UMJ Jadi Tuan Rumah PDPP Batch 2 2022

Oleh :
Dinar Meidiana
Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten hari pertama, di Swiss-Belhotel, Senin (07/11).

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berkesempatan menjadi tuan rumah dalam Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten (PDPP) Batch 2 tahun 2022. Pelatihan tersebut merupakan program Kemendikbudristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) yang ditujukan bagi para dosen peneliti seluruh Indonesia. Sebanyak 81 dosen peneliti dari perguruan tinggi, mengikuti pelatihan selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu, 7-9 November 2022 di Swiss-Belhotel, Tangerang Selatan. 

Perwakilan DRTPM M. Husni Thamrin mengaku bahwa UMJ dipercaya menjadi mitra kerja sama dalam penyelenggaraan PDPP karena pengalaman yang miliki dalam menyelenggarakan program kegiatan. Kerja sama yang dijalin antara Kemendikbudristek dan UMJ dalam hal penyelenggaraan pelatihan disambut baik oleh Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si. Menurutnya, kegiatan tersebut penting untuk dilakukan karena adanya perkembangan tren perguruan tinggi yang tidak berhenti pada teaching university dan research university, tapi saat ini sudah mengarah pada technopreneur university. Oleh karenanya, perguruan tinggi termasuk UMJ dituntut untuk melahirkan banyak HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). “Harapannya tidak sekedar memperoleh HAKI bersifat formalistik, tapi juga terkait tingkat kebermanfaatannya di masyarakat. HAKI harus bisa merespon berbagai persoalan di masyarakat,” ungkap Ma’mun.

Dr. Ma’mun Murod, M.Si., memberikan sambutan dalam pembukaan PDPP Batch 2 2022 di Swiss-Belhotel, Senin (07/11).

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Prof. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si., mengatakan bahwa pelatihan salah satu dukungan untuk menuju UMJ unggul. Berdasarkan data yang tercatat di LPPM UMJ, saat ini UMJ telah memiliki satu paten granted dan lima paten on going. Melalui pelatihan ini, diharapkan UMJ akan mempunyai paten yang banyak dalam proses hilirisasi penelitian yang kemudian akan dipatenkan dan dikomersialisasi melalui kerja sama  industri dan mitra lainnya.“Maka penelitian tidak hanya menjadi menara gading, tapi juga menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak,” ungkap Yuni.

Husni Thamrin, pada kesempatan yang sama menjelaskan bahwa melalui PDPP, DRTPM bermaksud mendorong seluruh dosen agar dapat terus menciptakan inovasi yang bisa bermanfaat selain bagi diri sendiri juga bagi masyarakat. Dorongan tersebut dilakukan dengan cara memfasilitasi para dosen dalam proses daftar paten ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Selain itu, adanya paten menjadi prestasi bagi dosen terkait dan perguruan tinggi. “Kalau misalnya dalam satu perguruan tinggi banyak menghasilkan paten, akan mengangkat akreditasi. Jadi paten saat ini sudah diperhitungkan untuk bisa menjadi bagian peningkatan prestasi perguruan tinggi khususnya dalam hal akreditasi,” kata Thamrin. 

Dari 81  peserta pelatihan, lima di antaranya merupakan dosen UMJ yang berhasil melalui tahap seleksi dan menerima undangan untuk mengikuti pelatihan. Peserta pelatihan merupakan dosen yang patennya berpotensi untuk didaftarkan dan dinilai oleh tim pakar dari DRTM. Berdasarkan penuturan dari perwakilan DRTPM M. Husni Thamrin, bahwa tahun 2022 DRTPM memiliki target untuk mengumpulkan sebanyak 500 KI dan telah berhasil menjaring sekitar 300 KI pada PDPP Batch 1. Seluruh peserta akan mengikuti serangkaian pelatihan yang difasilitasi oleh pakar dari berbagai instansi, di antaranya Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan pakar dari berbagai perguruan tinggi bereputasi di Indonesia. Berkaitan upaya peningkatan paten dan hilirisasi produk penelitian, LPPM UMJ secara internal melakukan pelatihan paten untuk mendorong hilirisasi dan komersialisasi produk hasil penelitian di UMJ. (DN/KSU)