“Upaya yang perlu dilakukan dalam pengembangan diri yaitu dengan usaha meningkatkan dan memaksimalkan prestasi pribadi, serta membuka ‘gembok’ potensi diri,” penggalan motivasi yang disampaikan oleh Wakil Rektor I UMJ, Dr. Muhammad Hadi, M.Kep. saat menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Intan Martapura, di Ballroom Hotel Novotel, Banjar Baru, Kalimantan Selatan, pada Rabu (12/10/2022).
Kegiatan tersebut bertajuk Mengenal dan Mengembangkan Potensi Diri dalam Menjalani Pendidikan Calon Tenaga Kesehatan, yang dihadiri oleh Hj. Zubaidah, SST., S.Kep., MPH., Dr. Muhammad Hadi, M.Kep., Ns.Taufik Hidayat, M.Kep., Sp.Kom., dan Insana Maria, BSN., M.Kep., serta diikuti kurang lebih 460 mahasiswa prodi Diploma Tiga Keperawatan, Sarjana Keperawatan, dan Sarjana Administrasi Rumah Sakit.
Pada kesempatan tersebut, Hadi yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) menjelaskan, ketika menjadi mahasiswa keperawatan dan kesehatan harus melakukan perubahan dan mengembangkan potensi diri melalui tiga aspek yaitu introspeksi diri, feedback dari orang lain, dan melakukan test psikologi (jika memungkinkan). Hal tersebut sangatlah penting mengingat yang akan dihadapi nanti oleh perawat terkait dengan keselamatan nyawa manusia sehingga tidak diperbolehkan melakukan kesalahan sedikitpun. Lebih lanjut, menurutnya faktor yang paling menentukan terjadinya perubahan dan pengembangan diri adalah motivasi. Menurut Hadi, ada 2 (dua) teknik untuk memotivasi diri, yaitu membangun kepercayaan diri dan disiplin.
“Membangun kepercayaan diri bisa dengan cara menghindari mencari-cari alasan, tidak takut gagal, menjaga penampilan juga bentuk meningkatkan kepercayaan diri, atau bisa juga dengan menyusun catatan kesuksesan yang pernah Anda raih,” jelas Hadi. Sementara hambatan pengembangan potensi diri biasanya tumbuh dari diri sendiri. “Tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, kurang termotivasi, enggan mengenali diri sendiri, sikap acuh tak acuh, jalan pikiran yang negatif, merupakan hal-hal yang menghambat pengembangan potensi diri,” tambahnya.
Hadi juga menyampaikan bahwa hambatan-hambatan dalam pengembangan potensi diri tersebut bisa ditangani dengan upaya-upaya seperti meningkatkan dan memaksimalkan prestasi pribadi, membuka “gembok” potensi diri (unlocking potential power), mengelola sumber daya dalam diri (managing inner resources), dan melakukan langkah besar menuju sukses (giant steps to success).
Hal-hal tersebut ia jelaskan karena penting bagi seorang perawat saat berkerja nanti karena akan membangun tim multi profesi dengan fokus penanganan pada kualitas kesembuhan dan keselamatan pasien bekerja sama dengan tenaga kesehatan dari rumpun lain yang terlibat. Kemajuan tenaga kesehatan berjalan lurus dengan kemajuan teknologi pendukungnya, oleh karena itu, di era 4.0 ini Hadi berharap tenaga kesehatan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi karena kemajuan teknologi, dimana interaksi manusia (dalam hal ini perawat) dengan mesin akan lebih banyak. (QF/KSU)