudah diharapkan kompetitif sekali untuk program-programnya,” jelas Hadi.
Sebagai salah satu kebijakan mendukung implementasi kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang telah ditetapkan pada tahun 2020, Kemendikbudristek menyelenggarakan Program Matching Fund (MF) bagi Perguruan Tinggi Akademik (Dikti) dan Perguruan Tinggi Vokasi (Diksi) serta Program Kompetisi Kampus Merdeka ( PKKM) Tahun 2023.
Program MF dan PKKM 2023 diharapkan mampu mengakselerasi peningkatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi di Indonesia melalui pembentukan ekosistem kolaborasi antara Perguruan Tinggi dengan Dunia Industri, LSM, Pemerintah, BUMN dan Masyarakat sebagai mitra dan/atau penerima manfaat. Selain itu, Program MF dan PKKM diharapkan mampu memfasilitasi semangat sivitas akademika dalam proses transformasi pendidikan tinggi. Beberapa transformasi yang disasar ialah peningkatan kualitas mulai dari aspek lulusan, perguruan tinggi, dan kurikulum yang diukur melalui delapan Indikator Kinerja Utama.
Tri Yuni Hendrawati menjelaskan program Matching Fun ini adalah pengganti untuk penelitian pengembangan sebagai mana di dalam program Matching Fund memerlukan kolaborasi dengan beberapa industri. Lebih, lanjut, Yuni mengatakan secara prinsip Matching Fund tahun 2023 tidak terlalu berbeda dengan tahun sebelumnya. Maka kondisi pengembangan kampus paling tidak ada 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi kompetisi secara nasional dari mulai program studi bekerjasama dengan mitra, kelas yang kolaboratif, dan seterusnya, termasuk dosen berkegiatan diluar kampus.
“Kegiatan Matching Fun ini tentu saja akan memberikan IKU yang baik diantara kedelapan IKU ini” sambung Yuni. Sementara itu, Yuni juga menjelaskan secara terperinci tahapan seleksi untuk PKKM 2 yang terdiri dari tiga tahap yakni evaluasi administratif, evaluasi subtansi, dan verifikasi kelayakan (pitching).
Herwina Bahar mengatakan di akhir tahun 2022 UMJ memiliki program kompetensi kampus merdeka. Program MBKM khususnya di UMJ menjadi peringkat pertama pada program Flagship pada wilayah LLDIKTI. Herwina juga mengatakan ketidakberhasilan UMJ dalam melaksanakan program PKKM 1 tahun 2022 menjadikan evaluasi bahwa program ini merupakan program kompetisi dimana tidak semua hal harus dimenangkan.
Sementara itu, Herwina juga menjelaskan arah pengembangan Liga 1 yakni memiliki landasan yang kuat untuk melakukan loncatan aksi dalam melakukan transformasi perguruan tinggi pada level internasional berdasarkan niche masing-masing perguruan tinggi. Menjadi perguruan tinggi yang lebih mandiri dan sehat serta memiliki keunggulan pada pendidikan, penelitian, atau pengabdian masyarakat sesuai dengan diferensiasi misi yang dimilikinya. Serta, mempercepat program studi untuk mencapai kinerja yag di akui di tingkat internasional.
Tujuan PKKM tingkat prodi untuk meningkatkan mutu relevansi dan inovasi Perguruan Tinggi (PT) untuk merespon perkembangan IPTEK di masa depan sesuai dengan keunggulan program studi dan meningkatkan kerjasama dengan DUDI dan top world class universitas dalam rangka transformasi PT untuk mendapatkan pengakuan internasional dan meningkatkan daya saing bangsa.
“Apapun kendala, masalah, serta tantangan kita itu tidak menyurutkan semangat untuk terus berjuang dalam menangkap berbagai macam peluang khususnya program PKKM” ungkap Herwina. (KH/KSU)