Rektor Bicara Soal Dua Wajah Muhammadiyah

Oleh :
Dinar Meidiana
Dr. Ma’mun Murod, M.Si. (kedua dari kanan), saat menjadi narasumber dalam Seminar dan Konsolidasi Ideologi Politik dan Organisasi (Ideopolitor) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Makassar, di Hotel UIN Alauddin Makassar, Kamis (27/10).

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Ma’mun Murod, M.Si., berkesempatan menjadi narasumber dalam Seminar dan Konsolidasi Ideologi Politik dan Organisasi (Ideopolitor) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Makassar, Kamis (27/10). Kegiatan diikuti sedikitnya 200 kader Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan yang merupakan perwakilan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) yang membidangi LHKP dan Majelis Pendidikan Kader (MPK), perwakilan LHKP dan MPK, dan organisasi otonom tingkat wilayah. Ma’mun yang juga Wakil Ketua LHKP PP Muhammadiyah memberikan pemahaman dalam menyikapi pemilu serentak 2024 mendatang terkait dengan Muhammadiyah dan Politik Kebangsaan.

Ma’mun menjelaskan bahwa Muhammadiyah harus dipahami dalam dua wajah, yaitu wajah jam’iyah (organisasi) dan wajah jamaah (paguyuban). Keduanya harus ada dalam diri Muhammadiyah. Menurut Ma’mun wajah jam’iyah diperlukan agar Muhammadiyah tidak menjadi perkumpulan atau organisasi yang kaku. Sedangkan wajah jamaah agar Muhammadiyah memiliki prinsip kuat tidak seperti buih di lautan yang mudah diombang-ambing.

Dr. Ma’mun Murod, M.Si., saat menjadi narasumber dalam Seminar dan Konsolidasi Ideologi Politik dan Organisasi (Ideopolitor) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Makassar, Kamis (27/10).

Dalam konteks praktik politik di Indonesia, Ma’mun menegaskan kedua wajah tersebut tetap harus dihadirkan dan aktif. Muhammadiyah dalam pengertian jam’iyah, wilayah kerja politiknya lebih bersifat kebangsaan, sedangkan dalam pengertian wajah jamaah bersifat kekuasaan. Perubahan situasi dan kondisi politik pasca Orde Baru terutama 10 tahun terakhir menunjukkan adanya politik ahistoris, liberal dan berbiaya mahal. Perubahan tersebut dapat menjadi dasar bagi kader Muhammadiyah untuk aktif dan menghadirkan kedua wajah Muhammadiyah dalam politik.

Ma’mun mengajak peserta yang sebagian besar merupakan anggota Pimpinan Wilayah dan anggota LHKP untuk melawan wacana negara yang terus menyudutkan umat Islam. Ma’mun juga tegas memantik semangat para peserta untuk terus berikhtiar dengan cara mendukung pemimpin yang berintegritas. (DN/KSU)