Kelor Organic Jerman untuk Asupan Gizi Buruk

Oleh :
KSU UMJ Editor
Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P. (tengah) didampingi Prof. Dr. Ir. Nurhidayati, MP. (kiri) dan Ir. Ayub Darmanto (kanan) saat memberikan sambutan di Ruang Dekan FTan UMJ, Selasa (19/10)

Jakarta – umj.ac.id Kelor organic dengan standar Jerman yang akan dibuat menjadi berbagai olahan sebagai asupan untuk handling gizi buruk pada balita dan orang tua. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P., saat menandatangani MoU di Fakultas Pertanian (FTAN) UMJ.

FTAN UMJ, menjadi tuan rumah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Ilmu Pertanian Indonesia (APTSIPI) dengan PT. Agrosid Manunggal Sentosa, Rabu (19/10). Hadir pada kesempatan ini Ketua Umum APTSIPI, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P., Sekjen APTSIPI Prof. Dr. Ir. Nurhidayati, MP., Direktur Utama PT.Agrosid Manunggal Sentosa, Ir. Ayub Darmanto, dan beberapa anggota APTSIPI lain.

Perjanjian ini mencakup tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada bidang pendidikan, mahasiswa akan mendapatkan kurikulum yang relevan agar siap menghadapi dengan dunia industri setelah lulus. Sementara kerja sama pada bidang penelitian adalah bersama-sama melakukan persiapan pelaksanaan, monitoring panen, sampai pada pasca panen yang pada perjalanannya akan mencari solusi pada kendala yang terjadi. Seperti diketahui, saat ini Indonesia menempati posisi ke-10 sebagai negara dengan gizi buruk tinggi.

Fokus bidang pengabdian masyarakat adalah memerangi gizi buruk pada balita dan orang tua. “Dalam kerja sama ini, kami akan mengembangkan kelor organic dengan standar Jerman yang akan dibuat menjadi berbagai olahan sebagai asupan untuk handling gizi buruk pada balita dan orang tua”, jelas Paris. Seperti diketahui, saat ini Indonesia menempati posisi ke-10 sebagai negara dengan gizi buruk tinggi.

Selain tridharma, poin menarik pada ruang lingkup kerja sama ini adalah hilirisasi. Sekjen APTSIPI, Nurhidayati mengatakan hilirisasi bermaksud untuk menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan dapat diimplementasikan dengan tujuan meningkatkan produktivitas agar lebih mensejahterakan. “Dosen memiliki masing2 penelitian yang berupa produk maupun prototipe yang hanya disimpan dalam bentuk sebuah buku ataupun jurnal, tidak sampai pada masyarakat yang membutuhkan khususnya petani. Disinilah peran kerja sama ini untuk menyampaikan hasil penelitian untuk diimplementasikan”, jelas Nurhidayati.

Ir. Ayub Darmanto, Direktur Utama menjelaskan PT. Agrosid Manunggal Sentosa bergerak dibidang perbenihan seperti benih sayuran, buah-buahan, agrihibrida. Fungsi daripada benih ini adalah sebagai produk pendukung agar budidaya yang ditanam akan tumbuh dengan baik. “Bentuk kerjasamanya, pengembangan produk untuk mendukung pengembangan budidaya, mempercepat fermentasi dari bahan organik agar lebih mudah diserap, dan akan tumbuh lebih subur dan sehat”, ujar Ayub.

Selain penandatangan tersebut, diadakan pula Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara UMJ dengan PT. Agrosid Manunggal. “Momen ini merupakan jembatan UMJ untuk bekerja sama dengan PT Agrosid lebih jauh. Nantinya, kami akan bekerjasama dengan dalam bidang penelitian, magang, bahkan memasarkan produk masing-masing”, jelas Larno