Kemampuan Literasi, Indikator Kemajuan Peserta Didik

Oleh :
Kholifatul Husna
tangkap layar webinar SAMASTA 3 via daring Rabu (30/11)
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena berfokus pada kemampuan literasi, “Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan perkembangan peserta didik,” jelas Washadi pengurus ADOBSI DKI Jakarta dalam agenda Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia yang digelar oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP UMJ) berkolaborasi dengan Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) DKI Jakarta juga dengan beberapa Universitas seperti Universitas Muhammadiyah Lampung dan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UNIMUDA), melaksanakan seminar bahasa dan sastra Indonesia secara daring (30/11). Agenda ini berbentuk webinar dengan tema “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Bingkai Kurikulum Merdeka,” yang dibuka oleh Dekan FIP UMJ Dr. Iswan, M.Si. serta Dosen FIP UMJ Ahmad Fadly, M.Hum., Dosen Universitas Muhammadiyah Lampung Dr. Dalman, M.Pd., Dosen UNIMUDA Sorong Teguh Yuliandri Putra, M.Pd., dan pengurus ADOBSI DKI Jakarta Washadi, S.Pd., M.Pd., sebagai pembicaranya. Kendati demikian, Washadi berpendapat terdapat tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi berbahasa peserta didik. Pertama, bahasa sebagai pengembangan kompetensi berbahasa. Kedua, sastra dalam kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan pencipta karya sastra. Terakhir, berpikir dengan kritis, kreatif, dan imajinatif. Iswan mengatakan ADOBSI ini sangat kreatif dalam membuktikan asosiasi proses pembelajaran khususnya Bahasa dan Sastra Indonesia, karena sejatinya bahasa Indonesia itu masih diwajibkan sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam konteks kurikulum merdeka belajar yang ada dalam UU Nomor 30 Tahun 2022 tentang kebijakan MBKM. Iswan juga berharap dengan adanya seminar ini mampu membuat peserta lebih memahami bahasa dan sastra Indonesia dalam bingkai kurikulum merdeka. Dalman menyampaikan kreativitas pembelajaran diperlukan bagi pendidik/dosen, peserta didik/mahasiswa agar dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi pada waktu belajar. “Model pembelajaran kreatif juga bisa menjadi rujukan dalam meningkatkan minat belajar peserta didik, penggunaan bermacam-macam metode pembelajaran dapat menarik peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran,” ungkap Dalman. Lebih lanjut, Dalman juga menjelaskan terdapat beberapa poin untuk menjadi guru masa depan. Pertama, guru yang profesional harus memiliki new mindset, dan new result. Kedua, guru atau pendidik juga harus punya growth mindset. Jadikan perubahan itu sebagai guru yang kreatif supaya menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Teguh Yuliandri Putra dosen UNIMUDA Sorong menyampaikan bahwa di dunia ini setiap orang bisa menjadi guru dan setiap rumah bisa menjadi sekolah. Hal ini merepresentasikan bahwa merdeka belajar merupakan salah satu terobosan unik yang memusatkan pada perhatian dalam asas kemerdekaan, dimana mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar di luar kampusnya. Paparan materi selanjutnya, Ahmad Fadly dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta menjelaskan dalam paparan materinya tentang pasal pencemaran nama baik seperti dalam UU Pasal 28 dan Pasal 28E ayat 3 tahun 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Dalam hal ini, Fadly menjelaskan bahwa kasus pencemaran nama baik tidak dapat dihukum apabila penyampaian informasi itu ditunjukkan untuk kepentingan umum, untuk membela diri, dan untuk mengungkapkan kebenaran. Ditutup dengan kegiatan presentasi pemakalah moderator Wika Soviana mengatakan adanya kegiatan seminar bahasa dan sastra Indonesia ini diharapkan dapat memberikan gambaran problematika yang sedang dihadapi serta alternatif jawaban atas kondisi fenomena bahasa dan sastra Indonesia. Seminar yang dihadiri lebih dari 257 peserta baik mahasiswa atau pendidik dari berbagai universitas dan sekolah dengan tujuan menumbuhkan sikap positif, memartabatkan dan menjayakan bahasa dan sastra Indonesia. (KH/KSU)