Strategi Peneguhan Ideologi Muhammadiyah PTMA pada Era Disrupsi

Oleh :
KSU UMJ Editor

Rabu (20/07/2022) Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menjadi narasumber dalam kegiatan webinar melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPK PWM) Jawa Barat dengan topik “Strategi Peneguhan Ideologi Muhammadiyah PTM/A pada Era Disrupsi”.

Ma’mun menjelaskan bahwa ideologi merupakan sistem, cara pandang, dan ajaran. Ideologi Muhammadiyah merupakan ajaran, cara berfikir, sistem keyakinan serta perjuangan Muhammadiyah untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan umat melalui gerakan sosial keagamaan. “Berbicara ideologi Muhammadiyah, kita membahas isi tentang Muqqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, kepribadian Muhammadiyah, Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, Pedoman hidup islami warga muhammadiyah, dan Khittah perjuangan Muhammadiyah,” ujar Ma’mun.

Implementasi gerakan sosial keagamaan Muhammadiyah, menurut Ma’mun, dilakukan dengan pendekatan yang tidak kaku. Toleransi dengan perbedaan, tidak mudah menghukum dan menghakimi perbedaan paham. Moderat sebagai ciri orang Muhammadiyah, akan tersemat ketika hal tersebut dilakukan.

Tantangan dalam upaya peneguhan, terkhusus di PTM/A, terjadi pada sumber daya manusia yang menjadi tendik dan dosen memiliki perbedaan pandangan mengenai Muhammadiyah. “Tidak berjalan dengan start yang sama. ada yang cepat belajar Muhammadiyah, ada yang lambat, dan ada juga yang merasa tidak penting untuk mempelajari Muhammadiyah,” ucap Ma’mun. Orang yang lambat dalam mempelajari Muhammadiyah, menurut Ma’mun, tercermin pada mereka yang acap kali menjelekkan Muhammadiyah yang berangkat dari ketidakpahaman mereka terhadap Muhammadiyah itu sendiri.

Strategi yang akan dilakukan, sebagai upaya peneguhan ideologi muhammadiyah harus didukung dengan kebijakan yang ada. “Perlu ada kebijakan yang menopang penguatan Ideologi Muhammadiyah,” jelas Ma’mun. Sebagai contoh pengaderan Baitul Arqam kepada dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa.

“Peneguhan Ideologi Muhammadiyah harus terus dilakukan, dikampanyekan, dan diajarkan oleh dosen, tenaga pendidik, sampai aktivis mahasiswa di tingkat ortom,” tegas Ma’mun. (JD)